BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Segala
sesuatu yang Allah SWT ciptakan bukan tanpa sebuah tujuan. Allah SWT
menciptakan bumi beserta isinya, menciptakan sebuah kehidupan di dalamnya,
bukanlah tanpa tujuan yang jelas. Sama halnya dengan Allah SWT menciptakan
manusia. Manusia diciptakan oleh Allah SWT tidak sia-sia, manusia diciptakan
sebagai khalifah di bumi untuk mengatur atau mengelola apa yang ada di bumi
beserta segala sumber daya yang ada.
Di
samping kita sebagai manusia harus pandai-pandai mengelola sumber daya yang
ada, sebagai seorang manusia juga tidak boleh lupa akan kodratnya yakni
menyembah sang Pencipta, Allah SWT, oleh karena itu manusia harus mempunyai
aqidah yang lurus agar tidak menyimpang dari apa yang diperintahkan Allah SWT.
Penyempurna
aqidah yang lurus kepada Allah SWT tidak luput dari aqidah yang benar kepada
Malaiakat-Malaikat Allah, Kitab- kitab yang diturunkan oleh Allah kepada para
Rosul-rosul Allah untuk disampaikan kepada kita, para umat manusia.
B. Rumusan masalah
A. Apakah yang dimaksud dengan aqidah ?
B. Bagaimanakah
ruang lingkup aqidah ?
C. Macam
macam keyakinan dalam aqidah?
C. Tujuan masalah
A. Untuk
mengetahui pengertian aqidah.
B. Untuk
mengetahui ruang lingkup aqidah.
C. Untuk
mengetahui berbagai macam keyakinan dalam aqidah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Aqidah
Islam
1.
Pengertian aqidah
Aqidah Secara Bahasa (Etimologi) Kata
"‘aqidah" diambil dari kata dasar "al-‘aqdu" yaitu ar-rabth
(ikatan), al-Ibraam (pengesahan), al-ihkam (penguatan), at-tawatstsuq (menjadi kokoh,
kuat), asy-syaddu biquwwah (pengikatan dengan kuat), at-tamaasuk (pengokohan)
dan al-itsbaatu (penetapan). Di
antaranya juga mempunyai arti al-yaqiin (keyakinan) dan al-jazmu (penetapan).
Aqidah artinya ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan. Sedang pengertian aqidah dalam
agama maksudnya adalah berkaitan dengan keyakinan bukan perbuatan. Seperti
aqidah dengan adanya Allah dan diutusnya pada Rasul. Bentuk jamak dari aqidah
adalah aqa-id. Aqidah islam itu sendiri bersumber dari Al-Qur’an dan As Sunah,
bukan dari akal atau pikiran manusia. Akal pikiran itu hanya digunakan untuk
memahami apa yang terkandung pada kedua sumber aqidah tersebut yang mana wajib
untuk diyakini dan diamalkan.
Aqidah menurut istilah (Terminologi) adalah
perkara yang wajib dibenarkan oleh hati dan jiwa menjadi tenteram karenanya,
sehingga menjadi suatu kenyataan yang teguh dan kokoh, yang tidak tercampuri
oleh keraguan dan kebimbangan.
2.
Pengertian aqidah menurut para ahli
Pengertian aqidah menurut hasan al-Banna
:
"Aqa'id
bentuk jamak rai aqidah) adalah beberapa perkara yang wajib diyakini
kebenarannya oleh hati, mendatangkan ketentraman jiwa yang tidak bercampur
sedikit dengan keraguan-raguan".
Menurut
Abu Bakar Jabir al-Jazairy :
"Aqidah
adalah sejumlah kebenaran yang dapat diterima secara umum oleh manusia
berdasarkan akal, wahyu dan fitrah. Kebenaran itu dipatrikan oleh manusia di
dalam hati serta diyakini keshahihan dan keberadaannya secara pasti dan ditolak
segala sesuatu yang bertentangan dengan kebenaran itu.
Untuk lebih memahami definisi diatas
kita perlu mengemukakan beberapa catatan tambahan sebagai berikut:
1. Ilmu
terbagi dua:
Pertama ilmu dharuri yaitu Ilmu yang
dihasilkan oleh indera, dan tidak memerlukan dalil. Misalnya apabila kita melihat
tali di hadapan mata, kita tidak memerlukan lagi dalil atau bukti bahwa benda
itu ada.
