BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari tubuh
organisme menghasilkan kotoran dan zat-zat sisa dari berbagai proses tubuh.
Agar tubuh kita tetap sehat dan terbebas dari penyakit, maka kotoran dan
zat-zat sisa dalam tubuh kita harus dibuang melalui alat-alat ekskresi.
Alat ekskresi pada masing-masing
mahluk hidup berbeda-beda. Tubuh hewan 60 sampai 95 persen tubuhnya terdiri
dari air yang tersebar dalam cairan intrasel dan ekstrasel dan sewaktu-waktu
konsentrasi cairannya tersebut bisa berubah, maka keseimbangan harus
dipertahankan oleh hewan melalui mekanisme yang disebut dengan
OSMOREGULASI (proses untuk menjaga keseimbangan antara jumlah air dan zat
terlarut yang ada dalam tubuh hewan).
Secara umum proses osmoregulasi
adalah upaya atau kemampuan untuk mengontrol keseimbangan air dan ion antara di
dalam tubuh dan lingkungannya melalui mekanisme pengaturan tekanan osmose.
Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan konsentrasi cairan tubuh
dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel menerima terlalu banyak air
maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika terlalu sedikit air, maka
sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi ganda sebagai sarana
untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau organisme hidup.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Ekskresi
Ekskresi merupakan proses pengeluaran
sisa hasil metabolisme yang sudah tidak dibutuhkan oleh tubuh. Zat sisa
metabolisme bersifat racun bagi tubuh. Oleh karena itu kerusakan pada alat
ekskresi dapat menyebabkan berbagai penyakit di dalam tubuh. Alat ekskresi juga
berfungsi membuang zat-zat yang jumlahnya berlebihan di dalam tubuh.
Fungsi Sistem Ekskresi
a.
Membuang
limbah yang tidak berguna dan beracun dari dalam tubuh
b. Mengatur
konsentrasi dan volume cairan tubuh (osmoregulasi)
c. Mempertahankan
temperatur tubuh dalam kisaran normal (termoregulasi).
d. Homeostasis,
adalah suatu proses perubahan yang terjadi secara terus menerus terhadap suatu
keadaan tubuh utuk mempertahankan keseimbangan dalam menghadapi kondisi yang
dialaminya. Proses hemeostasis dapat terjadi apabila tubuh mengalami stress
sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk
menjaga kondisi yang seimbang.
B.
Sistem
Ekskresi pada Manusia
1. Kulit
Melalui kulit dikeluarkan zat sisa
berupa keringat. Kulit terdiri atas tiga lapisan yaitu:
a. Lapisan
kulit ari (epidermis)
Kulit ari
tersusun dari dua lapisan yaitu lapisan tanduk dan lapisan malpighi. Lapisan
tanduk adalah bagian kulit yang paling luar terdiri atas sel-sel mati dan
dapat mengelupas. Lapisan Malpighi terletak di bawah lapisan tanduk dan
terdiri atas sel-sel hidup. Pada lapisan Malpighi terdapat pigmen yang memberi
warna pada kulit dan melindungi kulit dari sinar matahari. Bila lapisan
Malpighi tidak mengandung pigmen, orang tersebut dinamakan albino.
b. Lapisan
kulit jangat
Kulit jangat
berisi pembuluh darah, kelenjar keringat, kelenjar minyak, kantong rambut,
ujung saraf perasa panas, dingin, nyeri, dan sentuhan. Akar rambut dan batang
rambut berada dalam kantong rambut. Dekat akar rambut terdapat otot polos yang
berfungsi menegakkan rambut pada saat merasa dingin atau merasa takut.
c. Jaringan
ikat bawah kulit
Jaringan
ikat bawah kulit banyak mengandung lemak yang berguna sebagai cadangan makanan,
menahan panas tubuh, dan melindungi tubuh bagian dalam terhadap benturan dari
luar.
2. Paru-paru
Pada proses pernafasan dihasilkan zat sisa berupa karbondioksida dan uap
air yang akan keluar melalui lubang hidung, zat sisa itu harus dikeluarkan
karena dapat mengganggu fungsi tubuh. Penguraian karbohidrat (glukosa) dan
lemak kecuali menghasilkan energi akan menghasilkan zat sisa berupa CO2 dan H2O
yang akan dikeluarkan lewat paru-paru
Manusia memiliki sepasang paru-paru yang terletak di rongga dada. Paru-paru
berfungsi sebagai organ pernafasan yaitu menghirup oksigen dan mengeluarkan CO2
+ uap air. Uap air dan CO2 berdifusi di dalam alveolus kemudian dikeluarkan
melalui lubang hidung.
3.
Hati
Hati
merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan
atas, berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi
(arteri hepatica) dan pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus
oleh selaput hati (capsula hepatica). Hati terdapat pembuluh darah dan empedu
yang dipersatukan selaput jaringan ikat (capsula glison). Hati juga terdapat
sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua disebut histiosit. Sebagai alat
eksresi hati menghasilkan empedu yang merupakan cairan jernih kehijauan, di
dalamnya mengandung zat warna empedu (bilirubin), garam empedu, kolesterol dan
juga bakteri serta obat-obatan. Zat warna empedu terbentuk dari rombakan
eritrosit yang telah tua atau rusak akan ditangkap histiosit selanjutnya
dirombak dan hemoglobinnya dilepas.
4.
Ginjal
a. Fungsi
Ginjal
Secara
khusus, fungsi ginjal antara lain sebagai berikut.
·
Sebagai alat filtrasi zat-zat sisa metabolisme
yang berasal dari dalam darah
·
Sebagai
alat mempertahankan keseimbangan cairan dalam tubuh
·
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme yang
berupa urea, amonia dan kreatinin.
·
Mengaktifkan
vitamin D yang berguna untuk memelihara kadar kalsium darah dan kesehatan
tulang.
·
Mengendalikan
kadar gula dalam darah.
·
Sebagai
penghasil zat dan hormon.
b. Struktur
Ginjal
Bentuk
ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di dorsal kiri dan
kanan tulang belakang di daerah pinggang. Letak ginjal kiri lebih tinggi
daripada ginjal kanan, karena di atas ginjal kanan terdapat hati yang banyak
mengambil ruang. Berat ginjal diperkirakan 0,5% dari
berat badan, dan panjangnya ± 10 cm. Setiap menit 20-25% darah dipompa oleh
jantung yang mengalir menuju ginjal.
Ginjal terdiri dari
tiga bagian utama yaitu:
a.
Korteks (bagian luar)
b.
Medulla (sumsum ginjal)
c.
Pelvis renalis (rongga ginjal).
Bagian
korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron ± 100 juta sehingga permukaan
kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi banyak.
Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang panjang.
Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti mangkuk atau
piala yang berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus glomerulus.
Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan Malphigi
adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah
tubulus distal.
Pada bagian kulit ginjal terdapat alat penyaring darah yang disebut nefron.
Setiap nefron tersusun dari badan Malpighi dan saluran panjang (tubula) yang
bergelung. Badan Malpighi tersusun dari glomerolus dan simpai Bowman.
Glomerulus berupa anyaman pembuluh kapiler darah, sedangkan simpai Bowman
berupa cawan berdinding tebal yang mengelilingi glomerulus. Sumsum ginjal
merupakan tempat berkumpulnya pembuluh-pembuluh halus dari simpai Bowman.
Pembuluh-pembuluh halus tersebut mengalirkan urine ke saluran yang lebih besar
dan bermuara di rongga ginjal. Selanjutnya urine dialirkan melalui saluran
ginjal (ureter) dan ditampung di dalam kantong kemih. Jika kantong kemih banyak
mengandung urine, dinding kantong tertekan sehingga otot melingkar pada pangkal
kantong meregang. Akibatnya timbul rasa buang air kecil. Selanjutnya urine
dikeluarkan melalui saluran kemih (uretra).
Ginjal bekerja dengan cara darah yang banyak mengandung sisa metabolisme
masuk ke ginjal melalui pembuluh nadi ginjal. Cairan yang keluar dari pembuluh
darah masuk ke nefron. Air, gula, asam amino dan urea terpisah dari darah
kemudian menuju simpai Bowman. Proses ini disebut filtrasi. Dari sekitar 180
liter air yang disaring oleh simpai Bowman setipa hari, hanyau liter yang
diekskresikan sebagai urine. Sebagian besar air diserap kembali di dalam
pembuluh halus. Cairan dari simpai Bowman menuju ke saluran pengumpul. Dalam
perjalanan tersebut terjadi penyerapan kembali glukosa dan bahan-bahan lain
oleh aliran darah. Peristiwa ini disebut reabsorpsi. Bahan-bahan seperti urea
dan garam tidak direabsorpsi bergabung dengan air menjadi urine.
Dalam keadaan normal, urine mengandung: air, urea dan ammonia yang
merupakan sisia perombakan protein. Garam mineral, terutama garam dapur. Zat
warna empedu yang memberi warna kuning pada urine. Zat yang berlebihan dalam
darah seperti vitamin, obat-obatan pada hormone. Jika dalam urine terdapat
protein, hal itu menunjukkan adanya kerusakan di dalam ginjal.
Struktur Anatomi Bagian-Bagian
Ginjal dan Fungsinya
1.
Bagian-Bagian
Ginjal dan Fungsinya
Secara umum, ginjal
terbagi atas 3 bagian antara lain sebagai berikut.
a. Korteks
(Bagian Luar)
Adalah bagian luar ginjal yang
mengandung kurang lebih 100 juta nefron. Korteks terletak di antara bagian
medula ginjal dan kapsul ginjal. Korteks berisi sel-sel ginjal, pembuluh darah,
saluran pengumpil kortikal dan tubulus ginjal kecuali lenkung hendle karena letaknya berada di medula
ginjal. Di dalam Nefron terdiri dari Badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang
panjang. Didalam Badan Malphigi terdapat Kapsul Browman yang berupa selaput
pipih dan membungkus Glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial
dimana dalam glomerulus terdapat kumpulan pembuluh darah halus, berasal dari
nadi ginjal.
Tubulus pada badan Malphigi adalah tubulus proksimal yang letaknya dekat dengan
Glomerulus, dimana dinding sel tubulus proksimal terdapat mitokondria yang
jumlahnya banyak. Selanjutnya tubulus yang kedua yaitu Tubulus Distal yang
berada jauh dari Badan Malphigi. Diantara Tubulus Proksimal dan Tubulus Distal dihubungkan
oleh lengkung hendle.
b. Medula
(Sumsum Ginjal)
Adalah tempat berkumpulnya pembuluh
kapiler yang berasal dari kapsul browman. Medula berbentuk renal pyramid atau
kerucut. Di dalam Medulla terjadi proses reabsorpsi (tubulus proksimal) dan
augmentasi (tubulus distal). Medulla terdapat bagian ginjal yang menghubungkan
tubulus proksimal dan tubulus Distal yaitu lengkung henle. Medula renalis
berada dekat dengan hilus, dan terlihat seperti garis-garis putih. Setiap
piramida renalis memiliki tempat yang menjurung ke arah korteks dan apeksnya
bermuara ke dalam kaliks minor sehingga terlihat menimbulkan tonjolan yang
disebut sebagai papila renalis yang merupakan dasar dari sinus renalis. Tonjolan
masuk ke dalam jaringan korteks pada Jaringan medula dari piramida renalis
disebut dengan fascilus radiatus ferreini.
c. Pelvis
Renalis (Rongga Ginjal)
Pelvis
renalis
merupakan bagian dari ureter di bagian tubulus proksimal yang terletak di dalam
sinus renalis yaitu permukaan ureter. Proksimal pelvis renalis memiliki
percabangan kaliks mayor sekitar 2-3, dimana masing-masing kaliks mayor
bercabang-cabang lagi menjadi kalik minor yang lebih kecil (1 kalik mayor dapat
mencapai 2-6 kaliks minor). Setiap kaliks minor bermuara di papila renalis,
gabungan dari 3-4 piramida renalis. Urine dari Pelvis Renalis akan
melewati ureter lalu berakhir ke kandung kemih (vesikula urinaria). Di Kandung
kemih urine tersimpan beberapa waktu, lalu dikeluarkan melalui saluran uretra.
2.
Bagian-Bagian
Ginjal Luar dan Fungsinya
Gambar : Bagian-bagian
luar ginjal
a.
Kelenjar Adrenal adalah kelenjar yang
bertanggungjawab dalam pengaturan respon stress pada sintesis kortikosteroid
dan katekolamin serta kortisol dan hormon adrenal. Kelenjar adrenal merupakan
kelenjar yang berbentuk segitiga tepat berada diatas ginjal
b.
Ginjal adalah di gambar tersebut
terlihat bahwa ginjal berada di dalam perut yang terdiri dari dua buah.
c.
Arteri Ginjal adalah pembuluh nadi yang
digunakan untuk membawa darah ke dalam ginjal untuk disaring di glomerulus
d.
Vena Ginjal adalah pembuluh balik yang
digunakan/berfungsi untuk membawa darah keluar dari ginjal menuju ke vena cava
interior kemudian kembali ke jantung
e.
Vena Cava Inferior adalah pembuluh balik
besar bawah yang menerima darah dari badan dan kedua kaki yang mengandung CO2
f.
Aorta Abdominalis adalah arti terbesar
di rongga perut kelanjutan dari aorta descendens
g.
Ureter adalah saluran yang menghantarkan
urine dari ginjal menuju kandung kemih, Ureter berbentuk silinder.
h.
Uterus adalah bagian dari sistem
reproduksi manusia (bukan bagian dari ginjal).
i.
Kandung Kemih adalah tempat penyimpanan
urine dari hasil ginjal sebelum dibuang ke luar tubuh.
j.
Uretra adalah saluran pembuangan urine
ke lingkungan luar tubuh yang juga menghubungkan kandung kemih.
3.
Struktur
Anatomi Bagian-Bagian Dalam Ginjal
Gambar : Bagian
dalam ginjal
a. Calyces
adalah penampung sementara dimana urine berkumpul sebelum mencapai kandung
kemih melalui ureter. Calyces memiliki bentuk seperti cangkir.
b. Pelvis
adalah tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urine sementara yang
kemudian dikeluarkan melalui ureter menuju ke kandung kemih lalu melalui
uretra, urine keluar ke tubuh
c. Medula,
terdiri atas beberapa badan berbentuk kerucut (piramida). Medula terdapat lengkung hendle yang menghubungkan tubulus
kontortus proksimal dan tubulus kontortus distal.
d. Korteks
adalah bagian luar ginjal yang mengandung kurang lebih 100 juta nefron. Korteks terdiri atas badan maphigi
yang tersusun atas glomerolus yang diselubungi oleh kapsul bowman dan
tubulus atau saluran yang terdiri dari : tubulus proksimal, tubulus distal, dan tubulus kolektivus.
e. Ureter
adalah saluran
yang menghantarkan urin dari ginjal menuju kandung kemih, Ureter berbentuk silinder.
f. Vena
Ginjal adalah pembuluh balik yang digunakan/berfungsi untuk membawa darah
keluar dari ginjal menuju ke vena cava interior kemudian kembali ke jantung.
g. Arteri
Ginjal adalah pembuluh nadi yang digunakan untuk membawa darah ke dalam
ginjal untuk disaring di glomerulus.
C.
Proses
Pembentukan Urin
1.
Filtrasi
(Penyaringan)
Darah
yang banyak mengandung zat sisa metabolisme masuk ke dalam ginjal melalui
pembuluh arteri ginjal (arteri renalis). Cairan tubuh keluar dari pembuluh
arteri dan masuk ke dalam badan Malphigi. Membran glomerulus dan kapsul Browman
bersifat permeabel terhadap air dan zat terlarut yang berukuran kecil
sehingga dapat menyaring molekul-molekul besar. Hasil saringan (filtrat) dari
glomerulus dan kapsul Browman disebut filtrat glomerulus atau urine primer.
Dalam urine primer masih terdapat air, glukosa,asam amino, dan garam mineral.
2.
Reabsorpsi
(Penyerapan )
Reabsorpsi
terjadi di tubulus kontortus proksimal. Reabsorbsi menyerap semua gula, asam
amino, air, vitamin dan ion. Reabsorpsi mengambil zat-zat yang masih
berguna lalu dimasukkan ke pembuluh darah yang terdapat di sekitar tubulus.
Hasil reabsorpsi disebut dengan urine sekunder. Urine sekunder mengandung urea,
pigmen empedu yang memberi warna dan bau pada urine, dan garam.
3.
Augmentasi (Penyerapan
kembali)
Proses
augmentasi terjadi di tubulus kontortus distal, dimana urine ditambahkan zat
sisa seperti, amonia, asam urat, ion hidrogen, dan kreatin dan obat agar tubuh
terbebas dari zat-zat berbahaya. Urine sekunder yang telah ditambahkan zat tersebut
disebut dengan Urine sesungguhnya. Kemudian, urine disalurkan melalui tubulus kolektivus
ke rongga ginjal. Dari rongga ginjal, kemudian urine menuju ke kantung kemih
melalui saluran ginjal yang disebut dengan ureter. Jika kantong kemih sudah
penuh, dinding akan tertekan, lalu akan timbul rasa ingin buang air kecil, dan
selanjutnya urine keluar ke tubuh melalui saluran uretra (kencing)
D.
Pengertian
Osmoregulasi
Osmoregulasi adalah proses mengatur konsentrasi
cairan dan menyeimbangkan pemasukan serta pengeluaran cairan tubuh oleh sel
atau organisme hidup. Proses osmoregulasi diperlukan karena adanya perbedaan
konsentrasi cairan tubuh dengan lingkungan disekitarnya. Jika sebuah sel
menerima terlalu banyak air maka ia akan meletus, begitu pula sebaliknya, jika
terlalu sedikit air, maka sel akan mengerut dan mati. Osmoregulasi juga berfungsi
ganda sebagai sarana untuk membuang zat-zat yang tidak diperlukan oleh sel atau
organisme hidup. Pada manusia, proses Osmoregulasi terjadi di Ginjal. Maka
ginjal disebut Osmoregulator.
1.
Mekanisme osmoregulasi pada ikan air tawar
Ikan air tawar cenderung untuk menyerap air dari lingkungannya
dengan cara osmosis, terjadi sebagai akibat dari kadar garam dalam tubuh ikan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan lingkungannya. Insang ikan air tawar
secara aktif memasukkan garam dari lingkungan ke dalam tubuh.
Ginjal akan memompa keluar kelebihan air sebagai air seni. Ikan
air tawar harus selalu menjaga dirinya agar garam tidak melarut dan lolos ke
dalam air. Ginjal mempunyai glomeruli dalam jumlah banyak dengan diameter
besar. Ini dimaksudkan untuk lebih dapat menahan garam-garam tubuh agar tidak
keluar dan sekaligus memompa air seni sebanyak-banyaknya. Ketika cairan dari
badan malpighi memasuki tubuli ginjal, glukosa akan diserap kembali pada tubuli
proximallis dan garam-garam diserap kembali pada tubuli distal. Dinding tubuli
ginjal bersifat impermiable (kedap air, tidak dapat ditembus) terhadap air.
Ikan mempertahankan keseimbangannya dengan tidak banyak minum air,
kulitnya diliputi mucus, melakukan osmosis lewat insang, produksi urinnya
encer, dan memompa garam melalui sel-sel khusus pada insang. Secara umum kulit
ikan merupakan lapisan kedap, sehingga garam di dalam tubuhnya tidak mudah
bocor kedalam air. Satu-satunya bagian ikan yang berinteraksi dengan air adalah
insang.
2.
Osmoregulasi pada ikan air Laut
Urin yang dihasilkan mengandung konsentrasi air yang tinggi. Ikan
air laut memiliki konsentrasi garam yang tinggi di dalam darahnya. Ikan air
laut cenderung untuk kehilangan air di dalam sel-sel tubuhnya karena proses
osmosis melalui kulit. Untuk itu, insang ikan air laut aktif mengeluarkan garam
dari tubuhnya. Untuk mengatasi kehilangan air, ikan ‘minum’air laut
sebanyak-banyaknya. Dengan demikian berarti pula kandungan garam akan meningkat
dalam cairan tubuh. Organ dalam tubuh ikan menyerap ion-ion garam seperti Na+,
K+ dan Cl-, serta air masuk ke dalam darah dan selanjutnya disirkulasi.
Kemudian insang ikan akan mengeluarkan kembali ion-ion tersebut dari darah ke
lingkungan luar. Karena ikan laut dipaksa oleh kondisi osmotik untuk
mempertahankan air, volume air seni lebih sedikit dibandingkan dengan ikan air
tawar. Tubuli ginjal mampu berfungsi sebagai penahan air. Jumlah glomeruli ikan
laut cenderung lebih sedikit dan bentuknya lebih kecil daripada ikan air tawar.
Tabel
Perbedaan sistem osmoregulasi ikan air tawar dan ikan laut
Ikan
air tawar
|
Ikan
air laut
|
Sedikit minum air
|
Banyak minum air
|
Pengeluaran urin banyak, encer
|
Pengeluaran urine sedikit, pekat
|
Mempertahankan garam dalam tubuh
|
Aktif mengeluarkan garam dari tubuhnya
|
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
Biologi Edisi 5 Jilid 3, Jakarta:
Erlangga,2002.
J.H Green, Pengantar Fisiologi Tubuh Manusia, Tangerang: Binarupa Aksara, 2002.
Soewolo, Pengantar Fisiologi Hewan,
Yusnita
Fujaya, Fisiologi Ikan, Jakarta:
Rineka Cipta, 2004.