Formulir Kontak

 

Makalah Stomata


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
Transpirasi sangat ditentukan oleh membukanya stomata. Stomata penting kalau air dari sel penutup keluar ke sel-sel sekitarnya. Perubahan-perubahan nilai potensial osmotik di dalam sel penutup disebabkan oleh perubahan kimia yang terjadi di dalam sel penutup tersebut, yang selanjutnya akan mengubah potensial airnya. Sehubungan dengan terjadinya perubahan kimia ini, beberapa teori telah ditemukan.
Stomata membuka jika tekanan turgor sel penutup tinggi, dan menutup jika tekanan turgor sel penutup rendah.  Ketika air dari sel tetangga memasuki sel penutup, sel penutup akan memiliki tekanan turgor yang tinggi. Sementara itu, sel tetangga yang telah kehilangan air akan mengerut, sehingga menarik sel pennutup kebelakang, maka stomata terbuka. Sebaliknya, ketika air meninggalkan sel penutup dan menuju ke dalam sel tetangga, maka tekanan turgor di dalam sel penutup akan menurun (rendah). Sementara itu, sel tetangga yang mengakumulasi lebih banyak air akan menggelembung, sehingga mendorong sel penutup ke depan, maka stomata tertutup.
Menutupnya stoma akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis.

B.       Rumusan masalah
1.      Jelaskan  yang dimaksud dengan transpirasi?
2.      Apa peran transpirasi bagi tumbuhan?
3.      Bagaimana mekanisme transpirasi dan membuka menutupnya stomata pada tumbuhan?
4.      Bagaimana yang dimaksud dengan gutasi?
5.      Bagaimana yang dimaksud dengan evaporasi?

C.    Tujuan masalah
1.      Untuk mengetahui tentang transpirasi pada tumbuhan
2.      Untuk mengetahui peran transpirasi pada tumbuhan
3.      Untuk mengetahui mekanisme transpirasi dan membuka menutupnya stomata pada tumbuhan
4.      Untuk mengetahui tentang gutasi
5.      Untuk mengetahui tentang evaporasi



BAB II
PEMBAHASAN

A.  Transpirasi

1.    Pengertian Transpirasi
Transpirasi  adalah proses pengeluaran air oleh tumbuhan dalam bentuk uap air ke atmosfer. Banyaknya air yang ditranspirasikan oleh tumbuhan merupakan kejadian yang khas, meskipun perbedaan terjadi antara satu spesies dengan spesies lain. Berdasarkan atas sarana yang digunakan untuk melaksanakan proses transpirasi dibedakan atas : transpirasi stomata, transpirasi kutikula dan transpirasi lentisel.
Transpirasi stomata adalah sel-sel mesofil daun yamg tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinging basah ini ke ruang-ruang antar sel ke atmosfer di luar. Sehingga kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang ini selalu jrnuh uap air, asalkan stomta terbuka, difusi uap air ke atmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembab . transpirasi kutikula adalah evaporasi air yang terjadi secara langsung melalui kutikula epidermis, kutikula daun secara relatif tidak tembus air, hanya 10% yamg hilang. Transpirasi lentisel yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah 0,1%.
Selanjutnya juga disebutkan proses transpirasi merupakan proses pelepasan molekul-molekul air dari daun melalui stomata yang disebabkan oleh terjadinya pemanasan permukaan daun oleh cahaya matahari. Sebagian dari energy cahaya matahari akan diserap oleh tumbuhan, terutama membantu reaksi terang pada proses fotosintesis. Namun sebagian energi cahaya matahari jika tidak dilepaskan justru akan meningkatkan suhu tumbuhan, terutama pada bagian daun yang umumnya berstruktur tipis.
Hal ini tentunya akan membahayakan bagi keberlangsungan proses metabolismenya bahkan dapat merusak komponen-komponen penyusunnya dan enzim yang relative sensitif. Maka untuk menetralisir suhu yang berlebihan, daun melakukan mekanisme pelepasan molekul-molekul air ke udara melalui stomata. Energi cahaya matahari yang diterima daun sebagian akan dipakai untuk meningkatkan energi kinetik molekul-molekul air, sehingga molekul air tersebut bisa lepas ke udara bersama energi panas tersebut (dibutuhkan 580 kalori untuk menguapkan 1 gram air) sedangkan air yang masih tertinggal masih relatif dingin.
Sehubungan dengan transpirasi, organ tumbuhan yang paling utama dalam melaksanakan proses ini ini adalah daun. Karena pada daunlah kita jumpai stomata paling banyak. Kalau kita bandingkan transpirasi stomata ini dengan transpirasi melalui sarana lain, maka melalui stomata paling banyak dilakukan, oleh karena itu bahasan difokuskan pada transpirasi pada stomata.
Laju tarnspirasi ditentukan oleh dua hal, yakni : perbedaan kerapatan uap air (vapor pressure) antar rongga substomatal dengan udara bebas disekitar tumbuhan dan daya hantar stomata. Berdasarkan ini, laju transpirasi dapat dihitung sebagai berikut
E= gs x VPD
Dimana E = laju transpirasi, gs= daya hantar stomata, dan VPD = perbedaan kerapatan uap air antar rongga substomatal dan udara bebas disekitar tanaman.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1.         Faktor- faktor internal yang mempengaruhi membuka menutup stomata
2.         Kelembaban udara sekitar tanaman
3.         Suhu udara
4.         Suhu daun tanaman
Angin dapat juga mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika udara yamg bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering  (kelembapan misalnya lebih rendah) dari udara disekitar tumbuhan tersebut.
2.    Fungsi transpirasi bagi tumbuhan
Kelihatannya transpirasi tidak mempunyai keuntungan atau fungsi
Transpirasi memberikan manfaat sebagai penunjang pengangkutan mineral - mineral, mempertahankan turgiditas optimum dan menghilangkan sejumlah besar panas dari daun. Mineral yang diserap ke dalam akar bergerak ke atas tumbuhan dengan cara tertentu dalam arus transpirasi, yaitu aliran air melalui xylem akibat transpirasi.
Transpirasi yang terjadi membantu penyerapan mineral dari tanah dan pengangkutannya dalam tumbuhan. Sebagai contoh hasil penelitian menunjukan Kalsium dan Boron di jaringan tampak sangat peka terhadap laju transpirasi. Tumbuhan yang ditanam dalam rumah kaca yang mempunyai kelembaban tinggi dan udara yang kaya CO2 (membuat stomata cendrung tertutup) dapat menampakan kekahatan (kekurangan) kalsium pada jaringan tertentu.
Sebaliknya transpirasi yang terlalu cepat dapat menyebabkan meningkatnya beberapa unsur tertentu, mencapai jumlah kadar yang meracuni. Selain itu peranan transpirasi dalam tumbuhan untuk menurunkan suhu atau mendinginkan daun. Daun yang tidak melakukan transpirasi akan lebih panas beberapa derajat. Perubahan suhu dari daun menunjukan adanya pertukaran energi dari daun dan lingkungannya.
3.    Mekanisme transpirasi
Transpirasi dimulai dengan penguapan oleh sel-sel mesofil ke rongga antar sel yang ada di dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air. Sel-sel yang menguapkan airnya ke rongga antar sel tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun
Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar begitu seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam rongga antar sel akan tetap berada dalam rongga tersebut selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Kalau pun ada uap air yang keluar menembus epidermis dan kutikula jumlahnya hanya sedikit.
Agar transpirasi dapat berjalan maka stomata harus membuka. Apabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfir. Kalau tekanan uap air di atmosfir lebih rendah dari rongga antar sel, uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfir. Jadi, syarat utama berlangsungnya transpirasi adalah penguapan air di dalam daun dan terbukanya stomata.
B.  Gutasi
1.    Pengertian gutasi
Gutasi adalah proses pengerluaran air oleh tumbuhan. Gutasi biasanya terjadi pada permukaan daun dimana air di keluarkan oleh jaringan tumbuhan melalui hidatoda. Gutasi lebih jarang terjadi dibandingkan transpirasi. Karena untuk dapat terjadi gutasi, tumbuhan harus mengelami kondisi tertentu yang menjadi faktor penyebab gutasi.
2.    Faktor penyebab gutasi pada tumbuhan
Faktor yang menyebabkan gutasi pada tumbuhan antara lain adalah:
1.    Penyerapan air oleh akar secara terus-menerus atau akar mengalami
tekanan positif
2. Laju tranpirasi yang rendah
3. Kelembaban udara yang tinggi
Gutasi pada tumbuhan dapat diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun ada yang terjadi pada siang hari. Karena itu tetes-tetes air hasil gutasi yang biasanya dapat di temui pada pagi hari sering disalah artikan sebagai embun. Padahal sebenarnya bukan embun yang menempel di daun tapi adalah hasil dari proses gutasi. Prose gutasi pada tumbuhan terjadi jika akar mendapat tekanan positif. Tekanan postif pada akar terjadi jika lingkungan tumbuh akar mendapat suplay air yang sangat banyak sehingga akar dapat menyerap air secara berlebihan. Kelebihan air tersebut seharusnya di lepaskan melalui transpirasi. Namun jika transpirasi tidak terjadi, karena beberapa faktor seperti kelembaban udara yang tinggi, maka kelebihan air pada sel-sel tumbuhan dilepaskan dengan cara gutasi.
Dari keterangan di atas maka dapat di tebak bahwa proses gutasi pada tumbuhan berbanding  lurus dengan kemampuan dan laju penyerapan air oleh akar. Semakin banyak air yang diserap oleh akar, semakin besar kemungkinan tumbuhan dalam melakukan gutasi. Semakin rendah laju penyerapan air oleh akar, maka proses gutasi pada tumbuhan sangat mungkin tidak akan terjadi. Karena itu tumbuhan yang paling banyak mengalami gutasi adalah tumbuhan yang hidup di air.
Air yang dihasilkan dari proses gutasi bukanlah air murni, seperti air yang dihasilkan dari proses respirasi. Air gutasi mengandung senyawa-senyawa terlarut dan garam-garam mineral. Karena itu terkadang proses gutasi dapat menyebabkan luka pada daun akibat dari penumpukan garam-garam mineral. Luka pada daun ini pada akhirnya akan menyebabkan kerusakan pada jaringan daun itu sendiri terutama karena serangan patogen seperti bakteri dan fungi.
Gutasi dapat diamati sebagai titik-titik air di tepi daun.Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun. Istilah gutasi pertama kali dipakai oleh Burgerstein
Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai sehingga penyerapan air tinggi namun laju penguapan/ transpirasi rendah maupun ketika penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara. Proses gutasi terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda. Gutasi dapat diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur.
Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan transpirasi. Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi.Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai embun.

C.  Evaporasi
1.    Pengertian Evaporasi
Evaporasi adalah proses dimana air dalam bentuk cair dikonversi menjadi uap air dan dipindahkan dari permukaan penguapan. Air dapat terevaporasi dari berbagai permukaan seperti danau, sungai, tanah dan vegetasi hijau.
Energi dibutuhkan untuk merubah bentuk molekul air dari fase cair ke fase uap. Radiasi matahari langsung dan faktor lingkungan yang mempengaruhi suhu udara merupakan sumber energi. Gaya penggerak untuk memindahkan uap air dari permukaan penguapan adalah perbedaan tekanan antara uap air di permukaan  penguapan dan tekanan udara atmosfir. Selama berlangsung proses, udara sekitar menjadi jenuh secara perlahan dan selanjutnya proses akan melambat dan kemungkinan akan berhenti jika udara basah dan dipindahkan ke atmosfir. Pergantian udara jenuh dengan udara kering sangat tergantung pada kecepatan angin. Oleh karena itu, radiasi surya, temperatur udara, kelembaban udara dan kecepatan angin merupakan parameter iklim yang dipertimbangkan dan penentuan proses evaporasi.
Jika permukaan penguapan adalah permukaan tanah, maka tingkat penutupan tanaman pelindung dan jumlah air tersedia pada permukaan penguapan juga menjadi faktor yang mempengaruhi proses evaporasi. Kejadian hujan, irigasi dan gerakan vertikal air dalam tanah dari muka air tanah dangkal merupakan sumber pembasahan permukaan tanah. Jika tanah dapat menyuplai air dengan cepat yang memenuhi kebutuhan evaporasi, maka evaporasi dari tanah ditentukan hanya oleh kondisi meteorologi. Akan tetapi, bila interval antara hujan dan irigasi cukup lama dan kemampuan tanah mengalirkan lengas ke dekat permukaan tanah kecil, maka kandungan air di lapisan topsoil menurun dan menyebabkan permukaan tanah menjadi kering. Pada lingkungan dimana air terbatas, maka jumlah air tersedia menjadi faktor pembatas. Berkurangnya suplai air ke permukaan tanah menyebabkan evaporasi menurun drastis. Proses ini mungkin akan terjadi dalam beberapa hari.
2.    Faktor yang mempengaruhi evaporasi
Proses perubahan bentuk dari air menjadi uap air terjadi baik pada evaporasi. Penguapan dipengaruhi oleh kondisi klimatologi, yang meliputi : radiasi matahari, temperatur udara, kelembaban udara, dan kecepatan angin.
1.       Radiasi Matahari
Pada setiap perubahan bentuk zat; dari es menjadi air (pencairan), dari zat cair menjadi gas (penguapan) dan dari es lengsung menjadi uap air (penyubliman) diperlukan panas laten (laten heat). Panas laten untuk penguapan berasal dari radiasi matahari dan tanah. Radiasi matahari merupakan sumber utama panas dan mempengaruhi jumlah evaporasi di atas permukaan bumi, yang tergantung letak pada garis lintang dan musim.
Radiasi matahari di suatu lokasi bervariasi sepanjang tahun, yang tergantung pada letak lokasi (garis lintang) dan deklinasi matahari. Pada bulan Desember kedudukan matahari berada paling jauh di selatan, sementara pada bulan Juni kedudukan matahari berada paling jauh di utara. Daerah yang berada di belahan bumi selatan menerima radiasi maksimum matahari pada bulan Desember, sementara radiasi terkecil pada bulan Juni, begitu pula sebaliknya. Radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi juga dipengaruhi oleh penutupan awan. Penutupan oleh awan dinyatakan dalam persentase dari lama penyinaran matahari nyata terhadap lama penyinaran matahari yang mungkin terjadi.
2.      Temperatur
Temperatur udara pada permukaan evaporasi sangat berpengaruh terhadap evaporasi. Semakin tinggi temperatur semakin besar kemampuan udara untuk menyerap uap air. Selain itu semakin tinggi temperatur, energi kinetik molekul air meningkat sehingga molekul air semakin banyak yang berpindah ke lapis udara di atasnya dalam bentuk uap air. Oleh karena itu di daerah beriklim tropis jumlah evaporasi lebih tinggi, di banding dengan daerah di kutub (daerah beriklim dingin).
3.      Kelembaban Udara
Pada saat terjadi penguapan, tekanan udara pada lapisan udara tepat di atas permukaan air lebih rendah di banding tekanan pada permukaan air. Perbedaan tekanan tersebut menyebabkan terjadinya penguapan. Pada waktu penguapan terjadi, uap air bergabung dengan udara di atas permukaan air, sehingga udara mengandung uap air. 
Udara lembab merupakan campuran dari udara kering dan uap air. Apabila jumlah uap air yang masuk ke udara semakin banyak, tekanan uapnya juga semakin tinggi. Akibatnya perbedaan tekanan uap semakin kecil, yang menyebabkan berkurangnya laju penguapan. Apabila udara di atas permukaan air sudah jenuh uap air tekanan udara telah mencapai tekanan uap jenuh, di mana pada saat itu penguapan terhenti. Kelembaban udara dinyatakan dengan kelembaban relatif.
4.      Kecepatan Angin
Penguapan yang terjadi menyebabkan udara di atas permukaan evaporasi menjadi lebih lembab, sampai akhirnya udara menjadi jenuh terhadap uap air dan proses evaporasi terhenti. Agar proses penguapan dapat berjalan terus lapisan udara yang telah jenuh tersebut harus diganti dengan udara kering. Penggantian tersebut dapat terjadi apabila ada angin. Oleh karena itu kecepatan angin merupakan faktor penting dalam evaporasi. Di daerah terbuka dan banyak angin, penguapan akan lebih besar daripada di daerah yang terlindung dan udara diam.

D.    Stomata
1.    Penegertian Stomata
Stomata berasal dari bahasa Yunani yaitu stoma yang berarti lubang atau porus, jadi stomata adalah lubang-lubang kecil berbentuk lonjong yang dikelilingi oleh dua sel epidermis khusus yang disebut sel penutup (guard cell), dimana sel penutup tersebut adalah sel-sel epidermis yang telah mengalami kejadian perubahan bentuk dan fungsi yang dapat mengatur besarnya lubang-lubang yang ada diantaranya. Stomata adalah struktur epidermis yang dibentuk oleh dua sel penjaga atau guard cells yang terletak pada pori-pori tanaman. Permukaan epidermis lainnya terdiri atas lapisan lilin yang tidak dapat ditembus. Hal ini menjadikan stomata memiliki peran yang penting dalam mengatur keluar masuknya gas (seperti CO2 dan O2), hormon (seperti ABA) dan air dari dan ke dalam tanaman. Peran tersebut memiliki dampak pada produktivitas dan ketahanan tanaman terhadap cekaman kekeringan atau banjir. Selain itu, stomata juga merupakan pintu masuk bagi bakteri patogen, sehingga mereka berpengaruh pada ketahanan terhadap cekaman biotik. Stoma (jamak: stomata) berfungsi sebagai organ respirasi. Stomata mengambil CO2 dari udara untuk dijadikan bahan fotosintesis. Kemudian stomata akan mengeluarkan O2 sebagai hasil fotosintesis. Stoma mengambil CO2 dari udara dan mengeluarkan O2, sedangkan hidung mengambil O2 dan mengeluarkan CO2. Kadang stomata terletak di permukaan bawah daun, tapi sering di kedua permukaan, walaupun lebih banyak terdapat di bagian bawah. Selain stomata, tumbuhan tingkat tinggi juga bernafas melalui lentisel yang terletak pada batang.

2.    Mekanisme membuka dan menutupnya stomata
Mekanisme membuka dan menutupnya stomata akibat tekanan Turgor. Tekanan turgor adalah tekanan dinding sel, banyak sedikitnya isi sel berhubungan dengan besar kecilnya tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar tekanan dinding sel. Tekanan turgor terbesar terjadi pada pukul 04.00-08.00. Stomata akan membuka jika kedua sel penjaga meningkat. Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke dalam sel penjaga tersebut. Pergerakan air dari satu sel ke sel lainnya akan selalu dari sel yang mempunyai potensi air lebih tinggi ke sel ke potensi air lebih rendah. Tinggi rendahnya potensi air sel akan tergantung pada jumlah bahan yang terlarut (solute) di dalam cairan sel tersebut. Semakin banyak bahan yang terlarut maka potensi osmotik sel akan semakin rendah. Dengan demikian, jika tekanan turgor sel tersebut tetap, maka secara keseluruhan potensi air sel akan menurun. Untuk memacu agar air masuk ke sel penjaga, maka jumlah bahan yang terlarut di dalam sel tersebut harus ditingkatkan.
Pada saat stomata membuka akan terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal dari sel tetangganya. Cahaya sangat berperan merangsang masuknya ion kalium ke sel penjaga dan jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap, maka ion kalium akan kembali keluar sel penjaga. Ketika ion kalium masuk ke dalam sel penjaga, sejumlah yang sama ion hidrogen keluar, dimana ion hidrogen tersebut berasal dari asam-asam organik yang disintesis ke dalam sel penjaga sebagai suatu kemungkinan faktor penyebab terbukanya stomata. Asam organik yang disintesis umumnya adalah asam malat dimana ion-ion hidrogen terkandung di dalamnya. Asam malat adalah hasil yang paling umum didapati pada keadaan normal. Karena ion hidrogen diperoleh dari asam organik, pH di sel penjaga akan turun (akan menjadi semakin asam), jika H+ tidak ditukar dengan K+ yang masuk. Stomata tumbuhan pada umumnya membuka pada saat matahari terbit dan menutup saat hari gelap sehingga memungkinkan masuknya CO2 yang diperlukan untuk fotosintesis pada siang hari. Umumnya, proses pembukaan memerlukan waktu 1 jam dan penutupan berlangsung secara bertahap sepanjang sore. Stomata menutup lebih cepat jika tumbuhan ditempatkan dalam gelap secara tiba-tiba.
Pada beberapa tumbuhan misalnya kelompok tumbuhan CAM stomata membuka pada malam hari sedangkan pada siang hari stomata menutup. Pompa proton merupakan adaptasi untuk mengurangi proses penguapan tumbuhan yang hidup di daerah kering. Pada malam hari CO2 masuk ke dalam tanaman dan disimpan dalam bentuk senyawa C4. Selanjutnya senyawa C4 akan membebaskan CO2 pada siang hari sehingga dapat digunakan untuk fotosintesis.

1.       Pengaruh Fotosintesis
Adanya klorofil pada sel penjaga mengakibatkan sel penjaga dapat melangsungkan proses fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan mengurangi konsentrasi CO2. Glukosa larut dalam air sehingga air dari jaringan di sekitar sel penjaga akan masuk ke dalam sel penjaga yangmengakibatkan tekanan turgor sel penjaga naik sehingga stoma akan membuka.
Pengamatan mikroskopis terhadap permukaan daun menunjukkan bahwa cahaya mempengaruhi pembukaan stomata. Pada saat redup atau tidak ada cahaya umumnya stomata tumbuhan menutup. Ketika intensitas cahaya meningkat stomata membuka hingga mencapai nilai maksimum. Mekanisme membuka dan menutupnya stomata dikontrol oleh sel penjaga.
Dibawah iluminasi, konsentrasi solut dalam vakuola sel penjaga meningkat. Pertama, pati yang terdapat pada kloroplas sel penjaga diubah menjadi asam malat. Kedua, pompa proton pada membran plasma sel penjaga diaktifkan. Pompa proton tersebut menggerakkan ion H+, beberapa diantaranya berasal dari asam malat, melintasi membran plasma. Asam malat kehilangan ion H+ membentuk ion malat. Hal ini menaikkan gradien listrik dan gradien pH lintas membran plasma. Ion K+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui suatu saluran sebagai respon terhadap perbedaan muatan, sedangkan ion Clberasosiasi dengan ion H+ mengalir ke dalam sel tersebut melalui saluran lainnya dalam merespon perbedaan konsentrasi ion H+. Akumulasi ion malat, K+, dan Cl- menaikkan tekanan osmotik sehingga air tertarik ke dalam sel penjaga. Signal yang mengaktifkan enzim yang membentuk malat dan mengaktifkan pompa proton di dalam membran plasma mencakup cahaya merah dan cahaya biru.
Menutupnya stomata akan menurunkan jumlah CO2 yang masuk ke dalam daun sehingga akan mengurangi laju fotosintesis. Pada dasarnya proses membuka dan menutupnya stomata bertujuan untuk menjaga keseimbangan antara kehilangan air melalui transpirasi dengan pembentukan gula melalui fotosintesis.
Namun pada Tanaman CAM membuka stomatanya malam hari, pada malam hari terjadi respirasi tidak sempurna dan KH diubah menjadi asam malat, dari respirasi tersebut CO2 tidak dilepaskan, tetap diikat, pH tetap tinggi (7), pati dalam sel penjaga dihidrolisis menjadi gula, Ψs nya menurun, terjadi endoosmosis, Ψp sel penjaga naik, turgor, dinding sel penjaga tertekan ke arah luar, stomata membuka.
2.      Perubahan Pati Menjadi Gula
            Pada sel penutup terjadi akumulasi gula dan hal ini terjadi pada siang hari. Terakumulasinya gula ini pada siang hari telah menyebabkan potensial osmotik/potensial air sel penutup menjadi rendah, sehingga air dapat masuk ke sel penutup dari sel tetangganya, turgornya naik dan stomata terbuka. Pada malam hari gula ini hilang dari sel penutup yang menyebabkan potensial air sel penutup menjadi tinggi, sehingga air keluar dari sel penutup, turgornya turun dan stomata menutup. Timbul dan hilangnya gula ini dari sel penutup kemudian diketahui disebabkan terjadinya perubahan gula menjadi pati dan sebaliknya. Perubahan pati menjadi gula ini dipengaruhi oleh enzim fosforilase yang mereaksinya.
            Enzim fosforilase ini dapat berfungsi mempengaruhi reaski yang bolak-balik, yaitu mempengaruhi pengubahan pati menjadi gula dan gula menjadi pati. Pada saat pati diubah menjadi glukosa, berarti terjadi perubahan dari zat tidak larut menjadi zat yang mudah larut dan berarti pula telah terjadi perubahan jumlah partikel di dalam sel penutup, sehingga sel penutup dapat menarik air dari sel-sel sekitarnya (sel tetangga), turgornya naik dan stomata terbuka. Sebaliknya apabila glukosa diubah menjadi pati, akan terjadi pengenceran di dalam sel penutup, sehingga air dari sel penutup akan mengalir ke sel-sel sekitarnya., turgornya menurun dan stomata tertutup.
Aktivitas enzim fosforilase bergantung pada pH di dalam sel tersebut. Pati diubah menjadi glukosa oleh enzim ini pada pH 6-7. Hal ini dimungkinkan oleh adanya proses fotosintesis yang banyak pengikat CO2, sehingga pH dalm sel menjadi agak tinggi. Pada malam hari karena tidak ada fotosintesis, CO2 yang ada dalam seakan bereaksi dengan air menghasilkan asam karbonat yang selanjtnya akan terurai menjadi H+ dan HCO3-. Terkumpulnya proton dalam sel akan menyebabkan kondisi dalam sel menjadi lebih asam dan pHnya rendah menjadi sekitar 4-5. Pada pH 4-5 aktivitas enzim fosforilase mengubah glukosa menjadi pati kembali.
Skema mekanisme membukanya stomata :
Cahaya fotosintesis            dalam sel-sel mesophyl berkurangnya CO2            dalam ruang antar sel menaikan pH dalam sel penutup perubahanamilum secara enzimatik menjadi gula menaikkan kadar gulamenaikkan tekanan osmotik dari getah sel menaikkan turgor stomatamembuka.

3.      Faktor yang mempengaruhi membuka dan menutupnya stomata
a.       Intensitas cahaya matahari
Cahaya matahari merangsang sel penutup menyerap ion K+ dan air,sehingga stomata membuka pada pagi hari. Konsentrasi CO2 yang rendah di dalam daun juga menyebabkan stomata membuka dan juga dengan adanya cahaya maka fotosintesis akan berjalan, sehingga CO2 dalam daun akan berkurang dan stomata terbuka.
b.      Konsentrasi CO2
tekanan parsial CO2 yang rendah dalam daun akan menyebabkan pH sel menjadi tinggi. Pada pH yang tnggi 6-7 akan merangsang penguraian pati menjadi gula, sehingga stomata terbuka.
c.       Air (H2O)
Apabila tumbuhan mengalami kekurangan air, maka potensial air pada daun akan turun, termasuk sel penutupmya sehingga stomata akan tertutup.
d.      Suhu
Naiknya suhu akan meningkatkan laju respirasi sehingga kadar CO2 dalam daun meningkat, pH akan turun dan stomata tertutup.
e.       Angin
Angin berpengaruh terhadap membuka dan menutupnya stomata secara tidak langsung. Dalam keadaaan angin yang bertiup kencang pengeluaran air melalui transpirasi seringkali melebihi kemampuan tumbuhan untuk menggantinya. Akibatnya daun dapat mengalami kekurangan air sehingga turgornya turun dan stomata akan tertutup.

  

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun
2.      Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula atau lentisel.
3.      Manfaat transpirasi adalah pengankutan mineral, mempertahankan turgiditas optimum, dan menurunkan suhu daun.
4.      Evaporasi merupakan proses penguapan air yang berasal dari permukaan bentangan air atau dari bahan padat yang mengandung air
5.      Gutasi adalah proses pengerluaran air oleh tumbuhan. Gutasi biasanya terjadi pada permukaan daun dimana air di keluarkan oleh jaringan tumbuhan melalui hidatoda



DAFTAR PUSTAKA
Benyamin Lakitan, Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1993
Cambell, Biologi, Jakarta : Penerbit Erlangga, 2006.


Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply