Formulir Kontak

 

Makalah Pelarut Tumbuhan


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Air memiliki sifat-sifat yang penting untuk adanya kehidupan. Air dapat memunculkan reaksi yang dapat membuat senyawa organik untuk melakukan replikasi. Semua makhluk hidup yang diketahui memiliki ketergantungan terhadap air. Air merupakan zat pelarut yang penting untuk makhluk hidup dan adalah bagian penting dalam proses metabolisme. Air juga dibutuhkan dalam fotosintesis dan respirasi. Fotosintesis menggunakan cahaya matahari untuk memisahkan atom hidroden dengan oksigen. Hidrogen akan digunakan untuk membentuk glukosa dan oksigen akan dilepas ke udara. Air merupakan esensi dalam kelangsungan hidup tumbuhan. Setiap hari, sebatang tumbuhan dapat menyerap bergalon-galon air. Tumbuhan menyerap air melalui akar, mendistribusikannya melalui pembuluh, dan menguapkannya melalui daun. Namun, penelitian fisiologis tumbuhan belakangan ini menyatakan bahwa hanya 5 % dari air yang diserap digunakan untuk proses metabolisme.
Tanah (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah berasal dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, membentuk tubuh unik yang menutupi batuan. Proses pembentukan tanah dikenal sebagai ''pedogenesis''. Proses yang unik ini membentuk tanah sebagai tubuh alam yang terdiri atas lapisan-lapisan atau disebut sebagai horizon tanah. Setiap horizon menceritakan mengenai asal dan proses-prosesfisika, kimia, dan biologi yang telah dilalui tubuh tanah tersebut.



B. Rumusan Masalah
1.      Bagaimanakah fungsi air sebagai pelarut pada tumbuhan?
2.      Apasajakah peranan air bagi tumbuhan?
3.      Apa yang dimaksud dengan tanah?
4.      Apa yang dimaksud dengan struktur tanah?
5.      Apasajakah jenis-jenis tanah?
6.      Apsajakah komponen-komponen tanah?

C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui fungsi air sebagai pelarut pada tumbuhan.
2.      Untuk mengetahui peranan air bagi tumbuhan.
3.      Untuk mengetahui pengertian tanah.
4.      Untuk mengetahui struktur tanah.
5.      Untuk mengetahui jenis-jenis tanah.
6.      Untuk mengetahui komponen-komponen tanah.


BAB II
PEMBAHASAN

A. AIR
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan air yaitu surah al-an,am: 99
Artinya: “Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan maka Kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. Kami keluarkan dari tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. Perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.”

Air adalah salah satu komponen fisik yang sangat vital dan dibutuhkan dalam jumlah besar untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Sebanyak 85-90 % dari bobot segar sel-sel dan jaringan tanaman tinggi adalah air.
1. Peranan Air sebagai Pelarut
Pelarut sendiri dapat dibedakan menjadi 2, pelarut polar dan non polar. Pelarut non polar melarutkan zat-zat yang bersifat non polar, sedang pelarut polar mampu melarutkan senyawa-senyawa polar dan senyawa-senyawa ion. Maka sebagai pelarut polar, air dapat melarutkan lebih banyak zat dibanding pelarut non polar
ü  Air sebagai pelarut unsur hara di dalam tanah menyebabkan tanaman dapat
    dengan mudah mengambil hara tersebut
ü   Air akan melarutkan glukosa sebagai hasil fotosintesis dan mengangkutnya
    ke seluruh tubuh tumbuhan
            Pentingnya air sebagai pelarut dalam organisme hidup tampak amat jelas, misalnya pada proses osmosis. Dalam suatu daun, volume sel dibatasi oleh dinding sel dan relative hanya sedikit aliran air yang dapat diakomodasikan oleh elastisitas dinding sel. Konsekuensi tekanan hidrostatis (tekanan turgor) berkembang dalam vakuola menekan sitoplasma melawan permukaan dalam dinding sel dan meningkatkan potensial air vakuola. Dengan naiknya tekanan turgor, sel-sel yang berdekatan saling menekan, dengan hasil bahwa sehelai daun yang mulanya dalam keadaan layu menjadi bertambah segar (turgid). Pada keadaan seimbang, tekanan turgor menjadi atau mempunyai nilai maksimum dan disini air tidak cenderung mengalir dari apoplast ke vakuola.

