BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Sifat utama dari divisi magnoliophyta adalah tumbuhan
berbiji tertutup, sudah ada bunga sesungguhnya dan daun yang bervariasi baik bentuk,
ukuran, dan bentuk pertulangan. Sporangia jantan dengan satu sampai empat
anthel, sporangia betina dalam satu sampai beberapa karpel yang berlekatan
membuntuk ovari. Biji-biji dari magnoliophyta tumbuh didalam jaringan bakal
buah (ovarium) atau struktur bunga yang lain, sehingga serbuk sari tidak
langsung bersentuhan dalam ovum tetapi hinggap pada bagian kepala putik
(stigma), dimana ia berkecambah membentuk tabung sari. Tabung sari tumbuh
menembus jaringan-jaringan lain sebelum akhirnya sampai di jaringan ovum.
Diantara tumbuh-tumbuhan yang menghuni bumi saat ini,
magnoliophyta mempunyai jumlah jenis yang terbesar dan mendiami lebih banyak
tipe habitat dibandingkan dengan tumbuhan lainnya. Habitusnya mencakup pohon,
perdu, semak, herba dan liana yang alenial atau anual. Keanekaragaman struktur
bunga merupakan sifat lain yang menarik dari magnoliophyta divisi magnoliophyta
mencakup semua tumbuhan yang berbiji tertutup, terdiri dari dua kelompok besar
yaitu tumbuhan berkeping dua dan tumbuhan berkeping satu (dicotyledoneae dan
monocotyledoneae). Dikotil kelas magnoliopsida sedangkan monokotil kelas
liliopsida.
B. Rumusan
Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta ?
2. Bagaimana sifat utama dari tumbuhan
magnoliophyta dan phinophyta ?
3. Bagaimana
klasifikasi tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta ?
4. Sebutkan
contoh tumbuhan magnoliophyta dan phinophita ?
C. Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui pengertian dari tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta.
2. Untuk
mengetahui sifat utama dari tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta.
3. Untuk
mengetahui klasifikasi dari tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta.
4. Untuk
mengetahui contoh dari tumbuhan magnoliophyta dan phinophyta.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Magnoliophyta dan Phinophyta.
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan kelompok tumbuhan
yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada umumnya bunga
mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak ( kaliks ) dan mahkota ( korolla
). Angiospermae (tumbuhan biji tertutup), merupakan tumbuhan berbunga, dimana
nama tumbuhan ini diambil dari cirinya yang paling khas yaitu menghasilkan
organ reproduksi berbentuk bunga. Alat reproduksi jantan dihasilkan dalam
stamen yang berjumlah satu atau banyak sedangkan alat reproduksi betina berupa
putik (pistilum). putik ada yang hanya tersusun dari satu daun buah (karpel)
tetapi ada juga yang terbentuk dari karpel. Ovarium mungkin hanya terbentuk
dari satu karpel atau beberapa karpel yang bersatu. biji terdapat di dalam
ovarium. Bunga sebenarnya adalah modifikasi daun dan batang untuk mendukung
sistem pembuahan tertutup. Sistem pembuahan tertutup ini juga menjadi ciri
khasnya yang lain, sehingga kelompok tumbuhan ini dikenal juga dengan sebutan
angiospermae. Angiospermae berasal dari kata yunani angios yang berarti
pelindung dan spermae yang berarti biji, sehingga tumbuhan angiospermae ini disebut
dengan tumbuhan berbiji tertutup. Divisio magnoliophyta terdiri atas atas dua
kelas yaitu magnoliopsida (dicotiledonae) dan liliopsida (monokotiledonae).
Magnoliopsida mempunyai 64 ordo, 318 familia, dan kurang lebih 165.000 species
sedangkan liliopsida mempunyai 19 ordo, 65 familia, kurang lebih 50.000
species.[1]
Pinophyta
disebut juga Gymnospermae. Gymnospermae berasal dari kata
gymno berarti terbuka dan sperma berarti biji. Kelompok tumbuhan ini disebut
berbiji terbuka disebabkan bijinya tidak dilindungi oleh daun buah. Gymnospermae tumbuhan berbiji terbuka merupakan
kelompok tumbuhan berbiji yang bijinya tidak terlindung dalam bakal buah
(ovarium). Pada tumbuhan berbunga (Angiospermae, atau Magnoliophyta),
biji atau bakal biji selalu terlindungi penuh oleh bakal buah sehingga tidak
terlihat dari luar. Pada Gymnospermae, biji terlihat langsung atau terletak di
antara daun-daun penyusun strobilus atau runjung. Pada melinjo misalnya,
bijinya sejak dari melinjonya muda hingga melinjo masak dapat dilihat, sementara
pada tusam biji terletak pada runjungnya. Gymnospermae telah hidup di bumi
sejak periode Devon (410-360 juta tahun yang lalu), sebelum era dinosaurus.
Pada saat itu, Gymnospermae banyak diwakili oleh kelompok yang sekarang sudah
punah dan kini menjadi batu bara: Pteridospermophyta (paku biji), Bennettophyta
dan Cordaitophyta. Anggota-anggotanya yang lain dapat melanjutkan keturunannya
hingga sekarang.
B. Sifat
utama dari tumbuhan Magnoliophyta dan Phinophyta.
Sifat utama dari divisi Magnoliophyta adalah tumbuhan dengan biji tertutup,
sudah ada bunga sesungguhnya dan daun yang bervariasi baik bentuk, ukuran dan
bentuk pertulangan. Sporangia jantan dengan 1–4 anther, sporangia betina dalam
1– beberapa carpel yang berlekatan membentuk ovari. Biji-biji dari
Magnoliophyta tumbuh di dalam jaringan bakal buah (ovarium) atau struktur bunga
yang lain, sehingga serbuk sari tidak langsung bersentuhan dalam ovul, tetapi
hinggap pada bagian kepala putik (stigma), dimana ia berkecambah membentuk
tabung sari. Tabung sari tumbuh menembus jaringan-jaringan lain sebelumnya
akhirnya sampai dijaringan ovul. Sifat-sifat lain dari divisi Magnoliophyta
adalah sebagai berikut: adanya trakea
dalam pembuluh xylem, adanya elemen tapis (sieve elements) dan sel pengantar
dalam floem, kantong embrio dengan 8 inti (1
telur, 2 sel sinergid, 3 antipoda, dan 2 inti polar),
adanya pembuahan ganda, carpel yang
menutup.
Diantara tumbuh-tumbuhan yang menghuni bumi saat ini,
Magnoliophyta mempunyai jumlah jenis yang terbesar dan mendiami lebih banyak
tipe habitat dibandingkan golongan tumbuhan lainnya seperti: Schizophyta, thallophyta, Bryophyta,
dan Pteridophyta.
Habitusnya mencakup pohon, perdu, semak, herba dan liana yang parenial atau
annual. Radiasi adapatasi Magnoliophyta menghasilkan tumbuh-tumbuhan parasit,
saprofit dan epifit, juga insektivor, seperti kantung semar yang memperlihatkan
modifikasi daun yang agak menyimpang. Keanekaragaman struktur bunga merupakan
sifat lain yang menarik dari Magnoliophyta. Divisi Magnoliophyta mencakup semua
tumbuhan yang berbiji tertutup terdiri dari dua kelompok besar yaitu tumbuhan
berkeping dua (DIcotyledoneae) dan tumbuhan berkeping satu (Monocotyledoneae).
Untuk memenuhi aturan-aturan dalam Kode Internasional tatanama Tumbuhan (KITT),
digunakan nama Latin untuk tiap kategori masing-masing dengan akhiran opsida
(kelas) dan idea (anak kelas), yaitu kelas Magnoliopsida untuk tumbuhan
berkeping biji dua dan Liliopsida untuk tumbuhan berkeping biji satu. Perbedaan
sifat utama ke dua kelas tersebut dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:
Sifat
|
Kelas Magnoliopsida
(Dicotyledoneae)
|
Kelas Liliopsida
(Monocotyledoneae)
|
Keping biji
|
2 (jarang 1, 3 atau 4)
|
1
|
Daun
|
Biasanya urat daun bentuk jala
|
Urat daun sejajar
|
Cambium intrafasikuler
|
Memiliki Cambium Intrafasikuler
|
Tidak Memiliki Cambium
Intrafasikuler
|
Ikatan pembuluh primer
|
Dalam 1 lingkaran
|
Tersebar atau dalam 2/lebih
lingkaran
|
Pollen
|
Monosulcate pada suku primitive,
tetapi umumnya tricolpate
|
Monosulcate
|
Bagian-bagian bunga (kecuali
karpel)
|
Jumlahnya kelipatan 4 atau 5
|
Jumlahnya kelipatan 3, jarang 4
|
Sistem akar
|
Primer dan adventif
|
Adventif
|
Habitus
|
Sekitar 50% tumbuhan berkayu
|
Sekitar 10% berkayu, terutama pada
suku Palmae
|
Tumbuhan berbiji terbuka memiliki
ciri utama, yaitu bakal bijinya tumbuh dan terletak di luar megasporofil
(ovarium). Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji yang terkumpul dalam
bentuk strobilus (runjung) berkayu (kecuali pada Cycas). Sporofil jantan
dan betina terpisah sehingga dapat dibedakan ciri-ciri fisiknya. Gymnospermae
berumah dua hanya memiliki salah satu strobilus (jantan atau betina), sedangkan
Angiospermae berumah satu memiliki kedua jenis strobilus.
Gymnospermae merupakan tumbuhan
tahunan yang berkayu, dengan bentuk yang bervariasi. Sistem perakarannya
berbentuk tunggang atau serabut. Batang dapat tumbuh membesar dan ada yang
bercabang-cabang. Batang Gymnospermae memiliki trakeid yang tersusun dan
sel-sel berbentuk memanjang dan runcing yang berfungsi untuk mengangkut air
dari bawah ke atas atau dari akar ke daun. Trakeid merupakan bentuk awal xilem.
Daun memiliki bentuk yang bervariasi, ada yang kecil dan tebal berbentuk jarum,
ada pula yang tipis seperti lembaran.
Generasi yang
dominan pada Gymnospermae adalah sporofit. Pohon pinus merupakan sporofit yang
berkromosom diploid (2n). Gymnospermae bereproduksi secara generatif (seksual)
dengan membentuk biji. Alat reproduksi berupa strobilus terbentuk ketika
tumbuhan sudah dewasa. Penyerbukan pada umumnya terjadi dengan bantuan angin (anemogami).
Gymnospermae mengalami pembuahan tunggal.
Siklus hidup tumbuhan berbiji
terbuka, misalnya pinus, dijelaskan sebagai berikut.
1). Pohon pinus (sporofit)
berkromosom diploid (2n) yang sudah dewasa membentuk strobilus jantan (konus
serbuk sari) dan strobilus betina (konus yang berovulasi).
2). Strobilus jantan memiliki sporofil berupa daun
reproduktif kecil yang mengandung
ratusan mikrosporangia. Sel-sel di dalam mikrosporangia mengalami pembelahan
meiosis menghasilkan gametofit jantan berupa butir serbuk sari yang haploid
(n).
3). Strobilus betina memiliki
sporofil berbentuk sisik. Setiap sisik memiliki dua bakal biji. Masing-masing
bakal biji memiliki megasporangium (nuselus) yang terlindungi oleh lapisan
integumen, dengan sebuah bukaan berbentuk lobang kecil yang disebut mikropil.
4). Penyerbukan terjadi bila
serbuk sari jatuh pada strobilus betina, kemudian terisap masuk ke dalam bakal
biji melalui mikropil. Namun proses pembuahan ovum oleh sel sperma baru akan
terjadi sekitar satu tahun setelah terjadinya penyerbukan.
5). Di dalam strobilus betina
terjadi pembelahan meiosis sel induk megaspora (2n) yang terdapat di dalam
nuselus; dihasilkan empat sel haploid (n). Namun demikian, hanya satu sel yang
bertahan hidup dan tumbuh menjadi megaspora (n), sedangkan tiga sel lainnya
mengalami reduksi, lalu mati.
6). Megaspora (n) membelah
secara mitosis berulang-ulang dan tumbuh menjadi jaringan gametofit betina (n).
Jaringan gametofit betina yang berdekatan dengan mikropil akan membentuk
arkegonium. Arkegonia yang terbentuk berjumlah dua atau tiga yang masing-masing
mengandung satu ovum.
7). Sementara itu, serbuk sari
yang jatuh pada liang bakal biji (mikrofil) akan berkecambah membentuk tabung
atau buluh serbuk sari, menembus nuselus menuju ke ruang arkegonium. Di dalam
buluh serbuk sari terdapat satu sel generatif yang membelah menjadi dua sel,
yaitu sel
steril (dislokator) dan sel spermatogen. Sel spermatogen
membelah menjadi dua sel spermatozoid dengan ukuran yang berbeda (satu sel
berukuran besar dan satu sel berukuran kecil). Saat mencapai ovum, sel steril
(dislokator) dan sel spermatozoid yang berukuran kecil mati, sedangkan sel
spermatozoid (n) yang berukuran besar membuahi salah satu ovum (n) sehingga
terbentuklah zigot (2n).
8). Zigot (2n) akan tumbuh
menjadi embrio (2n) yang merupakan sporofit baru. Embrio tersebut memiliki akar
yang belum sempurna dengan beberapa daun embrionik. Embrio mendapatkan makanan
dari jaringan gametofit (n). Embrio (2n) dan cadangan makanan (n) dikelilingi
oleh selaput biji (2n) yang berasal dari integumen sporofit induk. Jadi, sebuah
biji Gymnospermae terdiri atas tiga generasi, yaitu dua generasi sporofit (2n)
dan satu generasi gametofit (n).
Tumbuhan biji
merupakan tumbuhan pertama diantara Gymnospermae, walaupun sekarang sudah punah
beberapa keturunannya, tapi seperti pakis dan melinjo masih ada sampai
sekarang. Tumbuhan berbiji inilah yang mengungkapkan garis kerturunan purba
dengan kenyataan bahwa mikrospora mencapai bakal biji..
C. Klasifikasi
Tumbuhan Magnoliophyta dan Phinophyta
a. Kelas
Magnoliopsida (Dicotyledoneae)
Kelas Magnoliopsida terdiri dari 6 anak kelas, yaitu anak kelas
Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophyllidae, Dilleniidae, Rosidae dan Asteridae.
1. Anak kelas
Magnoliidae
Magnoliidae terdiri dari 8 bangsa, 39 suku dan sekitar 11.000 jenis.
Merupakan tumbuhan berkeping biji dua yang mempunyai satu atau beberapa
sifat-sifat primitive. Munculnya kira-kira 122 juta tahun yang lalu pada
periode Kretaseus bawah. Bunga umumnya mempunyai beberapa tepal, sering
terdiferensiasi menjadi sepal dan tepal, tetapi kadang-kadang apetal. Stamen
banyak dan matang dalam pola sentripetal; pollen binucleate dan monosulcate.
Gymnoecium apokard dengan ovul bitegmic dan crassinucellate. Magnoliales adalah
bangsa terbesar, semua suku dalam anak kelas ini mempunyai biji dengan
endosperm, kecuali suku Lauraceae. Anak kelas Magnoliidae mempunyai
senyawa-senyawa kimia untuk pertahanan diri, sebagian besar taksa menghasilkan
alkaloid isoquinolin. Contoh tumbuhan ini antara lain:
2. Anak kelas
Hamamelidae
Hamamelidae terdiri dari 11 bangsa, 24 suku dan kira-kira 3.400 jenis.
Merupakan anak kelas terkecil dalam magnolipsida. Muncul sekitar 100 juta tahun
yang lau pada periode Kretaseus bawah dan ditandai oleh karakter seperti
penyerbukan oleh angin dan bunga yang tereduksi, sering unisexual. Umumnya
berupa tumbuhan berkayu kecuali beberapa taksa dari bangsa Urticales dan
anggota dari suku-sukunya biasanya jumlahnya relative sedikit. Pada kelompok
yang telah maju, bunganya tersusun dalam pembungaan spika, perhiasan bunga
tidak ada atau tidak berkembang. Buah denga ovul tunggal. Dalam beberapa fase
dari evolusinya, Mamamelidae mulai menggunakan tannin sebagai senyawa kimia
untuk pertahanan diri terhadap herbivora. Contoh tumbuhan dari kelas ini adalah:
3. Anak kelas
Caryophyllidae
Caryophyllidae terdiri dari 3 bangsa, 14 suku, dan kira-kira 1.000 jenis.
Umumnya berupa herba, beberapa tumbuhan sukulen dan halofit. Dari catatan fosil
diketahui bahwa Caryophyllidae mulai muncul sekitar 70 juta tahun yang lalu.
Perhiasan bunga secara morfologi lebih kompleks dan beragam. Jenis yang masih
primitive, hanya mengandung 1 lingkaran perhiasan bunga dan dari sini
termodifikasi menjadi perhiasan bunga yang berkembang menjadi sepal dan petal
yang jelas. Stamen yang masak urutan sentrifugal dan menghasilkan pollen yang
trinukleat. Placenta central sampai basal, ovul bitegmic dan crassinucellate.
Betalain (sejenis pigmen) ditemukan pada banyak suku dalam bangsa
Caryophyllales. Bangsa Caryophyllales (sering disebut Centrospermae), merupakan
bangsa yang terbesar yaitu sekitar 10.000 jenis.
4. Anak kelas
Dilleniidae
Dilleniidae terdiri dari 13 bangsa,
78 suku, dan sekitar 25.000 jenis. Anak kelas Dilleniidae mempunyai gynoecium
yang sinkarp kecuali ada bangsa Dilleniales yang apokard. Stamen masak secara
centrifugal dengan pollen yang binukleat kecuali pada suku Cruciferae yang
trinukleat. Ovul unitegmic atau bitegmic dengan endosperm yang crassinucellate
sampai tenuinucellate. Umumnya anggotanya berupa tumbuhan berkayu. Pollen yang
mewakili anak kelas Dilleniidae ditemukan berupa fosil sekitar 100 juta tahun
yang lalu pada awal periode kretaseus bawah.
5.
Anak kelas Rosidae
Rosidae terdiri dari 18 bangsa, 49
suku dan sekitar 56.000 jenis. Merupakan anak kelas terbesar kedua dalam
Magnoliopsida. Sekitar sepertiga dari jumlah jenisnya termasuk dalam suku
Astereceae (Compositae). Bunga sympetal, jarang sekali apetal atau polypetal.
Stemen sedikit, berselingan dengan petal. Gynoecium biasanya dengan 2 carpel
dengan ovul yang unitegmic dan tenuinucellate. Asteridae merupakan anak kelas
dari Magnoliopsida yang paling maju secara evolusi dan bukti-bukti sekarang
memperkuat dugaan bahwa Asterudae diturunkan dari garis Rosidae. Asteridae
adalah anak kelas paling muda, dimana mulai muncul sekitar 65 juta tahun yang
lalu tetapi beru melimpah sekitar 30 juta tahun yang lalu.
6.
Anak kelas Asteridae
Asteridae terdiri dari 11 bangsa, 49
suku dan sekitar 56.000 jenis. Merupakan anak kelas terbesar kedua dalam
Magnoliopsida. Sekitar sepertiga dari jumlah jenisnya termasuk dalam suku
Asteridae (Compositae). Bunga sympetal, jarang sekali apetal atau polypetal.
Stamen sedikit, berselingan dengan petal. Gynoecium biasanya dengan 2 carpal
dengan ovul yang unitegmic dan tenuinucellate. Asteridae merupakan anak kelas
dari Magnoliopsida yang paling maju evolusi dan bukti-bukti sekarang memperkuat
dugaan bahwa Asteridae diturunkan dari garis Rosidae. Asteridae adalah anak
kelas paling muda, dimana mulai muncul sekitar 65 juta tahun yang lalu tetapi
beru melimpah sekitar 30 juta tahun yang lalu.
b. Kelas Liliopsida
(Monocotyledoneae)
Kelas Liliopsida terdiri dari lima
anak kelas yaitu anak kelas Alismetidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae
dan Liliidae.
1.
Anak kelas Alismatidae
Alismatidae terdiri dari 4 bangsa,
16 suku dan sekitar 500 jenis. Mempunyai karakteristik herba aquatic, yang
menempati tempat yang lembab. Umumnya mempunyai gynoecium yang apokard dan
pollen yang trinukleat. Jika buah masak, biji tidak mempunyai endosperm.
Terdapat 2 sel tetangga pada sekeliling stoma. Anak kelas Alismatidae masih mempunyai
sifat-sifat yang primitive. Catatan fosil menunjukkan bahwa anak kelas ini
muncul sekitar 60 juta tahun yang lalu.
2.
Anak kelas Arecidae
Arecidae terdiri dari 4 bangsa, 5
suku dan 5.600 jenis. Bentuk hidupnya bervariasi dari ukurannya yang sangat kecil
sampai pohon-pohon palm yang besar. Kira-kira 50% dari jumlah jenisnya adalah
pohon. Bunga-bunga umumnya kecil, sering tersusun dalam pembungaan spadix yang
dilindungi oleh spatha. Sel tetangga pada stomata umumnya empat, tetapi biasa
dua atau tiga. Beberapa jenis mempunyai sifat-sifat yang menyimpang dari sifat
khas Liliopsida seperti daun yang lebar, urat daun seperti jala. Semua
anggotanya mempunyai pembuluh trakea, kecuali bangsa Arales. Lebih dari
setengah jumlah jenisnya adalah anggota bangsa Arecales yang hanya meliputi
satu suku, yaitu Aracaceae (Palmae). Catatan fosil menunjukkan bahwa Arecidae
muncul pada periode Kretaseus atas, kira-kira 80 juta tahun yang lalu.
3. Anak kelas
Commelinidae
Commelinidae terdiri dari 6 bangsa,
16 suku dan kira-kira 16.200 jenis. Umumnya berupa tumbuha herba, habitatnya
berkisar antara aquatic sampai terrestrial atau bahkan epifit. Bunga mempunyai
sepal dan petal, perhiasan bunga berbentuk sekam atau bulu kasar, atau bahka
tanpa perhiasan bunga. Jenis-jenis yang masih primitive, penyerbukannya dibantu
oleh serangga, sedangkan yang lebih maju dibantu oleh angin. Pollen umumnya
trinucleate, jarang binucleate. Sekitar 50% jenisnya termasuk dalam suku
Poaceae (Gramineae) dan 30% dalam suku Cyperaceae. Fosil yang paling tua
umurnya kira-kira 85 juta tahun , sedangkan suku Gramineae, salah satu suku
yang dianggap lebih maju, muncul sekiatr 60 juta tahun yang lalu.
4.
Anak kelas Zingiberidae
Zingiberidae terdiri dari 2 bangsa , 9 suku dan 3.800
jenis. Umumnya jenis-jenis Zingiberidae hidup didaerah tropis, habitatnya
terestrial atau berupa epifit. Bunga beraturan (aktinomorf) sampai tidak
beraturan (asimetris), mempunyai kelenjar nectar, ovary inferior. Kedua bangsa
(Bromeliales dan Zingiberales) dapat dibedakan dengan jelas, dan meskipun
disatukan dalam anak kelas ini, nampaknya sifat-sifat utama yang lainnya
berkembang secara bebas. Zingiberidae dibedakan dari Liliopsida lainnya dalam
hal adanya nectar pada bunga dan bunga yang epigynous.
5.
Anak kelas Liliidae
Liliidae terdiri dari 2 bangsa, 19 suku dan 25.000
jenis. Jenis-jenis dalam anak kelas Liliidae mempunyai gynoecium yang sinkarp
dengan perhiasan bunga yang petaloid. Bunga berkembang dengan baik untuk
penyerbukan oleh serangga. Umumnya berupa herba dengan habitat terrestrial atau
epifit. Daun linearis dengan tulang daun sejajar sampai daun lebar dengan
tulang daun seperti jala. Sel tetangga pada stomata biasanya tidak ada, tapi
kadang-kadang terdapat 2 atau lebih. Ovary umumnya inferior. Lebih dari 80%
jenis-jenisnya dalam suku Liliiaceae dan Orchidaceae pollen baribangsa Liliales
yang berupa fosil menunjukkan bahwa jenis-jenis ini mulai muncul pada periode
Kretaseus atas, yaitu sekitar 70 juta tahun yang lalu.
Anggota Gymnospermae yang masih ada
(hidup) sampai saat ini, digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas Cycadinae,
Kelas Ginkyoinae, Kelas Coniferae, dan Kelas Gnetinae.
a.
Kelas Cycadinae
Tumbuhan kelas
Cycadinae struktur tubuhnya berkayu, menyerupai palem dan tidak atau sedikit
bercabang. Sporofil tersusun dalam strobilus berumah dua (dalam satu strobillus
terdapat satu alat kelamin). Strobilus jantan sangan besar tersusun oleh
sporofil-sporofil berbentuk sisik, dan banyak mikrosporangium. Pada strobilus
betina (megasporofil), sporofil berupa sisik dengan dua bakal biji. Kelas ini
hanya mempunyai satu bangsa, yaitu Cycadales dan satu suku, yaitu Cycadaceae,
contohnya pakis haji (Cycas rumphii) dan Dioon sp (hidup di Amerika).
b.
Kelas Ginkyoinae
Kelas
Ginkyoinae bersifat dioceus (berumah dua), mempunyai tunas panjang dan pendek.
Daunnya bertangkai panjang membentuk kipas. Mikrosporofil (benang sari) sedikit
dan susunan makrosporofil tidak begitu terang, dengan dua bakal biji pada
tangkai yang panjang. Kulit luar pada bijinya berdaging dan kulit dalamnya
keras. Kelas ini terdiri dari bangsa Ginkyoales dan Ginkyoaceae, contohnya
adalah Ginkyobiloba.
c.
Kelas Coniferae
Ciri utama
Coniferae adalah adanya tajuk berbentuk kerucut (coniferae) berasal dari kata
conus yang artinya kerucut dan ferein yang artinya mendukung. Struktur tubuhnya
dapat berupa semak, perdu, atau pohon. Coniferae mempunyai daun berbentuk
jarum, sehingga sering disebut pohon jarum. Tumbuhan ini berumah dua (dioceus),
tetapi ada juga yang berumah satu. Kelas coniferae terdiri dari beberapa ordo,
antara lain Ordo Araucariales, Ordo Podocarpales, Ordo Cupressales, dan ordo
Pinales. Ordo-ordo tersebut umumnya disusun oleh satu suku. Contoh anggota Ordo
Araucariales adalah Agathis alba (Aruacariaceae), contoh anggota Ordo
Podocarpales adalah Podocapus imbricata (podoparceae), dan contoh anggota Ordo
Pinales adalah Pinus merkusii (Pinaceae). Sedangkan Ordo Cupressales terdiri
atas dua suku/famili, yaitu Famili Taxodiaceae (contohnya Sequoia gigantea) dan
Famili Cupressaceae (contohnya Juniperus communis).
d.
Kelas Gnetinae
Ciri-ciri
adalah batang berkayu (dapat bercabang atau tidak), berkelamin tunggal. Dan
pembuahan terjadi melaui pembentukan buluh serbuk sari. Kelas ini terdiri dari
atas 3 ordo, yaitu ordo Ephedrales. Ordo Gnetales, dan ordo Welwitschiales.
Contoh anggota ordo Ephedrales adalah Ephedra altissima (Ephedraceae). Contoh
anggota ordo Gnetales adalah melinjo (Gnetum Gnemon) yang merupakan anggota
suku Gnetaceae. Tumbuhan yang banyak dibudiyakan ini umumnya memiliki strobilus
jantan dan betina yang terdapat dalam satu pohon (berumah satu). Sedangkan
contoh anggota Ordo Welwitschiales adalah welwitschia bainesii
(Welwitschiaceae). Gnetum gnemon (melinjo) salah satu contoh kelas gnetinae Manfaat
gymnospermae yaitu untuk industri kertas dan korek api (Pinus dan Aghatis),
untuk obat-obatan (Pinus, Ephedra, Juniperus), untuk makanan (Gnetum gnemon),
tanaman hias (Thuja Cupressus, Araucaria). Contoh tumbuhannya adalah melinjo
(Gnetum gnemon).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Magnoliophyta atau angiospermae merupakan
kelompok tumbuhan yang alat perkembangbiakan generatifnya berupa bunga. Pada
umumnya bunga mempunyai perhiasan yang terdiri atas kelopak ( kaliks ) dan
mahkota ( korolla ). Angiospermae (tumbuhan biji tertutup), merupakan tumbuhan
berbunga, dimana nama tumbuhan ini diambil dari cirinya yang paling khas yaitu
menghasilkan organ reproduksi berbentuk bunga. Pinophyta
disebut juga Gymnospermae. Gymnospermae berasal dari kata
gymno berarti terbuka dan sperma berarti biji. Kelompok tumbuhan ini disebut
berbiji terbuka disebabkan bijinya tidak dilindungi oleh daun buah.
Kelas Magnoliopsida terdiri dari 6 anak kelas, yaitu
anak kelas Magnoliidae, Hamamelidae, Caryophyllidae, Dilleniidae, Rosidae dan
Asteridae. Kelas Liliopsida terdiri dari lima anak kelas yaitu anak kelas
Alismetidae, Arecidae, Commelinidae, Zingiberidae dan Liliidae.
Anggota Gymnospermae yang masih ada
(hidup) sampai saat ini, digolongkan menjadi 4 kelas, yaitu kelas Cycadinae,
Kelas Ginkyoinae, Kelas Coniferae, dan Kelas Gnetinae.
B.
Saran
Dengan membaca
makalah ini, pembaca disarankan agar dapat mengambil manfaat dan ilmu tentang
tumbuhan. Penulis menyadari bahwa materi yang penulis jelaskan masih terdapat
banyak kekurangan. Sehingga untuk mengetahui lebih luas tentang ilmu tentang
tumbuhan, pembaca dapat memperoleh dari berbagai sumber lainnya, seperti buku,
jurnal ataupun internet.
DAFTAR PUSTAKA
Kimball, W. John. 1987. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Mulyani, Asep. 2013. Panduan Praktikum Bothani Phanerogame. Cirebon: Pusat Laboratorium
IAIN
Sudarsono, dkk. 2005. Taksonomi Tumbuhan Tinggi. Malang: UM Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2009. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.