Kedua adalah ilmu nazhari yaitu. Ilmu
yang memerlukan dalil atau pembuktian.
2. Aqidah
harus mendatangkan ketentraman jiwa. Artinya lahirnya seseorang bisa saja pura-pura
meyakini sesuatu, akan tetapi hal itu tidak akan mendatangkan ketenangan jiwa,
karena dia harus melaksanakan sesuatu yang berlawanan dengan keyakinannya.
3. Tingkat
keyakinan (aqidah) seseorang tergantung kepada tingkat pemahaman terhadap
dalil. Misalnya: Keyakinan itu akan bertambah apabila dia mendapatkan informasi
yang sama dari beberapa orang lain, namun tidak tertutup kemungkinan dia akan
meragukan kebenaran informasi itu apabila ada syubhat (dalil-dalil yang menolak
informasi tersebut).
Dalam pengertian lain aqidah berarti
pemikiran menyeluruh tentang alam, manusia, dan kehidupan, dan tentang apa-apa
yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia, serta hubungan kehidupan dengan
apa yang ada sebelum dan sesudah kehidupan dunia.
B.
Ruang Lingkup Pembahasan Aqidah
Menurut Hasan al-Banna
sistematika ruang lingkup pembahasan aqidah adalah:
1.
Ilahiyat
Yaitu pembahasan
tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan Ilahi seperti wujud Allah dan
sifat-sifat Allah, dan lain-lain
2.
Nubuwat
Yaitu pembahasan tentang segala seuatu
yang berhubungan dengan Nabi dan Rasul, termasuk pembahasan tentang Kitab-Kitab
Allah, mu'jizat, dan lain sebagainya.
3.
Ruhaniyat
Yaitu pembahsasan tentang segala sesuatu
yang berhubungan dengan alam metafisik seperti malaikat, Jin, Iblis, Syaitan,
Roh dan lain sebagainya.
4.
Sam'iyyat
Yaitu pembahahasan tentang segala
sesuatu yang hanya bisa diketahui lewat sam'I (dalil naqli berupa Al-Quran dan
Sunnah) seperti alam barzakh, akhirat, azab kubur, tanda-tanda kiamat, surga neraka
dan lainnya.
C.
Macam-macam Keyakinan
1.
Keyakinan Kemaha Esaan Allah
Allah adalah Esa satu dalam dzat, sifat
dan karya-Nya. Keesaan Allah merupakan gambaran kemahakuasaan-Nya yang tidak
tertandingi oleh apa dan siapapun, sebab selain Dia adalah ciptaan-Nya belaka.
Tauhid merupakan keyakinan akan keesaan Allah, yaitu keyakinan bahwa tidak ada
Tuhan selain Allah. Keyakinan akan keesaan Allah merupakan ciri utama dari
agama Islam yang berbeda dengan agama-agama lainnya di dunia.
Artinya:
“Dialah
Allah, tidak ada tuhan selain dia. Mengetahui yang gaib dan yang nyata, Dialah
yang Maha pengasih, Maha penyayang.
“Dialah Allah, tidak ada tuhan selain
dia. Maha raja yang Maha suci, yang Maha sejahtera, yang Menjaga keamanan,
pemelihara keselamatan, Yang Maha perkasa, Yang Mahakuasa, Yang Memiliki segala
keagungan. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
“Dialah Allah yang Menciptakan, Yang
Maha mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Dia memiliki nama nama yang indah. Apa
yang dilangit dan di bumi bertasbih kepada-Nya. Dan Dialah Yang Maha Perkasa,
Maha Bijaksana.
