Formulir Kontak

 

Makalah Transpor Aktif


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Fisiologi tumbuhan merupakan ilmu yang mempelajari tentang proses, fungsi, dan aktivitas suatu organisme dalam menjaga dan mengatur kehidupannya. Seperti halnya cabang ilmu biologi lain, fisiologi tumbuhan juga mempelajari proses kehidupan yang sering mirip atau identik pada banyak organisme. Fisiologi tumbuhan sebenarnya merupakan terapan dari fisika dan kimia modern untuk memahami tumbuhan. Karena itu, kemajuan fisiologi tumbuhan hampir seluruhnya bergantung pada kemajuan di bidang fisika dan kimia. Kini teknologi ilmu fisika terapan menyumbangkan peralatan untuk membantu penelitian dibidang fisiologi tumbuhan serta pengetahuan dasar yang dipakai untuk menafsirkan berbagai hasilnya.
Sel adalah unit struktural dan fungsiaonal penyusun tubuh makhluk hidup, berdasarkan strukturnya para ahli biologi membedakan sel menjadi 2 kelompok utama,yaitu sel eukariotik dan sel prokariotik. Pada umumnya semua bentuk kehidupan dibumi ini tersusun atas sel, ada yang berbentuk uniseluler, dan multiseluler. Tumbuhan merupakan organisme yang termasuk dalam golongan multiseluler.Sel memiliki organel-organel dan struktur, yang masing masing memiliki fungsi, dan bentuk yang berbeda, selain itu juga sel memiliki senyawa penyusun sel tersebut. Sel juga memiliki system transfortasi seperti, difusi, osmosis, imbibisi, plasmolisis dan deficit tekanan difusi.

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian dari fisiologi tumbuhan ?
2.      Apa pengertian dari sel tumbuhan ?
3.      Bagaimana struktur serta fungsi dari sel tumbuhan ?
4.      Bgaimana proses transpor aktif dan pasif pada sel tumbuhan ?


C.           Tujuan Masalah
1.      Untuk mengetahui pengertian dari fisiologi tumbuhan
2.      Untuk mengetahui pengertian dari sel tumbuhuhan
3.      Untuk mengetahui struktur serta fungsi dari sel tumbuhan
4.      Untuk mengetahui proses transpor aktif dan pasif pada sel tumbuhan




BAB II
PEMBAHASAN

A.           Pengertian Fisiologi Tumbuhan
Fisiologi berasal dari bahasa latin, phisis berarti alam (nature) dan logos berarti ilmu. Jadi fisiologi tumbuhan diartikan sebagai ilmu tentang alam tumbuhan. Pengertian tersebut merupakan pengertian yang sangat luas tentang segala sesuatu yang berkaitan dengan masalah botani, padahal yang dipelajari dalam fisiologi tumbuhan lebih tujunjukkan pada berbagai mekanisme atau proses biologis yang terjadi di dalam tumbuhan.
Fisiologi tumbuhan berartu suatu bidang ilmu yang mengkaji fenomena-fenomena penting di dalam tumbuhan, meliputi:
a.    Aktivitas hidup yang dilakukan.
b.    Proses dan fungsi yang menyangkut tanggapan tumbuhan terhadap perubahan lingkungan, dan pertumbuhan serta perkembangannya sebagai hasil dari respon tersebut.
c.    Fungsi setiap jenis organ, jaringan, sel, dan organel sel dalam tumbuhan serta fungsi setiap komponen kimia (ion, molekul atau makromolekul).

B.            Pengertian Sel Tumbuhan
Sel tumbuhan adalah bagian terkecil dari setiap organ tumbuhan. Sel tumbuhan adalah penggerak dari suatu tumbuhan itu sendiri, maksutnya dapat di pahami dari berbagai fungsi dari tipe-tipe sel, diantaranya adalah:
a.       Sel parenkim: untuk menyokong berdirinya tumbuhan.
b.      Sel kolenkim: sel kolenkim tersusun dari berbagai berkas atau silinder dekat permukaan korteks pada batang dan tangkai.
c.       Sel sklerenkim: sel sklerenkim membentuk kumpulan sel yang bersinambungan.



C.            Struktur Dan Fungsi Organel Sel
Secara umum struktur sel tumbuhan terdiri dari tiga komponen utama yaitu:
a.    Dinding Sel
Dinding sel merupakan salah satu ciri sel tumbuhan yang membedakannya dari sel hewan. Dinding ini melindungi sel tumbuh¬an, mempertahankan bentuknya, dan mencegah penghisapan air secara berlebihan. Pada tingkat keseluruhan tumbuhan, dinding yang kuat yang terbuat dari sel khusus mempertahankan tumbuhan agar tegak melawan gaya gravitasi
Sel tumbuhan muda pertama-tama mensekresi dinding yang relatif tipis dan lentur yang disebut dinding sel primer. Di antara dinding-dinding primer sel-sel yang berdekatan terdapat lamela tengah, lapisan tipis yang banyak mengandung polisakarida lengket yang disebut pektin. Apabila selnya telah dewasa dan berhenti tumbuh, sel ini memperkuat dindingnya. Sebagian sel tumbuhan melakukan hal ini hanya dengan mensekresi substansi pengeras ke dalam dinding primernya. Sel lain menambahkan dinding sel sekunder di antara membran plasma dan dinding primer. Dinding sekunder ini, seringkali menumpuk menjadi beberapa lapisan berlamina, memiliki matriks kuat dan tahan lama yang sanggup memberi perlindungan dan dukungan.[1]
      
Dinding sel tumbuhan. Sel muda mula-mula membentuk dinding primer tipis, seringkali ada penambahan dinding sekunder yang lebih kuat di dalam dinding primer ketika pertumbuhan terhenti. Lamela tengah yang lengket melekatkan sel-sel yang berdekatan menjadi satu. Dengan demikian, partisi multilapis di antara sel-sel ini terdiri atas dinding penghubung yang masing-masing disekresikan oleh selnya sendiri.[2]
Dinding sel terdiri dari: lamela tengah, dinding primer dan dinding sekunder. Antara sel-sel yang berdekatan ada lamela tengah yang merekatkan antara dua dinding sei menjadi satu. Lamela tengah terutama terdiri dari Ca-pektat berupa gel. Dinding primer adalah lapisan yang terbentuk selama pembentangan, terdiri dari hemiselulosa, selulosa, pektin, lemak, dan protein. Dinding sekunder biasanya lebih tebal dari dinding primer terutama terdiri dari selulosa dan kadang-kadang lignin, merupakan lapisan yang ditambahkan setelah proses pembentangan dinding sel selesai.
Tidak  semua   bagian   dinding   sel   mengalami   penebalan   dan  terisi   plasma (plasmodesmata).  Dinding primer memilki sejumlah daerah penipisan yang disebut noktah. Daerah ini memiliki plasmodesmata dengan kerapatan tinggi. Plasmodesmata adalah jalinan  benang sitoplasma  tipis yang  menembus dinding-dinding  sel yang bersebelahan, menghubungkan protoplas sel yang berdampingan. Dengan demikian dinding    sel    menjadi berlubang-lubang    yang    memungkinkan senyawa kimia melewatinya.
Dinding sel yang berbatasan langsung dengan udara luar sering dilapisi kutin dan suberin (kutikula). Lapisan ini tidak seluruhnya tertutup rapat sehingga masih memungkinkan senyawa kimia melewatinya. Dinding sel berfungsi untuk memberi kekuatan mekanik sehingga sel mempunyai bentuk tetap serta memberi perlindungan terhadap isi sel, dan karena sifat hidrofilnya dapat mengadakan imbibisi air serta meneruskan air dan senyawa yang larut di dalamnya ke protoplas.[3]

b.    Protoplasma
Protoplas merupakan bagian yang hidup dari sel tumbuhan, meskipun di dalamnya juga terdapat berbagai senyawa anorganik. Protoplas terdiri dari dua bagian utama, yaitu: membran plasma dan sitoplasma.

1.    Membran Plasma
Membran plasma merupakan pembatas antara inta dan ekstra seluler, dan memiliki ukuran yang sangat tipis. Membran sel bersifat selektif permeabel, membran ini akan menyeleksi membran-membran apa saja yang boleh masuk ke dalam sel. Dimana nanti ada beberapa molekul yang bisa lewat atau masuk dengan mudah namun ada juga yang harus melewati fase transpor terlebih dahulu.
Membran plasma berfungsi mengatur aliran zat -zat terlarut masuk dan keluar sel, dan mengatur aliran air melalui osmosis. Membran plasma bersifat diferensial permeabel,  artinya dapat melalukan  senyawa  kimia tertentu dan tidak  melalukan senyawa lainnya.[4]
Struktur dari membran plasma terdiri dari: 1) fosfolipid bilayer, pada membran plasma terdapat dua lapisan fosfolipid yaitu dua lapisan lemak yang berikatan dengan fosfat. Fosfolipid adalah molekul amfipatik (amphipathic), yang berarti memiliki wilayah hidrofilik dan hidrofobik sekaligus,[5] yaitu molekul yang mirip dengan kepala dan ekor, kepala dari fosfolipid merupakan molekul fosfat sedangkan ekornya adalah lemak, kepala fosfat versifat hidrofilik (suka air) sehingga terletak di luar, sedangkan bagian dalam bersifat hidrofobik (tidak suka air) sehingga terletak di tengah.
           

2.    Sitoplasma
Sitoplasma merupakan bahan berbentuk gel yang terdapat di sebelah dalam membran sel. Penyusun terbesar sitoplasma adalah air dan beberapa bahan kimia serta bentukan-bentukan tertentu yang memungkinkan terjadi proses hidup di dalam sel. Sitoplasma berbentuk seperti agar-agar yang selalu bergerak dan mengalir.[6]
           
Berfungsi sebagai pelindung sel, penyimpanan molekul-molekul, dan tempat pembelahan sel. Sitoplasma terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah:

a.    Retikulum Endoplasma (RE)
Retikulum endoplasma merupakan lipatan membran, yang terbentang dari inti sampai ke membran sel, menempati seabagian besar daerah sitoplasma, RE berfungsi sebagai tempat proses pembuatan atau sintesis protein yang akan di sempurnakan lebih lanjut di dalam badan golgi.[7]
ER membentuk sistem angkutan untuk berbagai macam molekul di dalam sel dan bahkan antar sel meialui plasmodesmata. Sejumlah ribosom sering berasosiasi dengan ER dalam hal sintesis protein. ER yang ditempeli ribosom disebut ER kasar. ER halus tak ber-ribosom dan senng berbentuk pipa.[8]



b.    Ribosom
Sintesis protein merupakan fungsi sel yang vital yang berlangsung di ribuan ribosom. Ribosom tersebar di sitoplasma atau bergabung dengan ER kasar di dalam sel, dan selalu di membran rangkap ER di sisi sitosol. Ribosom juga menempel di membran luar selimut inti di sisi sitosol. Ribosom nampak sebagai bintik hitam pada mikrograf elektron. Sering juga membentuk rantai seperti untaian, khususnya dalam pola spiral (terpilin). Struktur ini dinamakan poliribosom atau polisom. Dalam ribosom, informasi genetik dari mRNA diterjemahkan menjadi protein.
Ribosom merupakan tempat sel membuat protein. Sel yang memiliki laju sintesis protein yang tinggi secara khusus memiliki jumlah ribosom yang sangat banyak. Ribosom bebas tersuspensi dalam sitosol, sementara ribosom terikat dilekatkan pada bagian luar jalinan membran yang disebut retikulum endoplasmik. Sebagian besar protein yang dibuat oleh ribosom bebas akan berfungsi di dalam sitosol; contohnya ialah enzim-enzim yang mengkatalisis proses metabolisme yang bertempat di dalam sitosol.[9]
Ribosom. Ribosom terdiri dari subunit besar dan kecil yaitu rRNA dan protein. Setiap subunit disintesis di dalam nukleolus dan dikeluarkan melalui pori nukleus ke dalam sitoplasma.[10]
c.    Badan Golgi
Badan golgi (diktiosom) terlihat seperti tumpukan piring pipih yang berongga di dalamnya (sisternae) dengan tepian yang menggelembung dan dikelilingi oleh benda bulat-bulat (vesikel). Badan Golgi berperan dalam pembentukan membran plasma dan mengangkut enzim yang harus dibuat dalam sel, yang akan menentukan reaksi kimia yang terjadi dan menentukan struktur dan fungsi sel.[11]
Tumpukan golgi memuliki polaritas strukturan tersendiri, dan membran sisterna pada sisi-sisi tumpukan yang berlawanan berbeda dalam hal ketebalan dan komposisi molekularnya. Kedua kutup tumpukan golgi disebut sebagai sisi Cis dan sisi Trans. Sisi cis bekerja sebagai bagian penerimaan sedangkan sisi trans sebagai bagian pengiriman pada aparatus golgi, sisi cis biasanya terletak di dekat RE. Vesikel transpor menggerakkan materi dari RE menuju apataus golgi. Suatu vesikel yang bertunas dari RE dapat menambahkan membrannya dan isi lumennya ke sisi cis dengan cara berfusi dengan membran golgi. Sisi tran memunculkan vesikel, yang terlepas dan berpindah ke tempat lain.[12]
d.      Mitokondria
Mitokondria adalah organel tempat terjadinya pemecahan molekul makanan sehingga dihasilkan energi. Mitokondria merupakan tempat pembangkit energi untuk keperluan sel. Sel yang aktif biasanya lebih banyak mengandung mitokondria.[13]
Pada mikroskop cahaya, mitokondria terlihat seperti bulatan, batang atau kawat kecil yang beragam bentuk dan ukurannya. Terbungkus membran rangkap, permukaan luarnya berlubang-lubang sedang permukaan dalamnya membentuk tonjolan-tonjolan (kristae) yang masuk ke dalam stroma. Membran dalam membungkus matriks, dan banyak enzim yang mengendalikan berbagai tahap dalam respirasi sel khususnya dan metabolisme umumnya ditemukan di sana atau di dalam matriks. Mitokondria memiliki DNA dan ribosom kecil di dalam matriksnya, sehingga mampu mensintesis porteinnya sendir.[14]



e.    Kloroplas
Kloroplas adalah suatu anggota terspealisasi dari famili organel-organel tumbuhan yang berkerabat dekat, yang disebut plastida. Kloroplas mengandung suatu sistem mebran yang bernama tilakoid, yang sering sambung-menyambung membentuk tumpukan membran yang disebut grana. Grana terbenam dalam stroma. Enzim yang mengendalikan fotosintesis terdapat di membran tilakoid dan di stroma.

f.     Vakuola
Badan khas di sel tumbuhan selain dinding sel dan plastida adalah vakuola. Vakuola mengerjakan beberapa fungsi. Bentuk dan ketegangan jaringan yang hanya memiliki dinding primer adalah akibat adanya air dan bahan terlarut yang menekan dari dalam vakuola. Tekanan tersebut timbul karena osmosis. Konsentrasi bahan terlarut di dalam vakuola cukup tinggi, termasuk garam-garam, molekul-molekul organik kecil, beberapa protein (enzim) dan molekul-molekul lainnya
Sel muda yang aktif membelah di titik tumbuh batang dan akar mempunyai vakuola sangat kecil. Sebagian besar terbentuk dari ER, lalu tumbuh bersama sel, mengambil air secara osmosis dan bergabung satu sama lain. Sel dewasa sering memiliki vakuola yang mengisi 70-90% atau lebih volume sel, dan protoplasmanya tersisiih hingga hanya berupa lapisan tipis di antara tonoplas dan plasmalemma. Beberapa sel yang aktif membelah juga dapat bervakuola besar

c.    Inti Sel (Nukleus)
Nukleus merupakan pusat kendali pada sel tumbuhan eukariotik. Nukleus mengendalikan seluruh fungsi sel dengan menentukan berbagai reaksi kimia dan juga struktur dan fungsi sel. Nukleus merupakan organel berbentuk bulat atau memanjang yang terbungkus selimut inti. Plasma nukleus (nukleoplasma) berbutir-butir merupakan sistem koloid, mengandung kromatin yang pada pembelahan sel berubah menjadi kromosom. Fungsi kromosom adalah membentuk m-RNA yang mengatur sintesis protein. Di dalam plasma nukleus juga terdapat nukleolus yang jumlahnya tiap sel khas untuk tiap jenis. Nukleolus itu padat, bentuknya tak beraturan, merupakan massa serat dan butiran, dan berwarna gelap. Fungsi nukleolus adalah untuk sintesis r-RNA dan ribosom.[15]


D.         Proses Transpor Membran Sel Tumbuhan
Salah satu fungsi dari membran sel adalah sebagai lalu lintas molekul dan ion secara dua arah. Molekul yang dapat melewati membran sel antara lain ialah molekul hidrofobik (CO2, O2), dan molekul polar yang sangat kecil (air, etanol). Sementara itu, molekul lainnya seperti molekul polar dengan ukuran besar (glukosa), ion, dan substansi hidrofilik membutuhkan mekanisme khusus agar dapat masuk ke dalam sel.
Banyaknya molekul yang masuk dan keluar membran menyebabkan terciptanya lalu lintas membran. Lalu lintas membran digolongkan menjadi dua, yaitu dengan transpor pasif untuk molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus (tidak memerlukan energi) dan transpor aktif untuk molekul yang membutuhkan mekanisme khusus (memerlukan energi).[16]
1.    Transpor Pasif
Transpor pasif adalah perpindahan molekul atau ion tanpa menggunakan energi sel. Perpindahan molekul tersebut terjadi secara spontan, dari konsentrasi tinggi ke rendah. Jadi, pejalan itu terjadi secara spontan. Contoh transpor pasif adalah difusi, osmosis.



a.    Difusi
Difusi adalah penyebaran molekul zat dari konsentrasi (kerapatan) tinggi ke konsentrasi rendah tanpa menggunakan energi. Secara spontan, molekul zat dapat berdifusi hingga mencapai kerapatan molekul yang sama dalam satu ruangan. Sebagai contoh, setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara). Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air di gelas meskipun tanpa diaduk (difusi zat padat di dalam medium air), hingga kerapatan zat tersebut merata. Contoh proses difusi pada tumbuhan adalah masuknya O2 ke dalam daun melalui stomata.
  

2.     Osmosis
Osmosis merupakan difusi air yaitu perpindahan ion atau molekul air dari kerapatan tinggi (banyak air) ke kerapatan rendah (sedikit air) dengan melewati satu membran. Osmosis dapat didefinisikan sebagai difusi lewat membran. Contoh proses osmosis yang terjadi pada tumbuhan adalah masuknya air mineral dari dalam tanah ke tumbuhan melalui akar.

        

2.    Transpor Aktif
Transpor aktif adalah perpindahan molekul atau ion  dengan   menggunakan energi dari sel itu. Perpindahan tersebut dapat terjadi meskipun menentang konsentrasi. Contoh transpor aktif adalah pompa Natrium (Na+)-Kalium (K+), endositosis, dan eksositosis.
a.    Pompa Natrium-Kalium
Pompa Natrium-Kalium tergolong transpor aktif, artinya sel mengeluarkan energi untuk mengangkut kedua macam ion tersebut. Pada transpor aktif, zat dapat berpindah dari konsentrasi rendah ke konsentrasi tinggi. Jadi perjalanan zat dapat melawan gradien konsentrasi atau gradien kadar.
Ion K+ penting untuk mempertahankan kegiatan listrik di dalam sel saraf dan memacu transpor aktif zat-zat lain. Meskipun ion Na+ dan K+ dapat melewati membran. Karena kebutuhan akan ion K+ sangat tinggi, maka diperlukan lagi pemasukan ion K+ ke dalam sel dan pengeluaran ion Na+ ke luar sel. Konsentrasi ion K+ di luar sel rendah, dan di dalam sel tinggi. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel rendah dan di luar sel tinggi. Jika terjadi proses osmosis, maka akan terjadi osmosis ion K+ dari dalam sel ke luar dan osmosis ion Na+ dari luar ke dalam sel. Akan tetapi yang terjadi bukanlah osmosis, karena pergerakan ion-ion itu melawan gradien kadar, yaitu terjadi pemasukan ion K+ dan pengeluaran ion Na+. Untuk melawan gradien kadar itu diperlukan energi ATP dengan pertolongan protein yang terdapat pada membran. Setiap pengeluaran 3 ion Na+ dari dalam sel diimbangi dengan pemasukan 2 ion K+dari luar sel. Karena itu disebut pompa natrium-kalium.Contohnya perpindahan air dari korteks ke stele.[17] 


b.    Endositosis
Endositosis adalah transport makromolekul dan materi yang sangat kecil ke dalam sel dengan cara membentuk veskula baru dari membran plasma. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam kedalam membentuk kantong. Begitu kantong ini semakin dalam, kantong ini terjepit membentuk vesikula yang berisi materi yang didapat dari luar selnya. Endositosis dibutuhkan untuk berbagai macam fungsi yang penting bagi sel, karena endositosis dapat meregulasi berbagai macam proses seperti pengambilan nutrisi, adhesi dan migrasi sel, reseptor sinyal, masuknya patogen, neurotransmisi, presentasi antigen, polaritas sel, mitosis, pertumbuhan dan diferensiasi, dan masuknya obat.
Endositosis terdiri tiga jenis, yaitu :
1)      Fagositosis (pemakan seluler), sel menelan suatu partikel dengan membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Partikel itu dicerna setelah vakuola bergabung dengan lisosom yang mengandung enzim hidrolitik.
2)      Pinositosis (peminum seluler), sel “meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik dalam substansi yang ditranspornya.
3)      Endositosis yang diperantarai reseptor, endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel dapat memperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler.


c.    Eksositosis
Eksositosis merupakan proses sel mensekresi makromolekul dengan cara menggabungkan vesikula dengan membran plasma, vesikula trnsport yang terlepas dari apatatus golgi dipindahkan oleh sitoskeleton ke membran plsma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu, molekul lipid bilayer menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan vesikula kemudian tumpah keluar sel.



[1] Campbell, Reece – Mitchell., Biologi,Jakarta: Erlangga, 2002, hal. 110
[2] Ibid
[3] Hasnunidah, Neni., Fisiologi Tumbuhan , Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010, hal. 76
[4] Ibid, hal. 78
[5] Campball., Biologi, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 135
[6] Suprianto, Biologi Umum, Banda Aceh: Unsyiah, 2008, hal. 22
[7] Ibid, hal. 23
[8] Hasnunidah, Neni., Fisiologi Tumbuhan , Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010, hal. 81
[9] Campbell, Reece – Mitchell., Biologi,Jakarta: Erlangga, 2002, hal. 112
[10] Ibid
[11] Hasnunidah, Neni., Fisiologi Tumbuhan , Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010, hal. 100
[12] Campbell., Biologi, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 114
[13] Suprianto, Biologi Umum, Banda Aceh: Unsyiah, 2008, hal. 23-24
[14] Ibid
[15] Hasnunidah, Neni., Fisiologi Tumbuhan , Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010, hal. 106
[16] Campbell., Biologi, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 136
[17]Campbell., Biologi, Jakarta: Erlangga, 2010, hal. 140

Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply