KATA PENGANTAR
Segala puji penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT, yang telah membimbing manusia dengan petunjuk-petunjuknya. Sehingga atas
ridha-Nya telah memudahkan penulis dalam menyelesaikan makalah Fisiologi Hewan. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita nabi Muhammad SAW.
lPenulis
mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah Fisiologi Hewan, terima kasih penulis ucapkan kepada
keluarga, teman-teman yang telah membantu dan memberi dukungan serta saran yang
terus mengalir. Sehingga penulis dapat menyelesaikan ulasan singkat ini. Namun,
ini semua tidak lepas dari ridha Allah yang telah memberikan kesempatan untuk
menyelesaikan makalah ini.
Penulis
menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari
sempurna, seperti kata pepatah “ Tak ada gading yang tak retak”. Oleh karena
itu, kritik dan saran pembaca sangat penulis harapkan, demi kesempurnaan
makalah ini. Terlepas dari kekurangan, penulis berharap agar makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca umumnya, serta dapat menjadi
tambahan ilmu. Aamin
Banda Aceh, 26 Oktober
2015
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpor Membran Sel............................................... 3
B. Transpor Aktif.............................................................................. 5
DAFTAR ISI ...................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................... 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan........................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Transpor Membran Sel............................................... 3
B. Transpor Aktif.............................................................................. 5
C. Transpor Pasif............................................................................... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................... 9
A. Kesimpulan................................................................................... 9
B.
Saran ............................................................................................ 9
DAFTAR
PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Metabolisme merupakan
aktifitas untuk memenuhi kebutuhan energy yang dibutuhkan untuk hidup. Berbagai
macam molekul, seperti molekul makanan maupun gas oksigen dan karbondioksida
senantiasakeluar masuk sel dalam proses tersebut. Setiap molekul memiliki sifat
yang khas, begitu pula membrane sel. Transport membrane selain merupakan sebuah
proses pergerakan, ternyata sangat dipengaruhi oleh interaksi antara membran
sel dengan molekul-molekul yang ditranspor.
Membrane sel
merupakan salah satu bagian dari sel yang berfungsi untuk membatasi isi sel
dari lingkunagan luarnya. Pada awal perkembangannya membrane sel memiliki berbagai macam model
berdassarkan pada hasil percobaannya. Hal tersebut atas dasar beberapa alasan
yang berhubungan dengan substansi penyususn membrane sel. Substansi penyususn
membrane sel adalah lipid, protein dan karbohidrat.
Mekanisme transport
membrane merupakan proses keluar dan masuknya molekul melalui membrane sel.
Mekanisme transport membrane terbagi dua, yaitu transport aktif dan transport
pasif. Transport pasif melewati membrane tanpa melawan gradient konsentrasi dan
tidak menggunakan energy, misalnya air secara osmosis dan O2 secara difusi.
Transport aktif misalnya pompa Na dan K yang membutuhkan energy karena harus
melawan gradient konsentrasi.
B.
Rumusan Masalah
C.
Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Transpor Membran Sel
Membran sel adalah komponen sel yang
sangat penting yaitu menjadi jalan utama keluar masuknya molekul ataupun ion ke
dalam dan ke luar sel. Organisasi molekuler membran mengakibatkan permeabilitas
selektif. Hal ini berarti membran mengatur molekul dan ion yang bisa keluar
masuk sel sehingga subtansi-subtansi tersebut tidak dapat melintas secara
sembarangan. Sel tersebut dapat mengambil berbagai macam molekul dan ion kecil
dan menolak yang lainnya.
Semua membran sel mempunyai struktur
umum yang sama, terdiri atas lapisan molekul ganda dari lipida dan protein.
Lapisan lipidanya merupakan penghalang atau barier bagi subtansi-subtansi yang
akan menembus membran, sedangkan lapisan proteinnya menyediakan jalan bagi
transfer substansi. Protein disini juga merupakan tempat pengikat dan merupakan
enzim yang berkaitan dengan membran sel. Lapisan lipida dari membran sel
terutama tersusun dari fosfolipida.
Bentuk molekul fosfolipida menyerupai
jepit pakaian. Fosfolipida ini merupakan molekul amfipatik yang artinya salah
satu ujungnya merupakan kepala molekulnya (fosfat) bermuatan positif dan larut
air (polar, hidrofit), sedangkan molekul lainnya terdiri dari 2 rantai asam
amino yang ujungnya merupakan ekor molekul yang bersifat sangat menolak air
(tidak larut air, nonpolar, hidrofob). Ujung-ujung yang hidrofob saling bertemu
ditengah-tengah membran. Bila fosfolipida dicampur dengan air, molekul
amfipatik ini akan terbenah diri menjadi suatu pola sehingga polarnya akan
ditarik ke polar molekul air, sedangkan nonpolar dari rantai asam lemak akan
mengelompokkan diri terpisah dari molekul air.
Terlihat ujung polar dari fosfolida
terdapat dipermukaan membran, sedangkan nonpolar dari rantai asam lemak
terletak dibagian dalam. Tidak nampak adanya ikatan kimia yang menghubungkan
satu fosfolipida dengan fosfolipida yang lain, maka dari itu setiap molekul
fosfolipida bebas bergerak, tidak tergantung satu dengan yang lain. Selain
fosfolipida, membran sel juga mengandung kolestrol yang tergolong suatu
steroid. Kolesterol yang terdapat di membran sel mempunyai peranan menjaga agar
lapisan lipida tetap berada dalam keadaan cair dan stabil.
Salah satu protein di membran sel
dikenal sebagai protein integral yang sangat berkaitan dengan lipida. Ini dapat
dilihat dari kenyataan bahwa protein integral tidak dapat di ekstraksi tanpa
merusak lapisan lipidanya, seperti fosfolipida. Protein integral juga bersifat
amfipatik, dimana pola rantai samping asam amino terletak di salah satu daerah
molekul, sedangkan nonpolar rantai samping berkumpul di daerah yang terpisah.
Protein lainnya di membran sel disebut protein perifer yang dapat di ekstraksi
dari membran sel tanpa merusak lapisan lipidanya. Protein ini tidak bersifat
amfipatik dan tidak berkaitan dengan nonpolar lipida. Protein perifer terletak
dipermukaan membran dan terikat pada bagian polar dari protein integral.
Struktur umum membran sel yang dijelaskan diatas dikenal sebagai model mozaik
cair.
Molekul yang dapat melintasi bilayer
lipid dengan cepat adalah molekul kecil, larut dalam lipid, hidrofobik, dan
nonpolar. Molekul hidrofobik seperti hidrokarbon, CO2, dan O2 dapat larut dalam
membran dan melintasinya dengan mudah. Molekul sangat kecil yang polar tetapi
tidak bermuatan juga dapat melewati membran dengan lebih lambat. Contohnya
ialah air, urea, gliserol, dan etanol. Bilayer lipid tidak sangat permeabel
terhadap molekul polar tak bermuatan yang lebih besar seperti glukosa dan
sukrosa. Bilayer ini relatif tidak permeabel terhadap ion, sekalipun ion-ion
seperti H+, K+, dan Na+.
Ada dua mekanisme transpor berdasarkan
jumlah molekul yang melintasi membran yaitu uniport (transpor satu
molekul) dan co-transport (transport dua molekul). Co-transpor
bedasarkan kedua arah molekul yang ditranspor dibagi menjadi symport
(dua molekul ditranspor dengan arah yang sama), misalnya glukosa dan Na+,
dan antiport (kedua molekul ditranspor dengan arah berlawanan), misalnya pompa
Na-K.
Transpor melalui membran bedasarkan
aliran gradien elektrokimia dibagi menjadi transpor aktif dan transpor pasif.
Transpor pasif artinya molekul melewati membran tanpa melawan gradien
konsentrasi dan sel tidak mengeluarkan energi, misalnya air secara osmosis dan
O2 secara difusi. Ada juga mekanisme difusi yang dipermudah dengan
menggunakan protein spesifik atau sering juga disebut transpor terfasilitasi.
Sedngkan transpor ktif membutuhkan energi karena harus melawan gradien
konsentrasi, misalnya pompa Na dan K.
Transpor aktif dan pasif diperantai oleh
protein carrier yang berikatan dengan sumber energi. Protein ini akan
mengikat senyawa yang akan ditranspor dengan adanya perubahan pada konformasi
protein. Protein carrier membantu molekul keluar masuk sel dengan mekanisme
“ping-pong”. Transpor ini relatif lambat karena molekul yang masuk ditahan dulu
dalam protein carrier yang memediasi difusi kemudian baru dikeluarkan ke
dadalam sel.
Selain protein carrier, transpor
pasif juga dapat melewati protein channel. Protein ini tidak mengikat
senyawa yang akan ditranspor, berupa lubang hidrofilik sepanjang lipid bilayer.
Transpor melalui channel lebih cepat dari pada melalui carrier.
Ada beberapa manfaat transpor membran
yaitu:
1.
Menjaga kestabilan pH
2.
Menjaga konsentrasi zat dalam sel untuk
aktivitas enzim
3.
Memperoleh pasokan zat makanan, bahan
energi atau zat lain
4.
Membuang sisa metabolisme yang beracun
5.
Memasok ion yang penting untuk kegiatan
saraf dan otot
B.
Transpor Molekul Kecil
1. Transpor
Pasif
Transpor pasif
adalah pergerakan atau perpindahan molekul melalui membran permeabel tanpa
mengeluarkan energi kimia dan terjadi secara spontan. Transpor pasif
memainkan peran penting dalam sejumlah proses biologis dengan memungkinkan
tubuh untuk menggerakan nutrisi dan bahan limbah masuk dan keluar dari sel
tanpa harus menggunakan energi untuk melakukannya. Contoh transpor pasif adalah
difusi, osmosis
a. Difusi
Difusi
merupakan suatu proses penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan)
tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul
zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu
ruangan. Semua sel pindah dengan melakukan difusi melalui membran sel.
Syaratnya yaitu partikelnya sederhana, berukuran kecil, dan dapat larut dalam air
ataupun lemak. Jadi kalau cairan di sekeliling sel punya konsentrasi tinggi
dibanding di dalam sel, secara otomatis molekul dari cairan disekeliling
membran sel bisa berdifusi ke dalam sel. Sebagai contoh, setetes parfum akan
menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari
sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa
diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut
merata.

b.
Osmosis
Osmosis merupakan suatu proses
difusi yaitu difusi air melalui selaput yang selektif permeable (semipermeabel)
secara diferensial dari pelarut berkonsentrasi tinggi (banyak air) ke pelarut
yang berkonsentrasi rendah (sedikit air) dalam proses transpor melalui membran
sel. Semipermeabel berarti membran tersebut hanya bisa dilalui oleh
molekul-molekul air atau molekul-molekul seukuran dengan air.
Bila sel
memiliki konsentrasi zat terlarut lebih tinggi (sedikit air atau hipertonik)
daripada di luar sel, maka air yang ada di luar sel akan masuk ke dalam sel.
Peristiwa masuknya air ke dalam sel tersebut dapat mengakibatkan pecahnya sel
pada sel hewan (hemolisis). Sedangkan, bila sel memiliki konsentrasi zat
terlarut lebih rendah (banyak air) daripada di luar sel, maka air yang ada di
dalam sel akan keluar sel. Keluarnya air dari sel akan mengakibatkan sel
mengerut yang disebut krenasi. Proses osmosis akan berhenti jika konsentrasi di
dalam dan di luar sel telah seimbang.

c.
Difusi Terfasilitasi
Difusi terfasilitasi yaitu difusi yang difasilitasi
oleh protein dan tersusun dalam bentuk saluran (protein transmembran) dan
carrier protein yang merupakan protein pembawa. Difusi melalui protein
transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk perpindahan ion Na+ dan
K+ serta ion-ion seperti Cl-, Ca2+ dan HCO3-.
Difusi
melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam sebagai berikut:
1)Uniport, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu macam ion, misal
glukosa ekstraseluler yang relative tinggi maka lintasannya menggunakan cara
ini. 2)Kotranspor, terjadi jika protein pembawa mengikat sepasang ion.
Kotransport terbagi menjadi dua, yaitu: simport dan antiport. Simport yaitu
jiaka transport memindahkan dua macam
ion kearah yang sama, misalnya glukosa ektraseluler dengan konsentrasi rendah
akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk ke dalam sel bersama dengan Na+.
antiport yaitu jika ternsport memindahkan dua macam ion yang terikat pada
protein pembawa dan berpindah dengan arah berlawanan.

2.
Transpor Aktif
Transpor aktif adalah pergerakan
atau pemindahan yang menggunakan energi untuk mengeluarkan dan memasukkan
ion-ion dan molekul melalui membran sel yang bersifat permeabel dengan tujuan
memelihara keseimbangan molekul kecil di dalam sel. Transpor aktif dipengaruhi
oleh muatan listrik didalam dan diluar sel, dimana muatan listrik ini
ditentukan oleh ion natrium (Na+), ion kalium (K+), dan ion klorin (Cl-).
Keluar masuknya ion Na+ dan K+ diatur oleh pompa natrium-kalium. Transpor aktif
dapat berhenti jika sel didinginkan, mengalami keracunan, atau kehabisan
energi.
Transpor
aktif memerlukan molekul pengangkut berupa protein integral pada membran,
dimana di dalam molekul ini, terdapat situs pengikatan. Proses transport aktif
dimulai dengan pengambilan tiga ion Na+ dari dalam sel dan menempati
situs pengikatan pada protein integral. Energi diperlukan untuk mengubah bentuk
protein integral pada membran yang sebelumnya membuka kearah dalam sel menjadi
membuka kebagian luar sel. Selanjutnya, ion Na+ terlepas dari situs
pengikatan dan keluar dari protein integral menuju keluar sel. Kemudian dari
luar sel, dua ion K+ menempati situs pengikatan di protein integral. Bentuk
protein integral berubah, dari sebelumnya membuka kearah luar menjadi membuka
kearah dalam sel dan ion kalium dilepaskan kedalam sel.
Energi
tambahan yang digunakan dalam proses transpor aktif berasal dari ATP yang
dihasilkan oleh mitokondria melalui proses respirasi. Selain itu, pada membran
sel terdapat lapisan protein. Salah satu jenis protein yang terdapat di membran
sel tersebut adalah protein transpor. Protein transpor mengenali zat tertentu
yang masuk atau keluar sel. Zat yang dipindahkan dengan cara transpor aktif
pada umumnya adalah zat yang memiliki ukuran molekul cukup besar sehingga tidak
mampu melewati membran sel. Sel mengimbangi tekanan osmosis lingkungannya
dengan cara menyerap atau mengeuarkan molekul-molekul tertentu. Dengan
demikian, terjadi aliran air masuk atau keluar sel. Kemampuan mengimbangi
tekanan osmosis dengan transpor aktif menjadi sangai penting untuk bertahan
hidup.
Pompa
natrium kalium merupakan contoh transpor aktif yang banyak ditemukan pada
membran sel. Perpindahan molekul ini menggunakan energi ATP untuk mengeluarkan
natrium (Na+) keluar sel dan bersama dengan itu memasukkan kalium (K+)
ke dalam sel. Perhatikan gambar berikut.
Ion
Na+ dan K+ dengan transpor aktif dapat melewati membran
sel. (1) Ion Na+ pada suatu tempat di protein membran. (2) Ion Na+
tersusun dengan formasi tertentu untuk dilepaskan ke luar sel. (3) Ion K+
dilepaskan protein membran dan masuk ke dalam sel. Dua jenis transpor aktif
yaitu:
a. Transpor
aktif primer (energi dari hidrolisis ATP) yaitu transpor yang bergantung pada
potensial membran. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+
10 kali lebih tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K+ lebih
rendah di dalam sel dari pada di luar sel. Kalau konsentrasi Na+
dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka diperlukan ATP
untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat
pada sisi spesifik pada saluran protein, sehingga menyebabkan rangsangan
fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP, menghasilkan suatu perubahan pada
konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat bergerak
keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein
saluran sehingga Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian
ekstraseluler K+ mengalami afinitas di bagian sisi protein saluran,
terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagian
interseluler. Saluran protein memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+
dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus transpor tiga Na+
dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.
b. Transpor
aktif sekunder (energi dari gradien ion) transpor aktif juga memindahkan
mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan
asam amino berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi rekatif
tinggi. Perpindahan ini tidak menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi
digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi Na+
ekstraseluler usus lebih rendah daripada dalam sel, sehingga terjadi
perpindahan ion ke dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein
saluran, selanjutnya diikuti oleh glukosa yang berikatan dengan protein saluran
yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor seperti ini disebut transpor
aktif sekunder.
C. Transpor
Molekul Besar
Molekul- molekul besar
seperti protein, polinukleutida dan polisakarida tidak akan dapat menembus
membrane dengan cara- cara seperti pada pengangkutan molekul-molekul kecil.
Akan tetapi, sel memiliki kemampuan untuk memasukkan dan mengeluarkan
makromolekul yaitu melibatkan pembentukan vakuola dengan cara endositosit.
Endositosit adalah transport makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam
sel dengan cara membentuk vesikula baru dari membrane plasma. Langkah- langkah
proses pada endositosit yaitu, sebagian kecil luas membrane plasma terbenam ke
dalam membentuk kantong. Begitu kantong semakin dalam, maka kantong akan
terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang dapat dari luar selnya.
Endositosit dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel. Karena,
endositosit dpat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi,
adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya pathogen, neutrosansmisi,,
masuknya obat dan lain-lain.
Hakikatnya
endositosit merupakan proses pemasukan zat ke dalam sel. Proses ini tergolong
transport aktif karena melawan kadar gradient (dari konsentrasi rendah ke
konsentrasi tinggi) dan memerlukan energi sel. Contoh endositosit adalah sel
darah putih yang memakan bakteri penyakit, sel tersebut membungkus bakteri dan
menangkapnya dalam suatu vakuola makanan yang selanjutnya dicerna oleh lisosom.
Endositosit terbagi dua, yaitu fagositosit ( pemasukan zat padat) dan
pinositosit ( pemasukan zat cair).
1.
Fagositosit
Fagositosit berasal
dari bahasa yunan phagein “makan” dan cytos “sel”,
berupa padatan yang ukurannya lebih besar.sel menelan suatu partikel dengan
pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di
dalam kantong berlapis- membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai
vakuola.
Partikel itu di cerna
setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.
Contoh ciliata atau organisme mikroskopik lain yang dimakan oleh amoeba. Selama
fagositosit mangsa menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa.

Keterangan gambar:
1). Sebuah sel amoeba mendekati sel paramecium 2).
Amoeba membentuk kaki semu (pseudopodia) dan semakin mendekati paramecium. 3).
Amoeba mengurung sel paramecium dengan kaki semu dan memasukkanya ke dalam
vakuola makanan. 4). Lisosom pada amoeba mulai bergabung (fusi) dengan vakuola
makanan untuk mengeluarkan enzim pencernaan.
2.
Pinositosit
Pinositosit berasal
dari bahasa yunani Pinein “minum” dan
Cytos “sel”, disebut juga peminum
sel, karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan
tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinositosis tidak spesifik dalam subtansi
yang yang ditranspornya. Pinositosis merupakan peristiwa masuknya sejumlah
kecil medium kultur dengan membentuk lekukan-lekukan membrane sel. Peristiwa
ini dapat terjadi bila konsentrasi protein dan ion tertentu pada medium
sekeliling sel sesuai dengan konsentrasi di dalam sel. Proses pinositosis dapat
di amatai dengan mikroskop electron.
Sel-sel yang
melakukan proses pinositosis ini antara lain sel darah putih, epitel usus, makrofag
hati, dan lain-lain.

Keterangan gambar:
1). Molekul-molekul
medium kultur mendekati membrane sitoplasma. 2). Molekul-molekul mulai melekat
(menempel) pada plasma, hal ini terjadi karena adanya konsentrasi yang sesuai
antara protein dan ion tertentu pada medium sekeliling sel dengan di dalam sel.
3). Mulai terbentuk invaginasi pada membrane sitoplasma. 4). Invaginasi semakin
ke dalam sitoplasma. 5). Terbentuk kantong dalam sitoplasma dan saluran
pinositik. 6). Kantong mulai lepas dari membrane plasma dan membentuk
gelembung-gelembung kantong. 7). Gelembung-gelembung kantong mulai
mempersiapkan diri untuk melakukan fragmentasi. 8). Gelembung pecah menjadi
gelembung yang lebih kecil.