Formulir Kontak

 

Makalah Pengawasan


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pengawasan merupakan salah satu fungsi dalam manajemen suatu organisasi. Dimana memiliki arti suatu proses mengawasi dan mengevaluasi suatu kegiatan. Suatu Pengawasan dikatakan penting karena tanpa adanya pengawasan yang baik tentunya akan menghasilkan tujuan yang kurang memuaskan, baik bagi organisasinya itu sendiri maupun bagi para pekerjanya. Di dalam proses pengawasan juga diperlukan Tahap-tahap pengawasan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Tahap-tahap pengawasan tersebut terdiri dari beberapa macam, yaitu Tahap Penetapan Standar, Tahap Penentuan Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pengukuran Pelaksanaan Kegiatan, Tahap Pembandingan Pelaksanaan dengan Standar dan Analisa Penyimpangan dan Tahap Pengambilan Tindakan Koreksi.
Suatu Organisasi juga memiliki perancangan proses pengawasan, yang berguna untuk merencanakan secara sistematis dan terstruktur agar proses pengawasan berjalan sesuai dengan apa yang dibutuhkan atau direncanakan. Untuk menjalankan proses pengawasan tersebut dibutuhkan alat bantu manajerial dikarenakan jika terjadi kesalahan dalam suatu proses dapat langsung diperbaiki. Selain itu, pada alat-alat bantu pengawasan ini dapat menunjang terwujudnya proses pengawasan yang sesuai dengan kebutuhan.

B.     Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian dari Pengawasan?
2.    Apa tujuan dari Pengawasan?
3.    Apa sajakah unsur-unsur pengawasan disekolah?
4.    Bagaimana proses dari pengawasan?
5.    Apa sajakah bentuk dari pengawasan?
6.    Bagaiaman teknik analisa data dalam pengawasan?
7.    Bagaimana implementasi pengawasan di sekolah?

C.    Tujuan
1.    Untuk mengetahui pengertian dari pengawasan.
2.    Untuk mengetahui tujuan dari pengawasan.
3.    Untuk mengetahui unsur-unsur pengawasan di sekolah.
4.    Untuk mengetahui proses-proses pengawasan.
5.    Untuk mengetahui apa saja bentuk dari pengawasan.
6.    Untuk mengetahui teknik analisa data dalam pengawasan.
7.    Untuk mengetahui implementasi pengawasan di sekolah.



BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengawasan
1.    Pengertian Pengawasan
Menurut George R. Tery (2006:395) mengartikan pengawasan sebagai mendeterminasi apa yang telah dilaksanakan, maksudnya mengevaluasi prestasi kerja dan apabila perlu, menerapkan tidankan-tindakan korektif sehingga hasil pekerjaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
Terry (dalam Sujamto, 1986 : 17) menyatakan pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasannya, dan mengambil tindakan-tidakan korektif bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan rencana.
Menurut murdick (dalam Nanang, 2004:101) pengawasan merupakan proses dasar yang secara esensial tetap diperlukan bagaimanapun rumit dan luasnya suatu organisasi. Proses dasarnya terdiri dari tiga tahap: 1) menetapkan standar pelaksanaan, 2) pengukuran pelaksanaan perkerja dibandingkan dengan standar, dan 3) menetukan kesenjangan (deviasi) anatara pelaksanaan dengan standar dan rencana.[1]
Kesimpulannya, Pengawasan adalah suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk menentukan apakah kinerja sejalan dengan standar tersebut dan untuk mengambil tindakan penyembuhan yang diperlukan untuk melihat bahwa sumber daya manusia digunakan dengan seefektif dan seefisien mungkin didalam mencapai tujuan.

2.    Tujuan Pengawasan
a.    Untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan.
b.   Untuk mengetahui apakah segala sesuatu dilaksanakan dengan instruksi serta asas-asas yang telah ditentukan.
c.    Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan, kelemahan-kelemahan dalam bekerja.
d.   Untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien.
e.    Untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan ke arah perbaikan.

3.    Unsur Pengawasan di Sekolah
Menurut Nanang (1996) terdapat beberapa unsur pengawasan yang efektif yaitu sebagai berikut:
a.    Harus dikaitkan dengan tujuan, kriteria, efektifitas, efisiensi dan produktivitas;
b.    Disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi, seperti: pola, peraturan, kewenangan, dan tugas;
c.    Pengawasan harus dibatasi termasuk jumlah dan frekuensi;
d.   Sistem kepengawasan harus terkontrol, fleksibel, kreatif dan mengikuti motif suatu tindakan;
e.    Mengacu pada perbaikan; dan
f.     Sesuai dengan prosedur pemecahan masalah, menemukan penyebab, membuat rancangan penanggulangan, melakukan perbaikan, mengecek hasil perbaikan dan mencegah timbulnya masalah yang serupa

4.    Proses Pengawasan
a.    Menetapkan Standar
Kegiatan pengawasan adalah mengukur atau menilai pelaksanaan atau hasil pekerjaan dari pada pejabat atau pekerja, untuk dapat melakukan pengukuran harus mempunyai alat pengukur (standar).[2]Standar ini adalah mutlak diperlukan, yaitu untuk mengukur atau menilai apakah pekerjaan dilakukan sesuai dengan sasaran-sasaran yang ditentukan atau tidak. Standar tersebut harus ditetapkan lebih dahulu sebelum para pekerja melaksanakan pekerjaan (tugas-tugasnya), dan para pekerja harus tahu benar ukuran yang dipergunakan untuk menilai pekerjaannya. Karena itu harus dijelaskan sebaik-baiknya kepada para pekerja sebelum melaksanakan pekerjaannya. Dalam garis besarnya, jenis-jenis standar itu dapat digolongkan ke dalam empat bentuk yaitu:
1)      Standar fisik:
·         Jumlah produksi
·         Kwalitas produksi
·         Jumlah langganan
2)      Standar moneter
·         Biaya tenaga kerja
·         Biaya penjualan
·         Laba kotor
·         Pendapatan penjualan
3)      Standar waktu
·         Kecepatan produksi
·         Batas waktu selesainya suatu pekerjaan
4)      Standar intangible
·         Sikap pekerja terhadap perusahaan
·         Kesetiaan pekerja terhadap pekerjaan
Demikianlah berbagai jenis standar yang dipergunakan untuk menilai efektif tidaknya kegiatan-kegiatan para pekerja.
Bentuk standar mana yang akan dipergunakan akan tergantung kepada jenis kegiatan yang akan dinilai.
b.    Pengukuran Kegiatan
Agar pengukuran kegiatan dapat dilakukan secara tepat perlu diperhatikan:
1)      Berapa kali (how after) pelaksanaan seharusnya diukur (setiap jam, setiap hari, setiap bulan dan sebagainya).
2)      Dalam bentuk apa (what form) pengukuran akan dilakukan (laporan tertulis, inspeksi visual, melalui telepon).
3)      Siapa (who) yang terlibat pengukuran (manajer, kepala bagian dan sebagainya).
Adapun pelaksanaan pengukuran tersebut dapat dilakukan dengan:
  • Observasi/inspeksi
  • Laporan lisan dan tertulis
  • Pengujian/test, mengambil sampel
  • Metode otomatis


c.       Membandingkan kegiatan dengan standar
Dimaksudkan untuk mengetahui ada/tidaknya penyimpangan-penyimpangan (deviasi). Penyimpangan-penyimpangan dianalisa untuk mengetahui mengapa standar tidak dapat dicapai dan mengidentifikasi penyebab-penyebab terjadinya penyimpangan.
d.      Melakukan tindakan koreksi
Bila hasil analisa menunjukkan perlunya tindakan koreksi, maka tindakan ini harus diambil/dilakukan.
Tindakan koreksi mungkin berupa:
1)   Mengubah standar mula-mula (mungkin standar terlalu tinggi atu rendah).
2)   Mengubah pengukuran kegiatan (inspeksi terlalu sering/kurang, mungkin mengganti sistem pengukuran).
3)   Mengubah cara dalam menganalisa dan menginterpretasikan penyimpangan-penyimpangan.

5.    Bentuk-Bentuk Pengawasan
a)      Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls) dirancang untuk mengantisipasi penyimpangan standar dan memungkinkan koreksi dibuat sebelum kegiatan terselesaikan. Pengawasan ini akan efektif bila manajer dapat menemukan informasi yang akurat dan tepat waktu tentang perubahan yang terjadi atau perkembangan tujuan.
b)      Pengawasan Concurrent (concurrent control), yaitu pengawasan “Ya-Tidak”, dimana suatu aspek dari prosedur harus memenuhi syarat yang ditentukan sebelum kegiatan dilakukan guna menjamin ketepatan pelaksanaan kegiatan.
c)      Pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls), yaitu mengukur hasil suatu kegiatan yang telah dilaksanakan, guna mengukur penyimpangan yang mungkin terjadi atau tidak sesuai dengan standar.

6.      Analisis Data dalam Pengawasan
Data hasil pengawasan dinalisis sesuai dengan hasil-hasil pelaksanaan pangawasan. Analisa dilakukan atas hasil pelaksanaan pengawasan yang terlaksana dengan baik, dan palaksanaan pengawasan yang masih harus ditingkatkan.
a.      Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan kegiatan untuk mengumpulkan data dari informan secara langsung maupun dari dokumen dan arsip yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.
b.      Reduksi Data
Reduksi data merupakan kegiatan untuk memilah-milah data yang telah diperoleh di lapangan, dalam hal ini ditekankan pada hal-hal yang pokok dan penting yang disusun secara sistematis. Data yang direduksi dapat memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan, hal ini mempermudah peneliti untuk mencari kembali data yang diperlukan.
c.       Penyajian Data
Penyajian data adalah suatu usaha untuk menyusun sekumpulan informasi yang telah diperoleh di lapangan, untuk kemudian data tersebut disajikan secara
jelas dan sistematis sehingga akan memudahkan dalam pengambilan kesimpulan. Penyajian data ini akan membantu dalam memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Kegiatan penyajian data di samping sebagai kegiatan analisis juga merupakan kegiatan reduksi data.
d.      Penarikan Kesimpulan atau verifikasi
Penarikan kesimpulan adalah suatu usaha untuk menyimpulkan berbagai
informasi yang telah diperoleh di lapangan. Kesimpulan yang diperoleh belum tentu sempurna kemungkinan masih ada beberapa data yang perlu diverifikasi. Kegiatan verifikasi adalah mencari data baru untuk menguatkan kesimpulan yang telah diambil sehingga dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.[3]

7.      Implementasi Pengawasan di Sekolah
a)      Mensupervisi
1)   Kinerja kepala sekolah
2)   Kinerja guru
3)   Kinerja staf sekolah
4)   Pelaksanaan kurikulum/mata pelajaran
5)   Pelaksanaan pembelajaran
6)   Ketersediaan dan pemanfaatan seumberdaya manajemen sekolah, dll.,
b)     Memberi nasehat
1)   Kepada guru,
2)   Kepala sekolah
3)   Tim kerja sekolah dan staf,
4)   Komite sekolah, dan orang tua siswa
c)      Memantau
1)   Penjaminan/standar mutu pendidikan,
2)   Proses dan hasil belajar peserta didik,
3)   Pelaksanaan ujian,
4)   Rapat guru dan staf
5)   Hubungan sekolah dengan masyarakat, data statistik kemajuan sekolah
d)     Membuat laporan perkembangan pengawasan
1)   Kepada Dinas Pendidikan Kab./Kota
2)   Dinas Pendidikan Provinsi
3)   Depdiknas,
4)   Publik Sekolah Binaan
e)      Mengkoordinir
1)   Mengkoordinir sumber personal dan material
2)   Kegiatan antarsekolah
3)   Kegiatan pre/inservice training bagi guru dan Kepala Sekolah, dan pihak lain.

f)       Memimpin
1)   Pengembangan kualitas SDM di sekolah binaan
2)   Pengembangan sekolah
3)   Partisipasi  dalam  kegiatan manajerial Dinas Pendidikan,
4)   Berpartisipasi  dalam  perencanaan  pendidikan di Kabupaten/Kota,
5)   Berpartisipasi dalam seleksi calon kepala sekolah/madrasah
BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
1.      Pengawasan adalah suatu usaha sistematis oleh manajemen bisnis untuk membandingkan kinerja standar, rencana, atau tujuan yang telah ditentukan terlebih dahulu untuk mencapai tujuan.
2.      Tujuan pengawasan diantaranya: untuk mengetahui apakah sesuatu kegiatan berjalan sesuai dengan rencana yang digariskan, untuk mengetahui apakah kegiatan berjalan efisien, untuk mencari jalan keluar, bila ternyata dijumpai kesulitan-kesulitan dan kegagalan ke arah perbaikan
3.      Proses pengawasan: 1) Menetapkan standar, 2) pengukuran kegiatan, 3) membandingkan kegiatan dengan standar, 4) melakukan tindakan koreksi.
4.      Bentuk-bentuk dari pengawasan: Pengawasan Pendahulu (feeforward control, steering controls, pengawasan Umpan Balik (feedback control, past-action controls), pengawasan Concurrent (concurrent control).
5.      Implementasi pengawasan di sekolah dengan cara: mensupervisi, memeberi nasehat, memantau, mengkoordinir, membuat laporan perkembangan pengawasan, memimpin.

Daftar Pustaka

Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004.

Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan Dan Konseling Di Sekolah,
Jakarta: PT Asdi Mahasatya, 2001.

Husaini Usman, Manajemen Teori, Praktik dan Riset Pendidkan Edisi 3,Jakarta:
Bumi Aksara, 2009.


[1]Nanang Fatah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004, hal, 101.
[2] Nanang Fatah, Landasan Manajemen..., hal. 101
[3]Prayitno, Panduan Kegiatan Pengawasan Bimbingan dan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2001, hal. 61.

Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply