Formulir Kontak

 

Makalah Fotosintesis


BAB 1
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Fotosintesis berasal dari kata foton yang berarti cahaya, dan sintesis yang berarti menyusun. Fotosintesis dapat diartikan sebagai suatu penyususnan senyawa kimia kompleks yang memerlukan energy cahaya, cahaya alami itu ialah cahay matahari. Proses ini menggunakan energy dari cahaya matahari yang dapat dimanfaatkan oleh klorofil yang terdapat dalam kloroplas. Seperti haknya mitokondria, kloroplas memiliki membrane luar dan membra dalam . membrane dalam meneglilingi suatu stroma yang mengandung enzim-enzim yang larut dalam struktur memebran ynag disebut tilakoid.
Proses fotosintesis dipengaruhi oleh beberapa factor antara lain air (H2O), konsentrasi CO2, suhu, umur daun, cahaya dan lain-lain. Tetapi, yang menjadi factor utama adalah cahaya, air dan karbondioksida.
Berbeda dengan organism heterotrof, organism autotrof menggunakan energy yang berasal dari karbondioksida dan zat organic tertentu. Organism yang demikian disebut kemoautotrof, karena menggunakan zat-zat kimiawi dalam memproduksi senyawa organic dari senyawa anorganik. Sedangkan peristiwa fotointesis sendiri dilakukan oleh organism autotrof. Karena dalam proses pembentukan senyawa organiknya menggunakan energy yang bersal dari cahay matahari. Dalam fotosintesis, dihasilkan glukosa (karbohidrat) dan oksigen. Hampir semua makhluk hidup bergantung pada hasil fotosintesis. Sehingga fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi, organism yang mampu menyusun senyawa organic dari senyawa anorganik dinamakan organism autotrof. Pada dasarnya, fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi karbon pada proses fotosintesis. Karbon bebas kemudian diikat sehingga menjadi gula.

B.                 Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan fotosintesis dan bagaimana  sejarahnya ?
2.      Bagaimana peran pigmen dalam proses dalam proses fotosintesis ?
3.      Bagaimana pengaruh spectrum cahaya terhadap fotosintesis ?
4.      Apa peran organism fotosintetik dalam proses fotosintesis ?
5.      Bagaimana tahapan terjadi proses fotosintesis ?

C.                Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui pengertian fotosintesis dan sejarahnya.
2.      Untuk mengetahui pigmen apa saja yang berperan dalam proses fotosintesis.
3.      Untuk mengetahui pengaruh spectrum cahaya terhadap fotosintesis.
4.      Untuk mengetahui peran organisme fotosintetik terhadap proses fotosintesis.
5.      Untuk mengetahui proses terjadinya fotosintesis.


BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian  Dan Sejarah Fotosintesis
Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energy yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari. Hampir semua makhluk hidup bergantung dari energy yang dihasilkan dalam fotosintesis. Akibatnya fotosintesis menjadi sangat penting bagi kehidupan di bumi. Fotosintesis juga berjasa menghasilkan sebagian besar oksigen yang terdapat diatmosfer bumi. Organisme yang menghasilkan energi melalui fotosintesis (photos berarti cahaya) disebut sebagai fototrof. Fotosintesis merupakan salah satu asimilasi karbon karena dalam  fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (difiksasi) menjadi gula sebagai molekul penyimpan energi. Cara lain yang ditempuh organisme untuk mengasimilasi karbon adalah melalui kemosintesis, yang dilakukan oleh sejumlah bakteri belerang.
Fotosintesis juga tergolong proses anabolisme, yaitu suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks. Anabolisme memerlukan energi. Anabolisme adalah suatu peristiwa perubahan senyawa sederhana menjadi senyawa kompleks. Salah satu peristiwa anabolisme adalah fotosintesis. Fotosintesis yang biasa dikenal hanyalah proses yang secara sederhana dapat dilihat sebagai berikut:
6H2O + 6CO2 + cahaya           C6H12O6 (glukosa) + 6O2
Pada dasarnya percobaan tentang fotosintesis telah dilakukan oleh beberapa ilmuan, seperti Joseph Priestly, Jan Ingenhouz, Robert Mayer dan lain-lain. Adapun sejarah fotesistesis adalah sebagai berikut:
1.      Joseph Priestley
Pada tahun 1772, Joseph Priestley, salah seorang penemu molekul oksigen, melakukan penelitian dan menyimpulkan bahwa tumbuhan mengubah udara yang dikeluarkan hewan menjadi udara segar. Priestley melakukan eksperimen bahwa jika di dalam tabung tertutup diletakkan tikus dan tumbuhan, tikus tetap hidup. Selanjutnya, kita mengetahui bahwa tumbuhan menggunakan karbon dioksida yang dikeluarkan oleh hewan, dan hewan menyerap oksigen yang dihasilkan tumbuhan.
2.      Jan Ingenhouz
Pada tahun 1779, Jan Ingenhouz, seorang dokter dan peneliti dari Belanda,
membuat percobaan dengan menggunakan tanaman air Hydrilla verticillata ke dalam bejana berisi air. Bejana tersebut ditutup dengan corong terbalik dan di atasnya diberi tabung reaksi yang juga penuh terisi air. Rangkaian percobaan tersebut selanjutnya didedahkan ditempat yang mendapat cahaya matahari. Setelah beberapa saat dari tanaman percobaan tersebut muncul gelembung-gelembung udara yang tertampung pada dasar tabung reaksi yang posisinya terbalik. Dari percobaan yang dilakukan Ingenhouz menyimpulkan, bahwa fotosintesis menghasilkan O2
3.      Robert Mayer
Pada tahun 1842, Robert Mayer, penemu hukum pertama termodinamika mengenai konservasi energi, menuliskan makalah dimana ia menyimpulkan bahwa sinar matahari memberikan energi bagi pembentukan produk fotosintesis.
Jadi, pada pertengahan abad ke-19, disepakati bahwa persamaan reaksi umum untuk fotosintesis tumbuhan adalah:


B.           Tempat Berlangsungnya Fotosintesis
Daun merupakan tempat utama terjadinya proses fotosintesis. Daun terdiri dari beberapa jaringan dan beberapa bagian-bagian lainnya. Daun pada umumnya terdiri dari lapisan kutikula, lapisan epidermis atas, dan epidermis bawah, jaringan mesofil daun, dan jaringan spons. Jaringan epidermis tidak memiliki ruang antar sel dan berfungsi melindungi bagian-bagian daun yang ada dibawah/ atasnya. Pada jaringan epidermis, terdapat banyak stomata. Stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (Guard Cell).
C.          Pigmen Tumbuhan
Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperan menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintesis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, dan xantofil, karotenoid, dan lain sebagainya. Pigmen ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu.
Pigmen umumnya mempunyai penyerapan maksimum pada gelombang cahaya pendek dan juga panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya, maka pada kloroplas terdapat kelompok permanen  cahaya yang disebut dengan antena yang terdiri dari bermacam-macam pigmen, pigmen yang paling banyak pada kloroplas adalah klorofil.
Klorofil merupakan pigmen yang berwarna hijau yang terdapat pada kloroplas pigmen ini berguna untuk melangsungkan fotosintesis pada tumbuahan. Aneka bentuk dan ukuran kloroplas ditemukan pada berbagai tumbuhan. Pigmen warna hijau yang terdapat pada kloroplas disebut dengan klorofil dan dari zat inilah warna daun berasal.
Klorofil merupakan suatu kompleks Mg2+ yang menyerupai protoporfirin hemoglobin. Terdapat dua jenis klorofil, yaitu klorofil a dan klorofil b. Klorofil a, terdapat di dalam kloroplas semua sel tumbuhan hijau, terdiri dari empat cincin piroltersubstitusi, satu diantaranya (cincin IV) tereduksi. Klorofil a juga mempunyai cincin kelima, yang bukan merupakan pirol. Klorofil a juga memiliki rantai isoprenoid panjang, yang terdiri dari fitol alcohol yang teresterifikasi dengan gugus karboksil substituent pada cincin IV. Keempat atom Nitrogen sentral klorofil a dikoordinasikan dengan Mg2+ . Sedangkan untuk klorofil b, memiliki suatu gugus aldehid sebagai pengganti gugus metal yang terikat pada cincin II. Kebanyakan tumbuhan tinggi mengandung kurang lebih dua kali banyak klorofil a dibanding klorofil b.
Selain klorofil, membran tilakoid mengandung pigmen lain penyerap cahaya, yang secara bersama-sama disebut pigmen pelengkap. Pigmen pelengkap ini mengandung berbagai macam karotenoid, yamg mungkin berwarna merah, kuning, atau ungu. Yang paling penting adalah karoten-β, dan karoten kuning xantofil. Pigmen karotenoid menyerap cahaya pada panjang gelombang yang berbeda dengan yang diserap oleh klorofil dan karenanya merupakan penerima cahaya yang saling melengkapi.
Fotosintesis sendiri sebenarnya terjadi di kloroplas. Kloroplas terdapat pada jaringan mesofil daun kecuali lapisan epidermis. Kloroplas juga terdapat di bagian-bagian tanaman yang berwarna hijau, misalnya batang atau ranting daun yang berwarna hijau, dll.
Bentuk kloroplas berbeda untuk setiap spesies, tetapi biasanya jauh lebih besar volumenya dibandingkan dengan mitokondrion. Organel ini dikelilingi oleh membran luar yang bersambungan, yang bersifat agak rapuh. Suatu sistem membran membungkus ruangan bagian dalam organel sel. Di dalamnya, dan seringkali berhubungan dengan membran bagian dalam, terdapat banyak kantung pipih yang dikelilingi membran, yang dinamakan tilakoid susunan dari tilakoid ini dinamaka grana. Membran tilakoid mengandung semua pigmen fotosintetik pada kloroplas dan semua enzim yang diperlukan bagi reaksi primer yang bergantung pada cahaya matahari. Cairan di dalam ruang yang melingkupi kantung tilakoid dinamakan stroma. Stroma mengandung hampir semua enzim yang diperlukn reaksi gelap, yang mereduksi CO2 untuk membentuk glukosa.
                                                          
                                                          
D.          Penyerapan Cahaya Fotosintesis
   Untuk memahami bagaimana cahaya menyebabkan fotosintesis, kita harus mempelajari sifatnya. Pertama, cahaya mempunyai sifat gelombang dan sifat partikel. Sifat partikel cahaya biasanya diungkapkan dalam pernyataan bahwa cahaya itu datang dalam bentuk kuanta atau foton; yaitu paket energi yang terpotong-potong, masing-masing  mempunyai panjang gelombang tertentu.
   Energi dalam tiap foton berbanding terbalik dengan panjang gelombang, sehingga panjang gelombang ungu dan biru mempunyai foton yang lebih berenergi dibandingkan dengan panjang gelombang jingga dan merah.
Prinsip dasar penyerapan cahaya, sering disebut Hukum Stark Einsteins, adalah bahwa tiap molekul hanya dapat menyerap 1 foton setiap kali, dan foton ini menyebabkan eksitasi satu elektron saja. Elektron bervalensi (ikatan) tertentu pada orbit keadaan-asas yang stabil adalah yang biasanya tereksitasi, dan tiap elektron dapat dilemparkan dari keadaan-asasnya dalam inti bermuatan positif dengan jarak yang sesuai dengan energi yang diserap oleh foton. Molekul pigmen kemudian berada dalam keadaan tereksitasi, dan energi eksitasi inilah yang digunakan dalam fotosintesis.
   Klorofil dan pigmen lain dapat tetap dalam keadaan tereksitasi hanya dalam waktu yang amat singkat, biasanya sepermilyar (10-9) detik (nanodetik) atau lebih singkat lagi. Cara kehilangan energi beberapa pigmen, termasuk klorofil, kehilangan energi eksitasi adalah dengan gabungan antara kehilangan bahang dan fluoresensi, (Fluoresensi adalah produk cahaya yang diikuti perombakan elektron tereksitasi secara cepat). Fluoresensi klorofil hanya menghasilkan cahaya merah tua, dan panjang gelombang yang panjang ini mudah terlihat bila larutan klorofil a atau b, atau campuran pigmen kloroplas yang cukup pekat, disinari, khususnya dengan radiasi ultra ungu atau biru. Di daun, fluorisensi sangat lemah, karena anergi eksitasi digunakan untuk fotosintesis.
   Pada fotosintesis, energi pada elektron yang tereksitasi di berbagai pigmen ditransfer ke pigmen pengumpul energi, yakni pusat reaksi. Ada dua macam pusat reaksi tilakoid, keduanya mengandung klorofil a yang khusus terbentuk dari penggabungan molekul itu dengan protein tertentu dan komponen membran lainnya.
   Daun sebagian besar spesies tumbuhan menyerap lebih dari 90% panjang gelombang ungu dan biru yang mengenainya, dan hampir sebesar presentase panjang gelombang jingga dan merah. Hampir semua penyerapan ini dilakukan oleh pigmen kloroplas. Di tilakoid, tiap foton dapat mengeksitasi sebuah elektron pada karotenoid atau klorofil. Klorofil berwarna hijau karena tidak efektif dalam menyerap panjang gelombang hijau, melainkan memantulkan atau melakukannya. Sebagian besar karotenoid (β karoten maupun xantofil) di tilakoid secara efisien memindahkan energi eksitasinya ke pusat reaksi seperti yang dilakukan klorofil sehingga mereka berperan dalam fotosintesis.

E.           Organisme fotosintetik
Berdasarkan kemmapuannya dalam mengahsilkan oksigen, organism fotosintetik dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu organisme yang dapat mengahsilkan oksigen dan organism yang tidak menghasilkan oksigen.
1.      Organism penghasil oksigen
Sel daun yang bewarna hijau tumbuhan tingkat tinggi merupakan penghasil oksigen. Organism ini bersifat autotrof, artinya dapat mensintesis makanan langsung dari senyawa anorganik. Tumbuhan menggunakan karbondioksida dan air untuk menghasilkan gula dan oksigen yang diperlukan sebagai makannanya. Energy untuk menjalankan proses ini berasal dari fotosintesis. Dalam prosesnya, organism ini menggunakan air sebagai pemberi hodrogen untuk mereduksi karbondioksida.
Selain tumbuhan tingkat tinggi, Cyanobakteri juga termsik dalam organism fotosintetik penghasil oksigen. Karena Cyanobakteri memiliki system fotosintetik yang serupa dengan yang dimiliki tumbuhan hijau.
2.      Organisme yang tidak menghasilkan oksigen
Bakteri fotosintetik pada umumnya tidak menghasilkan oksigen. Bahkan banyak diantaranya yang bersifat anaerobic mutlak dan tidak dapat hidup denga adanya oksigen. Sebagai donor hydrogen, beberapa bakteri fotosintetik mempergunakan senyawa anorganik. Sebagi contoh, bakteri sulfir hijau menggunakan hydrogen sulfide sebagi donor hydrogen. Bakteri ini, bukannya melepaskan molekul oksigen, tetapi melepaskan unsure sulfur sebagai produk oksidasi H2S.

F.           Tahapan Fotosintesis
Secara umum fotosintesis berlangsung dalam 2 tahap reaksi, yaitu reaksi terang (light- dependent reaction) dan reaksi gelap (light- independent reaction). Reaksi terang berlangsung jika ada cahaya, sedangkan reaksi gelap berlangsung tanpa memrlukan cahaya.
1.      Reaksi Terang
Reaksi terang berlangsung di dalam membran tilakoid yang didalamnya terdapat pigmen klorofil a, klorofil b dan pigmen tumbuhan yaitu karoten. Pigmen- pigmen ini mnyerap cahaya ungu, biru dan merah lebih baik dari cahaya lain. Reaksi terang merupakan reaksi penangkapan energy cahaya . energy cahaya yang diserap membrane tilakoid akan menaikkan electron berenergi rendah yang berasal dari H2O. electron-elektron beregrak dari klorofil a menuju system transport electron yang menghasilkan ATP (ADP + P).
Electron-electron itu akan ditangkap oleh NADP+. Setelah menerima electron maka akan berubah menjadi NADPH. ATP dan NADP menyimpan energy sementara dalam bentuk electron berenergi yang akan digunakan untuk mereduksi CO2. Reaksi terang melibatkan dua jenis fotosistem, yaitu fotosistem I dan fotosistem II.
Fotosistem merupakan suatu unit yang terdiri atas klorofil a, komplek antene dan akseptor electron yang mampu menangkap energy cahaya (foton) matahari. Jika klorofil hanya menyerap cahaya merah, ungu dan biru kemudian dipantulkan kembali maka terlihat warna hijau. Warna klorofil berbeda-beda tergantung dari jenis klorofil dan cahaya yang tererap kemudian dipantulkan. Ada dua macam klorofil: 1). Klorofil a, yaitu yang memilki pigmen warna hijau, 2). Klorofil b, yaitu yang memiliki pigmen warna kuning smapai jingga yang disebut karoten memiliki struktur mirip dengan klorofil a.
Pada klorofil a terdapat dua macam fotosistem, yaitu fotosistem I atau disebut p700 karena sensitive terhadap energy cahaya dengan panjang gelombang 700 mm dan fotosistem II atau disebut p680 yang sensitive terhadap energy cahay yang panjang gelombang 680.

Proses penyerapan energy cahaya dapat mengakibatkan terlepasnya electron berenergi tinggi dari klorofil a, selanjutnya disalurkan dan ditangkap oleh akseptor electron. Dalam reaksi terang, terdapat dua jalur perjalanan electron, yaitu jalur electron siklik dan jalur electron nonsiklik.

a.      Aliran Non Siklik

Langkah awal dari reaksi terang adalah transfer electron tereksitasi dari klorofil pusat reaksi menuju molekul khusus yang disebut akseptor electron primer. Air (H2O) diuraikan menjadi 2 ion hydrogen dan 1 atom oksigen kemudian melepaskan O2. elekton yang berasal dari air (H2O) menggantikan electron yang hilang pada P680. Transport electron pada reaksi terang ini melalui rantai transport lektron menuju fotosistem I (p700). Secara berturut-turut, rantai transport electron tersebut adalah plastoquinone (Pq) yaitu pembawa electron, kompleks sitokrom, dan plastosianin (Pc) yaitu protein yang mengandung tembaga. Elktron- electron tersebut berfungsi menghasilkan energy yang kemudian tersimpan sebagai ATP. Pembentukan ATP yang menggunakan energy cahaya melalui aliran electron non siklik pada reaksi terang ini disebut fotofosforilasi non siklus.
Setelah electron mencapai fotosistem I (P700), electron ditangkap oleh akseptor primer fotosistem I. Elektron melalui rantai transport electron  kedua, yaitu melalui protein yang mengandung besi atau feredoksin (Fd). Selanjutnya, enzim NADP+ reduktase mentransfer electron ke NADP+ sehingga membentuk NADPH yang menyimpan electron berenergi tinggi dan berfungsi dalam sintesis gula dalam siklus berikutnya yaitu siklus calvin. Dengan demikian, reaksi terang menghasilkan ATP (menyediakan energy kimia) dan NADPH (menyediakan tenaga pereduksi) bagi reaksi penyintesis karbohidrat dan siklus calvin.
b.      Aliran Elektron Siklik
Reaksi siklik adalah reaksi yang hanya melibatkan satu fotosistem, yaitu fotosistem I. dalam aliran siklik, pergerakan electron dimulai dari fotosistem I. aliran electron siklik merupakan satu-satunya cara menghasilkan ATP dalam fotosintesis.

Ø  Pertama, energi cahaya yang dihasilkan oleh matahari, membuat electron-elektron di p700 menjadi aktif karena rangsangan dari luar.
Ø  Electron yang terbentuk itu kemuian keluar menuju akseptor elektorn primer kemudian menuju rantai transport electron.
Ø  Karena p700 mentransfer elektronnya ke akseptor electron, p700 mengalami defisiensi electron dan tidak dapat melaksanakan fungsinya.
Ø  Selama perpindahan electron dari akseptor satu ke akseptor lain, selalu terjadi transformasi hydrogen bersama-sama electron pada fotosistem p700 itu.
Ø  Rantai transport ini menghasilkan gaya penggerak proton, yang memompa ion H+ melewati membrane, yan kemudian menghasilkan gradient konsentrasi yang dapat digunakan untuk menggerakkan sintesa ATP selama kemoismosis yang kemudian menghasilkan ATP.
Ø  Dari rantai transport, electron kembali ke fotosistem I. dengan kembalinya electron ke fotosistem I, maka fotosistem I dapat kembali melaksanakan fungsinya lagi.
Ø  Fotofosforilasi siklik terjadi pada beberapa bakteri, dan juga terjadi pada semua organism fotoautotrof.

2.      Reaksi Gelap (Siklus Calvin)
Siklus calvin merupakan jalur metabolism yang serupa dengan siklus krebs. Karbon memasuki siklus calvin dalam bentuk CO2 dan keluar dalam bentuk gula. Siklus mengguanakan ATP sebagai sumber energy dan mengkonsumsi NADPH sebagai tenaga pereduksi untuk penambahan electron berenergi tinggi untuk membuat gula.
Karbohidrat yang dihasilkan langsung dari siklus calvin sebenarnya bukan glukosa, tetapi gula berkarbon-tiga yang dinamakan gliseraldehida 3 fosfat (G3P). siklus calvin secara umum dibagi menjadi 3 fase yaitu, fiksasi karbondioksida, fase reduksi dan fase regenerasi.


Fase I: Fiksasi karbon, Siklus calvin memasukkan setiap molekul CO2 denagn menautkannya pada gula berkarbon-lima yang dinamai ribulosa bifosfat (RuBP). Enzim yang mengkatalisis langkah pertama ini ialah RuBP karboksilase, atau rubisco. Rubisco merupakan protein yang melimpah dalam kloroplas. Produk dari reaksi ini adalah intermediet berkarbon-enam yang demikian tidak stabilnya sehingga terurai separuhnya untuk membentuk dua molekul 3-fosfogliserat (untuk setiap CO2).
Fase 2: Reduksi, setiap molekul 3 fosfogliserat menerima gugus fosfat yang baru. Suatu enzim mentransfer gugus fosfat dari ATP, membentuk 1,3-bifosfogliserat sebagai produknya. Selanjutnya, sepasang electron yang disumbangkan dari NADPH mereduksi 1,3-bifosfogliserat menjadi G3P. khususnya electron dari NADPH mereduksi gugus karboksil 3-fosfogliserat menjadi gugus karbonil yang berupa G3P, yang menyimpan lebih banyak energy potensial. G3P ini berupa gula yang berkarbon- tiga ini yang dapat dihitung sebagai selisih perolehan karbohidrat. Siklus ini mulai dengan nilai 15 karbon dari karbohidrat dalam bentuk tiga molekul gula berkarbon lima dalam RuBP.
Fase 3: Regenerasi akseptor CO2 (RuBP). Dalam suatu rangkaian reaksi yang rumit, rangka karbon yang terdiri atas lima molekul G3p disusun ulang oleh langkah terakhir siklus calvin menjadi tiga molekul RuBP. Untuk menyelesaikan ini, siklus menghabiskan tiga molekul ATP dan RuBP sekarang siap untuk menerima CO2 kembali dan siklusnya akan berlanjut.

BAB III
PENUTUP
A.          Kesimpulan
1.      Fotosintesis adalah suatu proses biokimia pembentukan zat makanan atau energy yaitu glukosa yang dilakukan tumbuhan, alga, dan beberapa jenis bakteri dengan menggunakan zat hara, karbondioksida, dan air serta dibutuhkan bantuan energi cahaya matahari.
2.      Fotosintesis terjadi di kloroplas tepatnya di membrane tilakoid.
3.      Pigmen fotosintesis terdapat dalam kloroplas yang terdiri dari klorofil a, b, dan xantofil, karotenoid. Pigmen menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda.
4.      Prinsip dasar penyerapan cahaya, sering disebut Hukum Stark Einsteins, adalah bahwa tiap molekul hanya dapat menyerap 1 foton setiap kali, dan foton ini menyebabkan eksitasi satu elektron saja.
5.      Organisme fotosintetik dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu organisme yang dapat mengahsilkan oksigen dan organism yang tidak menghasilkan oksigen.
6.      Proses fotosintesis terjadi pada dua tahapan yaitu: reaksi terang yang terjadi di membrane tilakoid dan reaksi gelap yang terjadi di grana.


DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakitan, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, Jakartta: Raja Gravindo Persada, 2013.
Campbell, Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2008
Diah R. Lukman, Fisiologi Tumbuhan, Bandung: ITB, 1989.

Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply