BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Pembelajaran adalah suatu perubahan
dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman. Penyediaan lingkungan
pembelajaran yang efektif meliputi strategi yang digunakan guru untuk
menciptakan pengalaman ruang kelas yang positif dan produktif. Lingkungan
pembelajaran tersebut sering disebut manajemen kelas (classroom management), dimana strategi untuk menyediakan
lingkungan pembelajaran yang efektif tidak hanya meliputi mencegah dan
menanggapi perilaku yang buruk tetapi juga yang lebih penting menggunakan waktu
kelas dengan baik, menciptakan atmosfer yang kondusif bagi minat dan
penelitian, dan membolehkan kegiatan yang melibatkan pikiran dan imajinasi
siswa. Kelas yang tidak mempunyai masalah perilaku sama sekali tidak dapat
dianggap sebagai kelas yang dikelola dengan baik.
Penciptaan lingkungan belajar yang
efektif adalah soal mengetahui beberapa
teknik yang dapat dipelajari dan diterapkan oleh setiap guru. Pendekatan
terhadap manajemen ruang kelas dan disiplin yang menekankan pada pencegahan
perilaku yang buruk, berdasarkan teori bahwa pengajaran yang efektif itu
sendiri adalah sarana terbaik untuk menghindari persoalan disiplin. Pada masa
lalu, penciptaan lingkungan pembelajaran yang efektif sering dipandang sebagai
soal mengatasi perilaku buruk masing-masing siswa.pemikiran saat ini menekankan
manajemen kelas sebagai keseluruhan dengan cara membuat masing-masing orang
yang berperilaku buruk menjadi semakin jarang.
B.
Rumusan
Masalah
1. Apa
saja metode dalam melakukan penciptaan lingkungan belajar yang efektif ?
2. Bagaimana
cara menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif?
3. Apakah
komunikasi di dalam kelas diperlukan?
4. Bagaimana
cara yang digunakan untuk belajar dengan
baik?
5. Apa
saja saran-saran yang dapat digunakan untuk belajar dengan efektif?
C.
Tujuan
Masalah
1. Untuk
mengetahui metode dalama melakukan penciptaan lingkungan belajar efektif
2. Mengetahui
cara menciptakan lingkungan belajar yang efektif dan kondusif
3. Mengetahui
pentingnya komunikasi di dalam kelas
4. Untuk
mengetahui cara-cara yang digunakan untuk belajar dengan baik
5. Mengetahui
apa saja saran-saran untuk membiasakan belajar dengan efektif
BAB II
PEMBAHASAN
MANAJEMEN
KELAS
(Penciptaan
Lingkungan Belajar yang Efektif)
A. DAMPAK WAKTU PADA PEMBELAJARAN
Waktu adalah sumber daya terbatas di sekolah.
Sekolah biasanya melakukan pertemuan sekitar 6 jam per hari selama 180 hari
setiap tahun. Waktu untuk kegiatan pendidikan dapat diperpanjang melalui
penugasan pekerjaan rumah, tetapi waktu total yang tersedia untuk pengajaran
pada dasarnya ditentukan. Dari 6 jam ini harus terdapat waktu untuk mengajarkan
berbagai mata pelajaran ditambah dengan waktu untuk istirahat, olahraga
(pendidikan jasmani), peralihan diantara jam pelajaran, pengumuman dan
sebagainya.
Ada beberapa cara untuk meminimalisasikan alokasi
waktu yang hilang dalam pengajaran yaitu :
1. Menggunakan
semua waktu di ruang kelas dengan baik
2. Mencegah
permulaan yang terlambat dan penyelesaian dini
3. Mencegah
gangguan dari dalam atau dari luar
4. Menangani
prosedur rutin
5. Meminimalkan
waktu yang dihabiskan untuk disiplin
6. Menggunakan
waktu sibuk dengan efektif
B. MENCIPTAKAN LINGKUNGAN PEMBELAJARAN
YANG EFEKTIF
Salah satu faktor penting yang dapat memaksimalkan
kesempatan pembelajaran bagi anak adalah penciptaan lingkungan pembelajaran
yang kondusif. Lingkungan pembelajaran dalam hal ini, adalah segala sesuatu
yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan. Sedangkan
kondusif berarti kondisi yang benar-benar sesuai dan mendukung keberlangsungan
proses pembelajaran. Proses pembelajaran merupakan interaksi antara anak dengan
lingkungannya, sehingga pada diri anak terjadi proses pengolahan informasi menjadi
pengetahuan, keterampilan dam sikap sebagai hasil dari proses belajar.
Lingkugan pembelajaran terdiri atas dua hal
utama, yaitu lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah
lingkungan yang ada disekitar siswa belajar berupa sarana fisik baik yang ada
dilingkup sekolah. Lingkungan fisik dapat berupa sarana dan prasarana kelas,
pencahayaan, pengudaraan, pewarnaan, alat atau media belajar, pajangan serta
penataannya. Sedangkan lingkungan sosial adalah pola interaksi yang terjadi dalam
proses pembelajaran. Interaksi yang dimaksud disini adalah interaksi antar
siswa dengan siswa, siswa dengan guru, dan siswa dengan sumber belajar.
Dalam upaya menciptakan lingkungan
pembelajaran yang efektif dan kondusif bagi anak, guru harus dapat memberikan
kemudahan belajar kepada siswa, menyediakan berbagai sarana dan sumber belajar
yang memadai, menyampaikan materi pembelajaran, dan strategi pembelajaran yang
memungkinkan siswa belajar. Oleh karena itu, peran guru selayaknya membiasakan
pengaturan peran dan tanggung jawab bagi setiap anak terhadap terciptanya
lingkungan fisik kelas yang diharapkan dan suasana lingkungan sosial kelas yang
menjadikan proses pembelajaran dapat berlangsung secara bermakna. Dengan
terciptanya tanggung jawab bersama antara anak dan guru, maka akan tercipta
situasi pembelajaran yang efektif dan kondusif serta bersinergi bagi semua
anak.
C. KOMUNIKASI EFEKTIF ANTARA GURU
DENGAN SISWA
Mengelola
kelas dan memecahkan konflik dalam pembelajaran secara konstruktif membutuhkan keterampilan
komunikasi yang baik. Terdapat tiga aspek utama dari komunikasi dalam
pembelajaran, yaitu keterampilan berbicara, mendengar dan komunikasi nonverbal.
Berbicara di hadapan kelas dan di hadapan siswa harus dapat mengkomunikasikan
informasi secara jelas. Kejelasan dalam berbicara penting agar pengajaran yang
dilakukan oleh guru dan proses belajar yang diikuti siswa dapat berjalan
responsive.
Beberapa
strategi yang dapat digunakan oleh guru agar dapat berbicara dengan jelas pada
saat proses pembelajaran berlangsung, yaitu :
1. Menggunakan
tata bahasa yang benar
2. Menggunakan
kosa kata yang dapat dipahami dan tepat pada perkembangan anak
3. Melakukan
penekanan pada kata kunci atau dengan mengulang penjelasan
4. Berbicara
dengan tempo yang tepat
5. Tidak
menyampaikan hal-hal yang kabur
6. Menggunakan
perencanaan dan pemikiran logis sebagai dasar berbicara dengan jelas di kelas.
Mengelola
kelas secara efektif dapat lebih mudah dilakukan apabila guru dan siswa
memiliki keterampilan mendengar yang baik. Seorang pendengar yang baik akan
mendapatkan daya tarik bagi orang lain untuk berkomunikasi. Pendengar yang baik
akan mendengar secara aktif dan tidak sekedar menyerap informasi secara pasif.
Seorang guru dapat menggunakan strategi berikut untuk untuk berinteraksi dengan
siswa dan melatihkan keterampilan siswa dalam mendengar aktif :
·
Memberi perhatian cermat pada orang yang
sedang berbicara
·
Melakukan parafrasa, yaitu menyatakan
kembali kalimat yang baru saja dikatakan orang lain dengan menggunakan kalimat
sendiri
·
Mensintesiskan tema dan pola, yaitu
meringkas tema utama dan perasaan pembicara yang disampaikan dalam percakapan
panjang
·
Memberi umpan balik atau tanggapan
dengan cara yang kompeten, dapat berupa tanggapan verbal atau nonverbal yang
membuat pembicara mengerti pencapaian target sasaran pesan.[1]
D. CARA-CARA BELAJAR YANG BAIK
Menentukan
bagaimana cara belajar yang baik bukanlah soal mudah. Adanya bermacam-macam
faktor yang dapat mempengaruhi cara dan keberhasilan belajar. Di samping faktor
yang ada dalam diri orang itu sendiri, banyak pula faktor yang berasal dari
luar individu itu sendiri. Banyak eksperimen yang telah dilakukan oleh para
ahli psikologi, dari sekian banyak penelitian dan percobaan yang dilakukan,
sekian banyak pula jawaban yang dikemukakan.
Dr.
Rudolf Pintner mengemukakan sepuluh macam metode di dalam belajar, sebagai
berikut :
1.
Metode
keseluruhan kepada bagian (whole to part method)
Di dalam mempelajari
sesuatu kita harus memulai dahulu dari keseluruhan, kemudian baru mendetail
kepada bagian-bagiannya.
2.
Metode
keseluruhan lawan bagian (whole versus part method)
Untuk bahan-bahan
pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas, tepat dipergunakan metode
keseluruhan seperti menghafal syair, membaca buku cerita pendek, mempelajari
unit-unit pelajaran tertentu.
3.
Metode
campuran antara keseluruhan dan bagian (mediating method)
Metode ini baik
digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang skopnya sangat lus, atau yang
sukar-sukar, seperti tata buku, akunting, dan bahan kuliah lain pada umumnya.
4.
Metode
resitasi ( recitation method)
Resitasi dalam hal ini
berarti mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah dipelajari.
Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang bersifat verbal dan
nonverbal.
5.
Jangka
waktu belajar ( length of practice periods)
Dari hasil-hasil
eksperimen ternyata bahwa jangka waktu belajar yang produktif seperti
menghafal, mengetik, mengerjakan soal hitungan, adalah antara 20-30 menit.
Jangka waktu yang lebih dari 30 menit untuk belajar yang benar-benar memerlukan
konsentrasi perhatian relatif kurang atau tidak produktif.
6.
Pembagian
waktu belajar ( distribution of practice periods)
Belajar yang
terus-menerus dalam jangka waktu yang lama tanpa istirahat tidak efisien dan
tidak efektif. Oleh karena itu, untuk belajar yang produktif diperlukan adanya
pembagian waktu belajar.
7.
Membatasi
kelupaan ( counteract forgetting)
Bahan pelajaran yang
telah di pelajari sering kali mudah dan lekas dilupakan. Maka untuk itu dalam
belajar perlu adanya “ulanagan” atau review pada waktu-waktu tertentu. Guna
review ialah untuk meninjau kembali atau mengingatkan kembali bahan yang pernah
dipelajari.
8.
Menghafal
( cramming )
Metode ini berguna
terutama jika tujuannya untuk dapat menguasai serta memproduksi kembali dengan
cepat bahan-bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam waktu yang relatif
singkat seperti belajar untuk menghadapi ujian semester atau ujian akhir.
Namun, metode ini sebenarnya kurang baik karena hasilnya lekas dilupakan lagi
setelah selesai ujian.
9.
Kecepatan
belajar dalam hubungannya dengan ingatan
Kita mengenal ungkapan quick learning means quick for getting.
Di dalamnya terdapat korelasi negatif
antara kecepatan memperoleh suatu pengetahuan dengan gaya ingatan terhadap
pengetahuan itu.
10. Retroactive inhibition
Belajar merupakan suatu
proses yang di dalamnya terdapat asosiasi dan interelasi antara berbagai
pengalaman yang kemudian membentuk pola-pola pengertian atau pengetahuan yang
terorganisasi di dlam diri kita. Asosiasi dan interrelasi itu terjadi karena hasil
pengulangan-pengulanganan yang teratur, karena adanya hubungan-hubungan
berlanjut di dalam waktu dan ruang, karena intensitas stimulasi mempunyai
hubungan struktural yang logis.[2]
E.
SARAN-SARAN
UNTUK MEMBIASAKAN BELAJAR YANG EFKTIF DAN EFISIEN
Berikut ini adalah saran-saran yang
dikemukakan Crow and Crow dengan singkat dan terinci untuk mencapai hasil
belajar yang labih efektif.
1. Miliki
dahulu tujuan belajar yang pasti
2. Usahakan
adanya tempat belajar yang memadai
3. Jaga
kondisi fisik jangan sampai mengganggu konsentrasi dan keaktifan mental
4. Rencanakan
dan ikutilah jadwal waktu untuk belajar
5. Selingilah
belajar dengan waktu istirahat yang teratur
6. Carilah
kalimat-kalimat topik atau inti pengertian dari tiap paragraf
7. Selama
belajar gunakan metode pengulangan dalam hati (silent recitation)
8. Lakukan
metode keseluruhan bilamana mungkin
9. Usahakan
agar dapat membaca cepat tapi cermat
10. Buatlah
catatan-catatan atau rangkuman yang tersusun rapi
11. Adakan
penilaian terhadap kesulitan bahan untuk dipelajari lebih lamjut
12. Susunlah
dan buatlah pertanyaan-pertanyaan yang tepat dan usahakan untuk menemukan
jawabannya
13. Pusatkan
perhatian dengan sungguh-sungguh pada waktu belajar
14. Pelajari
dengan teliti tabel-tabel, garfik-grafik, dan bahan ilustrasi lainnya.
15. Biasakanlah
membuat kesimpulan
16. Buatlah
kepastian untuk melengkapi tuga-tugas belajar itu
17. Pelajari
baik-baik pernyataanyang dikemukakan dan tentanglah jika diragukan kebenarannya
18. Telitilah
pendapat beberapa orang atau pengajar
19. Belajarlah
menggunakan kamus dengan sebaik-baiknya
20. Analisislah
kebiasaan belajar yang dilakukan, dan cobalah untuk memperbaiki kelemahannya.[3]
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
1. Proses
penciptaan lingkungan belajar yang efektif yaitu meliputi dampak waktu pada
pembelajaran, menciptakan lingkungan yang efektif dan efisien, komunikasi
efektif antara guru dan siswa, memiliki cara-cara belajar yang baik, dan
mengikuti saran-saran untuk membiasakan belajar yang efisien.
2. Strategi
guru untuk melatih siswa untuk mendengar aktif yaitu :
·
Memberi perhatian cermat pada orang yang
sedang berbicara
·
Melakukan parafrasa
·
Mensintesiskan tema dan pola
·
Memberi umpan balik atau tanggapan
dengan cara yang kompeten.
3. Macam-macam
metode untuk belajar yang efektif :
·
Metode keseluruhan kepada bagian
·
Metode keseluruhan lawan bagian
·
Metode campuran antara keseluruhan dan
bagian
·
Metode resitasi
·
Dll.
B.
SARAN
Dengan
membaca makalah ini, pembaca disarankan agar dapat mengambil ibrah, manfaat
dari kutipan singkat diatas tentang Manajemen Kelas ( Penciptaan Lingkungan
Belajar yang Efektif). Kemudian dapat dijadikan pelajaran dalam kehidupan
sehari-hari. Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Dimyati dan Mudjiono.
1999, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta : Rineka Cipta
Ngalim
Purwanto, MP. 2004, Psikologi Pendidikan,
Bandung : PT Remaja Rosdakarya
[1] Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, ( Jakarta :
Rineka Cipta), 23
[3]
Ibid, hlm, 120