2. Air Bagi Tumbuhan
Air merupakan sumber kehidupan, tanpa air tidak ada makhluk yang dapat hidup. Begitu juga tanaman,salah satu unsur terbesar tanaman adalah air yaitu berkisar anatara 90% untuk tanaman muda, sampai kurang dari 10% untuk padi-padian yang menua sedangkan tanaman yang mengandung minyak , kandungan airnya sangat sedikit.
Fungsi air bagi tumbuhan :
·      Penyusun utama protoplasma
Molekul-molekul makro dalam protoplasma seperti protein, karbohidrat, pektin dan lain-lain membentuk struktur yang unik berasosiasi dengan  molekul air dalam bentuk koloid.
·      Menjadi pelarut bagi zat hara yang diperlukan tumbuhan
Menjadi alat transpor untuk memindahkan zat hara. Bahan yang diangkut dapat berupa bahan mineral dari dalam tanah, bahan-bahan organik hasil fotosintesa, dan olahan sel lainya.
·         Sebagai sistem hidrolik
Air dapat memberikan tekanan hidrolik pada sel sehingga menimbulkan turgor  pada dinding sel tumbuhan, memberikan kekuatan mekanik pada jaringan-jaringan yang tidak memiliki sokongan struktur (zat kayu) pada dinding selnya, misalnya pada parenkim. Sistem hidrolik juga dapat di jumpai pada membuka dan menutupnya stomata.

·         Air merupakan faktor utama pertahanan tumbuhan

Bila persedian air dalam tanah sedikit maka tumbuhan akan menyerap air sedikit pula, sehingga tidak mampu mencukupi kebutuhannya. Jika persediaan air tanah makin kurang maka tumbuhan tersebut akan mengalami kelayuan.

·         Menjaga turgiditas dalam sel-sel tumbuhan

Fungsi lain dari air adalah menjaga turgiditas yang penting bagi perbesaran sel dan pertumbuhan, serta membentuk tanaman herba. Turgor penting dalam membuka dan menutupnya stomata, Pergerakan daun dan pergerakan korola bunga dan terutama dalam variasi struktur tanaman. Kekurangan air dalam jumlah yang besar menyebabkan kurangnya tekanan turgor pada/ dalam tumbuhan vegetative.


B. TANAH
Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan tanah yaitu surah al-a’raf: 58

Artinya: “Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya tumbuh subur dengan seizin Allah; dan tanah yang tidak subur, tanaman-tanamannya hanya tumbuh merana. Demikianlah Kami mengulangi tanda-tanda kebesaran (Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.“

1.      Pengertian Tanah
Tanah merupakan salah satu komponen abiotik pada permukaan bumi yang sangat penting bagi makhluk hidup.  Tanah menjadi sangat penting karena tanah menyediakan unsur hara, seperti mineral, bahan organik, air dan udara bagi tumbuhan untuk proses fotosintesis
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomassa dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri perkebunan, maupun kehutanan.

2.      Struktur Tanah
Struktur tanah digunakan untuk menunjukkan ukuran partikel-partikel tanah seperti pasir, debu dan liat yang membentuk agregat satu dengan yang lainnya yang dibatasi oleh bidang belah alami yang lemah. Agregat yang terbentuk secara alami disebut dengan ped.
Struktur tanah merupakan gumpalan kecil dari butir-butir tanah. Gumpalan struktur tanah ini terjadi karena butir-butir pasir, debu, dan liat terikat satu sama lain oleh suatu perekat seperti bahan organik, oksida-oksida besi, dan lain-lain. Gumpalan-gumpalan kecil (struktur tanah) ini mempunyai bentuk, ukuran, dan kemantapan (ketahanan) yang berbeda-beda.

Struktur tanah dikelompokkan dalam 6 bentuk. Keenam bentuk tersebut adalah:
  • Granular, yaitu struktur tanah yang berbentuk granul, bulat dan porous, struktur ini terdapat pada horison A.
  • Gumpal (blocky), yaitu struktur tanah yang berbentuk gumpal membuat dan gumpal bersudut, bentuknya menyerupai kubus dengan sudut-sudut membulat untuk gumpal membulat dan bersudut tajam untuk gumpal bersudut, dengan sumbu horisontal setara dengan sumbu vertikal, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim basah.
  • Prisma (prismatic), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya rata, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
  • Tiang (columnar), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertical lebih besar daripada sumbu horizontal dengan bagian atasnya membuloat, struktur ini terdapat pada horison B pada tanah iklim kering.
  • Lempeng (platy), yaitu struktur tanah dengan sumbu vertikal lebih kecil daripada sumbu horizontal, struktur ini ditemukan di horison A2 atau pada lapisan padas liat.
  • Remah (single grain), yaitu struktur tanah dengan bentuk bulat dan sangat porous, struktur ini terdapat pada horizon A.

Tanah yang terbentuk di daerah dengan curah hujan tinggi umumnya ditemukan struktur remah atau granular di tanah lapisan atas (top soil) yaitu di horison A dan struktur gumpal di horison B atau tanah lapisan bawah (sub soil). Akan tetapi, pada tanah yang terbentuk di daerah
Struktur dapat berkembang dari butir-butir tunggal ataupun kondisi massive. Dalam rangka menghasilkan agregat-agregat dimana harus terdapat beberapa mekanisme dalam mana partikel-partikel tanah mengelompok bersama-sama menjadi cluster. Pembentukan ini kadang-kadang sampai ke tahap perkembangan struktural yang mantap.
Struktur tanah dapat memodifikasi pengaruh tekstur dalam hubungannya dalam kelembaban, porositas, tersedianya unsur hara, kegiatan jasad hidup dan pertumbuhan akar. Struktur lapisan olah dipengaruhi oleh praktis dan di mana aerasi dan drainase membatasi pertumbuhan tanaman, sistem pertanaman yang mampu menjaga kemantapan agregat tanah akan memberikan hasil yang tinggi bagi produksi pertanian.



3.      Jenis-Jenis Tanah
a. Tanah laterit
Tanah laterit (tanah merah) adalah tanah yang terbentuk karena proses pelapukan batuan yang mengandung besi, ditandai dengan merahnya warna tanah. Tanah laterit merupakan jenis tanah yang telah banyak mengalami pencucian oleh air hujan sehingga warnanya pucat dan kemerah-merahan atau kekuning-kuningan, serta kondisinya sangat tidak subur. Kadar bahan organiknya juga rendah akibat proses erosi dan pencucian yang berlangsung dalam waktu yang lama. Vegetasi yang biasa tumbuh di atas tanah laterit, antara lain rumput dan alang-alang.

b. Tanah Humus
Tanah humus merupakan tanah yang paling subur. Terbentuk dari pelapukan daun dan batang pohon hutan hujan tropis yang lebat dan hasil pembusukan bahan-bahan organik dan bersifat sangat subur. Humus sangat bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman. Humus merupakan sumber makanan bagi tanaman dan akan berperan baik bagi pembentukan dan menjaga struktur tanah. Senyawa humus juga berperan dengan sangat memuaskan terutama dalam pengikatan bahan kimia toksik dalam tanah dan air. Selain itu humus dapat meningkatkan kapasitas kandungan air tanah, membantu dalam menahan pupuk anorganik larut-air, mencegah penggerusan tanah, menaikan aerasi tanah, dan juga dapat menaikkan fotokimia dekomposisi pestisida atau senyawa-senyawa organik toksik. Tanah humus berwarna kecoklatan sangat baik untuk lahan pertanian.

c. Tanah Vulkanis
Tanah vulkanis adalah tanah yang terbentuk dari lapukan materi letusan gunung berapi yang subur mengandung zat hara yang tinggi. Jenis tanah vulkanik dapat dijumpai di sekitar lereng gunung berapi.

d. Tanah Kapur
Tanah kapur atau tanah mediteran merupakan tanah yang terbentuk dari bebatuan kapur yang sudah melapuk. Tanah kapur tidak memiliki unsur hara sama sekali sehingga tanah ini tidak subur. Kapur dalam tanah memiliki kandungan kalsium dan magnesium tanah. Hal ini terjadi karena keberadaan kedua unsur tersebut sering ditemukan berasosiasi dengan karbonat. Secara umum pemberian kapur ke tanah dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia tanah serta kegiatan jasad renik tanah.

e. Tanah alluvial
Tanah aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur sungai yang mengendap di dataran rendah yang memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk lahan pertanian. Aluvial ialah tanah muda yang berasal dari hasil pengendapan. Sifatnya tergantung dari asalnya yang dibawa oleh sungai. Tanah aluvial yang berasal dari gunung api umumnya subur karena banyak mengandung mineral. Tanah ini sangat cocok untuk persawahan. Penyebarannya di lembah-lembah sungai dan dataran pantai.

4.      Komponen Tanah
Komponen penyusun tanah adalah bahan yang berpengaruh terhadap pembentukan tanah, sehingga menjadi satu kesatuan bagian yang utuh dan membentuk bagian baru.
Empat bahan utama penyusun tanah adalah bahan mineral, bahan organik, air dan udara.
a. Bahan Mineral
  • berasal dari pelapukan batu-batuan
  • susunan di dalam tanah berbeda-beda sesuai dengan susunan mineral batuan yang di lapuk
  • batuan: batuan beku/vulkanik (dari gunung berapi), batuan endapan (sedimen) dan batuan metamorfosa
b.    Bahan Organik
Bahan organik adalah kumpulan beragam senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa anorganik hasil mineralisasi dan termasuk juga mikrobia heterotrofik dan ototrofik yang terlibat dan berada di dalamnya
c.       Air
Air terdapat di dalam tanah karena ditahan/diserap oleh masa tanah, tertahan oleh lapisan kedap air, atau karena keadaan drainase yang kurang baik.
Air dapat menyerap atau di tahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan grafitasi.
d.      Udara
Udara dan air mengisi pori-pori tanah, banyaknya pori-pori didalam tanah kurang lebih 50% dari volume tanah, jumlah air dan udara berubah-ubah tergantung kondisi iklim.





BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Fungsi air sebagai pelarut yaitu: pelarut unsur hara di dalam tanah dan melarutkan glukosa.
2. Peran air bagi tumbuhan yaitu: Penyusun utama protoplasma, Sebagai pelarut zat hara pada tumbuhan, Sebagai sitem hidrolik, Faktor pertahanan tumbuhan , Menjaga turgiditas dalam sel.
3. Tanah merupakan komponen abiotik yang tersusun dari bahan-bahan mineral dan organik berfungsi secara fisik, kimia, dan biologi.
4. Struktur tanah terbagi menjadi: Granular, gumpal, prisma, tiang, lempeng, remah.
5. Jenis-jenis tanah yaitu: tanah laterit, tanah humus, tanah alluvial, tanah kapur, dan tanah vulkanis.
6. Komponen tanah terdiri dari: mineral, bahan organik, air, dan udara.

B. Saran
1.    Diharapkan setelah membaca makalah ini agar kita memahami peran air dan tanah bagi tumbuhan.
2.    Apabila di dalam makalah ini terdapat suatu hal, baik itu perkataan, penulisan ataupun hal-hal lain yang menuju kearah kekeliruan mohon kiranya agar makalah ini dapat dikoreksi, karena sebagai manusia biasa tentunya penyusun pasti banyak melakukan kesalahan. Untuk itu, kami mengharapkan dari pembaca, khususnya kepada ibu pembimbing pembawa materi kuliah yaitu ibu Nurlia Zahara, M. Si mohon kritik dan sarannya guna perbaikan penyusunan selanjutnya.


Daftar Pustaka

Dwidjoseputro, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Jakarta: Gramedia, 1994

Gazali Ismail, Ekologi Tumbuhan dan Tanaman Pertanian, Padang: Angkasa Raya,
1994

Hieronymus Yulipriyanto, Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya, Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2010

Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply