BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan pendidikan di Indonesia
dari tahun ke tahun dapat dikatakan mengalami peningkatan. Peningkatan tersebut
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Misalnya kurikulum pendidikan yang
ideal, sarana prasarana yang memadai di setiap sekolah dan yang tidak kalah
penting dari semua faktor tersebut ialah faktor pengajar atau kinerja guru.
Kinerja guru dalam proses
pembelajaran dapat mempengaruhi perkembangan pendidikan. Hal ini karena tidak
semua guru dapat mengajar peserta didiknya dengan baik atau profesional. Dan
pada kenyataannya dalam melaksanakan KTSP termasuk dalam pengajaran, banyak
pendidik yang masih mengalami kesulitan untuk memberikan pengajaran kepada
peserta didik sehingga peserta didik sulit untuk memahami materi sedangkan
tuntutan kurikulum untuk menyelesaikan materi yang sudah ditentukan harus
terlaksana. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas beberapa keterampilan
dasar mengajar bagi guru untuk memberikan pengajaran kepada peserta didik
dengan lebih baik, dan strategi
pemecahan masalah seorang guru terhadap perserta didik.
B. Rumusan Masalah
1.
Apa pengertian dari pemecahan
masalah (problem solving)?
2.
Apa sajakah strategi dalam pemecahan
masalah?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian dari
pemecahan masalah (problem solving)
2.
Untuk mengetahui strategi apa saja
yang dilakukan dalam pemecahan suatu masalah.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Ketrampilan
Dan Strategi Pemecahan Masalah ( Problem
Solving)
1.
Strategi Pemecahan Masalah
Masalah merupakan suatu keadaan yang harus diselesaikan. Pemecahan
masalah ialah tindakan memberi respon terhadap masalah untuk mencapai
suatu tujuan.[1] Antara masalah atau tujuan dengan penyelesaiannya adalah suatu “ruang
kosong” (problem space). Ruang kosong ini mungkin merupakan kekurangan
pengetahuan pada kita (lock off knowledge) atau adanya informasi yang tidak
berstruktur atau pun kurangnya kemampuan yang disebabkan oleh keterbatasan
pribadi atau hambatan lingkungan. Strategi pemecahan masalah dikelompokan
menjadi tiga bagian:
1. Algoritma
Suatu perangkat aturan atau tata cara yang apabila aturan ini diikuti
dengan benar maka akan ada jaminan adanya pemecahan terhadap masalah. Strategi ini dijalankan
tanpa pengetahuan khusus yang dapat membimbing seseorang ke arah pemecahan
masalah. Cara ini boleh dikatakan trial and error secara buta. Dalam hal ini
terdapat dua macam bentuk, yaitu:
a. Penemuan acak tidak sistematis (unsystematic random
search)
Cara ini ditempuh dengan mencoba semua jalan,
sehingga dapat terjadi pencarian dua kali atau lebih pada jalan atau cara yang sama.
b. Penemuan acak sistematis (systematic random search)
Setiap jalan atau cara yang
pernah ditempuh dicatat, sehingga tidak akan terjadi pengulangan pada cara yang
sama yang dianggap tidak berhasil.
2.
Heuristik
Pendekatan heuristik dapat didefinisikan sebagai proses penggunaan
pengetahuan seseorang untuk mengeidentifikasi sejumlah jalan atau cara yang
akan ditempuh dan dianggap menjanjikan bagi penemuan pemecahan suatu masalah.
3.
Merumuskan
Sub-Tujuan
Merumuskan Sub-Tujuan
ialah strategi memperincikan sesuatu masalah yang kompleks ke dalam beberapa
sub-tujuan atau sub-masalah sehinga memudahkan dalam penyelesaian.[2]
1.
Memahami Masalah
Untuk dapat
memahami suatu masalah yang harus dilakukan adalah pahami bahasa atau istilah
yang digunakan dalam masalah tersebut, merumuskan apa yang diketahui, apa yang
ditanyakan, apakah informasi yang diperoleh cukup, kondisi/syarat apa saja yang
harus terpenuhi, nyatakan atau tuliskan masalah dalam bentuk yang lebih
operasional sehingga mempermudah untuk dipecahkan. Kemampuan dalam
menyelesaikan suatu masalah dapat diperoleh dengan rutin menyelesaikan masalah.
Berdasarkan hasil dari banyak penelitian, anak yang rutin dalam latihan
pemecahan masalah akan memiliki nilai tes pemecahan masalah yang lebih tinggi
dibandingkan dengan anak yang jarang berlatih mengerjakan soal-soal pemecahan
masalah. Selain itu, ketertarikan dalam menghadapi tantangan dan kemauan untuk
menyelesaikan masalah merupakan modal utama dalam pemecahan masalah.
2.
Merencanakan Pemecahan
Memilih rencana pemecahan masalah
yang sesuai bergantung dari seberapa sering pengelaman kita menyelesaikan
masalah sebelumnya. Semakin sering kita mengerjakan latihan pemecahan masalah
maka pola penyelesaian masalah itu akan semakin mudah didapatkan. Untuk
merencanakan pemecahan masalah kita dapat mencari kemungkinan-kemungkinan yang
dapat terjadi atau mengingat-ingat kembali masalah yang pernah diselesaikan
yang memiliki kemiripan sifat / pola dengan masalah yang akan dipecahkan.
Kemudian barulah menyusun prosedur penyelesaiannya.
3.
Melaksanakan Rencana
Langkah ini lebih mudah dari pada
merencanakan pemecahan masalah, yang harus dilakukan hanyalah menjalankan
strategi yang telah dibuat dengan ketekunana dan ketelitian untuk mendapatkan
penyelesaian.
4.
Melihat Kembali
Kegiatan pada langkah ini adalah
menganalisi dan mengevaluasi apakah strategi yang diterapkan dan hasil yang
diperoleh benar, apakah ada strategi lain yang lebih efektif, apakah strategi
yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sejenis, atau apakah
strategi dapat dibuat generalisasinya. Ini bertujuan untuk menetapkan keyakinan
dan memantapkan pengalaman untuk mencoba masalah baru yang akan datang.[3]
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
1.
Masalah
merupakan suatu keadaan yang harus diselesaikan. Pemecahan masalah ialah
tindakan memberi respon terhadap masalah untuk mencapai suatu tujuan.
2.
Strategi
pemecahan masalah dikelompokan menjadi tiga bagian:
a.
Algoritma
b.
Heuristik
c.
Merumuskan Sub-Tujuan
a. Memahami Masalah
b. Merencanakan Pemecahan
c. Melaksanakan Rencana
d. Melihat Kembali
B. Saran
Semoga dengan selesainya makalah ini
di harapkan kepada pembaca khususnya mahasisiwa-mahasiswi Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Banda Aceh dapat lebih mengetahui dan memahami
mengenai ketrampilan dan strategi pemecahan masalah yang dihadapi guru serta
dapat mengaplikasikannya.
Daftar Pustaka
Hamzah B.Uno, Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran, Jakarta: Bumi
Aksara, 2008.
John W. Santrock, Psikologi Pendidikan Edisi Kedua,
Jakarta: Kencana, 2011.
Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran, Bandung: CV
Wanaca Prima, 2007.
[1]John
W. Santrock, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Kencana, 2011, hal. 268.
[2]
Mohammad Asrori, Psikologi Pembelajaran,
Bandung: CV Wacana Prima, 2007, hal. 27.
[3]
John W. Santrock, Psikologi..., hal.
371.