Keesaan Allah dalam ajaran Islam berbeda
dengan keyakinan monoteistik pada agama Yahudi dan Nasrani. Tauhid merupakan
keyakinan akan keesaan Allah yang meniadakan segala unsur yang lain. Satu
bukanlah terdiri dari unsur-unsur atau bagian dari bilangan, tetapi satu yang
utuh. Keesaan Allah dalam keyakinan muslim bukan hanya berupa pengetahuan dan
pengakuan tetapi mendorong dalam membentuk perilaku dan sikap tauhid yang
diawali dengan persaksian melalui syahadat. Syahadatain berbunyi:
“Aku
bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
adalah Rasulullah Pengakuan dan keyakinan bahwa tidak ada Tuhan selain Allah “
Mengandung arti bahwa tidak ada bentuk
apapun yang dipertuhankan selain Allah. Artinya hanya Allah-lah satu-satunya
Tuhan bagi seorang muslim. Tuhan diartikan sebagai segala sesuatu yang
mendominasi diri, atau yang membuat orang tergantung kepadanya.
2.
Keyakinan akan hari Kiamat, dan akhirat
Kiamat merupakan akhir perjalanan
kehidupan alam raya dan pintu masuk alam akhirat. Peristiwa kiamat adalah hari
kehancuran dunia yang di gambarkan Alquran Surat. Al Zalzalah (kegoncangan)
sebagai saat penghancuran total yang tidak ada satu makhluk pun yang
tertinggal, semua hancur.
Surat Al-Muluk
Artinya :
”Maha suci Allah yang menguasai (Segala)
kerajaandan Dia Mha kuasa atas segala
sesuatu,
“yang menciptakan mati dan hidup, untuk
menguji kamu, siap diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Mahaperkasa,
Mha pengampun,
“yang menciptakan tujuh langit berlapis
lapis. tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan
Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang
cacat
“kemudian ulangi pandangan(mu) sekali
lagi (dan) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa
menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.
Tafsir Surat Ar Ruum ayat 20-25
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَكُمْ مِنْ تُرَابٍ
ثُمَّ إِذَا أَنْتُمْ بَشَرٌ تَنْتَشِرُونَ (20)
Ayat ini menunjukkan keagungan dan
kesempurnaan qudrat Allah swt. Pada ayat ini Allah menegaskan bahwa manusia
diciptakan dari saripati tanah, kemudian berubah menjadi mani, kemudian berubah
menjadi lempengan-lempengan darah, kemudian berubah menjadi lempengan-lembengan
daging, kemudian Allah menciptakan tulang dan membentuknya sesuai bentuk
manusia, dan membungkus tulang tersebut dengan daging. Kemudian Allah meniupkan
ruh, maka bayi pun bisa melihat dan bisa mendengar. Kemudia dia keluar dari
rahim ibunya dalam keadaan kecil, tidak punya kekuatan dan sedikit bergerak.
Kemudian seiring bertambahnya umur maka semakin kuat dan ruang geraknya semakin
luas, sehingga mampu membangun kota, melakukan perjalanan di atas jagat raya
ini, menaklukan lautan, mengelilingi dunia, berusaha dan mengumpulkan harta.
Mereka diberi akal pikiran dan semangat, pemikiran dan ilmu, diluaskan dalam
segala urusan dunia dan akhirat. Mahasuci Allah yang telah menciptakan manusia
dengan segala kelebihannya.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ
لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً
وَرَحْمَةً إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (21)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah
adalah Allah menciptakan pasangan bagi manusia dari jenis manusia juga, bukan
dari jenis jin atau hewan lain, karena jika Allah menciptakan pasangan dari jin
atau hewan lain tentu tidak akan ada rasa tertarik diantara keduanya, tetapi
justru akan saling menjauhi.
Selain Allah menciptakan pasangan dari
jenis manusia, Allah juga menciptakan mawaddah, yaitu rasa cinta dan rasa
sayang (rasa kasih), karena seorang laki-laki menikahi perempuan bisa karena
rasa cinta kepadanya, sayang kepadanya karena memiliki anak darinya atau karena
sang istri membutuhkan suami untuk biaya kehidupan, atau karena senang
kepadanya.
وَمِنْ آيَاتِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ وَالأرْضِ
وَاخْتِلافُ أَلْسِنَتِكُمْ وَأَلْوَانِكُمْ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِلْعَالِمِينَ
(22)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah
adalah penciptaan langit yang tinggi dan luas, berbagai material yang ada di
langit, dan bintang-bintangnya baik yang diam maupun yang berjalan. Allah juga
menciptakan bumi yang direndahkan dan besar serta material yang ada di atasnya
seperti gunung-gunung yang kokoh, lautan, daratan, hewan dan pohon-pohon.
Allah juga telah menciptakan manusia
dengan bahasa dan warna kulit yang berbeda-beda pada setiap daerahnya. Hal ini
merupakan tanda kekuasaan Allah bagi manusia sebagai makhluk yang memiliki
akal.
وَمِنْ آيَاتِهِ مَنَامُكُمْ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ
وَابْتِغَاؤُكُمْ مِنْ فَضْلِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَسْمَعُونَ
(23)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah
adalah Allah menidurkan kalian pada waktu malam dan siang agar kalian istirahat
dan sedikit bergerak sehingga hilang rasa jemu dan cape. Allah juga menjadikan
kalian menyebar dan melakukan berbagai pekerjaan dan perjalanan pada siang hari
untuk mencari karunia Allah sebagai sumber kehidupan. Semua ini merupakan tanda
kekuasaan Allah bagi kaum-kaum yang mendengar.
وَمِنْ آيَاتِهِ يُرِيكُمُ الْبَرْقَ خَوْفًا
وَطَمَعًا وَيُنزلُ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَيُحْيِي بِهِ الأرْضَ بَعْدَ مَوْتِهَا
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ (24)
Diantara tanda kekuasaan Allah adalah
Allah menciptakan kilat yang dapat menimbulkan rasa takut dan harapan, takut
akan hujan yang bisa menghancurkan kehidupan, berharap hujan yang bisa membawa
berkah bagi kehidupan, kemudian Allah menghidupkan kembali tumbuh-tumbuhan yang
ada di bumi setelah ia sebelumnya mati dan tidak ada tumbuh-tumbuhan. Hal ini
menunjukkan bahwa menghidupkan kembali yang sudah mati kelak setelah hari
kiamat, bagi Allah adalah mudah, dan ini menjadi tanda kekuasaan Allah bagi
kaum-kaum yang berakal.
وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ تَقُومَ السَّمَاءُ وَالأرْضُ
بِأَمْرِهِ ثُمَّ إِذَا دَعَاكُمْ دَعْوَةً مِنَ الأرْضِ إِذَا أَنْتُمْ تَخْرُجُونَ
(25)
Dari sebagian tanda kekuasaan Allah
adalah berdirinya langit dan bumi atas kehendak Allah, kemudian jika kiamat
terjadi maka bumi akan diganti dengan bumi yang lain, begitu juga langit,
kemudian Allah memanggil manusia dan atas kehendak Allah, manusia pun keluar
dari kuburnya maka mereka menjawab dengan memuji Allah dan mereka menyangka
tidak akan tinggal kecuali sebentar
Sebagaimana
Di riwayatkan oleh Abu Hurairah, ia berkata:
Bahwa
Rasulullah bersabda: Sesungguhnya akan datang seorang lelaki besar gemuk pada
hari kiamat yang berat amalnya di sisi Allah tidak seberat sayap seekor nyamuk
sekalipun. Bacalah oleh kalian: Maka Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi
amalan mereka pada hari kiamat.
Datangnya hari kiamat tidak dijelaskan
secara rinci baik dalam Alquran maupun hadis, tetapi ciri-ciri akan datangnya
kiamat diisyaratkan dalam berbagai hadits. Diriwayakan oleh Abu Hurairah, ia
berkata:
Rasulullah
bersabda: Allah Taala menggenggam bumi pada hari kiamat dan melipat langit
dengan tangan kanan-Nya, kemudian Allah berfirman: Akulah raja! Manakah
raja-raja bumi? (Shahih Muslim No.4994)
Dalam Al Quran hari kiamat memiliki tiga
puluh empat (34) sebutan, diantaranya ;
1. Yaumul Qiyamah (hari
kiamat)
2. Yaumul Hasroh (hari
penjelasan sebab sudah tidak ada lagi kesempatan bagi umat manusia untuk beriman dan beramal saleh
guna menembus dosa-dosanya)
3. Yaumul Hisab (hari
perhitungan segala amal perbuatan baik dan buruk manusia)
4. Yaumul Zilzalah
(hari kegemparan, sebab bumi ketika itu mengalami kegoncangan yang sangat
dahsyat)
5. Yaumul Waqi’ah (hari
kejatuhan sebab segala makhluk Allah swt benar-benar terhenti)
6. Yaumul Raajifah
(hari gempa besar)
7. Yaumul Haaqqah (hari
kebenaran sebab semua janji Allah dalam Al Quran tentang adanya kehidupan di
alam akhirat mulai terbukti)
8. Yaumul Thaammah
(hari kesulitan sebab setiap manusia tidak dapat menyelamatkan diri mereka
sendiri)
9. Yaumul Talaaq (hari
pertemuan, sebab orang-orang yang beriman dan beramal saleh akan dipertemukan
dengan Tuhannya)
10. Yaumul Ghasyiyah
(hari pingsan karena kehidupan segala makhluk Allah swt benar-benar terhenti)
11. Dan sebagainya
sampai 34 nama.
3.
Keyakinan atas Peranan Malaikat, dan
Makhluk Ghaib lainnya serta pengaruhnya terhadap Manusia
Di
samping manusia dan makhluk lainnya yang bersifat fisik, Allah menciptakan
makhluk yang bersifat ghaib, yaitu jin, malaikat, dan setan. Jin adalah makhluk
yang bersifat ghaib; tidak tampak secara kasat mata dan menghuni dunianya
sendiri yang bersifat ghaib pula. Jin memiliki tugas yang sama dengan manusia,
yaitu beribadah kepada Allah, karena itu kebaikan dan keburukan pun terjadi di
dunia jin. Jadi di dalam dunia jin terdapat jin yang baik dan yang jahat. Di
samping jin, terdapat pula setan yang lebih ditampilkan dalam bentuk kekuatan
halus yang membisikkan keburukan kepada manusia dan jin. Sedangkan makhluk
lainnya adalah malaikat yang lebih menggambarkan kekuatan baik. Baik setan
maupun jin tidak diperoleh gambaran secara pasti di kalangan para hali tafsir,
jadi bisa dalam bentuk makhluk yang bersifat halus dan ghaib atau mungkin saja
berupa kekuatan yang membisikkan yang buruk dan baik. Sebagaimana dinyatakan.
Alquran:
Artinya :
Katakanlah:
“Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. raja
manusia.. sembahan manusia. dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa
bersembunyi,. yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia dari
(golongan) jin dan manusia” (QS. Al.Nas, 114:1-6)
4.
Keyakinan atas
Tugas, peranan Nabi dan Rasul
Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia
pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah swt
dan membina mereka agar melaksanakan ajaranNya. Ciri-ciri mereka dikemukakan
dalam Al Qur’an.
Artinya
: ” (yaitu) orang-orang yang menyapaikan risalah-risalah Allah, mereka takut
kepada-Nya dan mereka tiada merasa takut kepada seorang(pun) selain kepada
Allah. Dan cukuplah Allah sebagai pembuat perhitungan. Maksudnya: Para Rasul
yang menyampaikan syari'at-syari'at Allah kepada manusia.” (QS. A; Ahzab;39)
Tafsir
surat Al Baqarah ayat 225 :
لَا
يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ وَلَكِنْ يُؤَاخِذُكُمْ بِمَا
كَسَبَتْ قُلُوبُكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ حَلِيمٌ ( 225)
Maksud
ayat لا يُؤَاخِذُكُمُ اللَّهُ
بِاللَّغْوِ فِي أَيْمَانِكُمْ
adalah Allah tidak akan menyiksa kepada seseorang karena melakukan
sumpah yang lagha (sia-sia), yaitu sumpah yang tidak dimaksud oleh orang
tersebut, tetapi sumpah itu terucap karena kebiasaan sebelumnya dan tidak
disertai itikad dalam hati, seperti yang dilakukan oleh orang-orang Quraisy
yang baru masuk Islam, mereka lupa mengatakan, “Demi Lata dan Uza”. Sumpahnya
ini diucapkan secara tidak sengaja, karena lidahnya biasa mengatakan hal itu
pada masa sebelum Islam, sedangkan hatinya tidak menyertai sumpahnya tersebut,
maka Rasulullah memerintahkan untuk mengucapkan kalimat ikhlas (laa ilaaha
illallah), agar kesalahan lidahnya itu bisa digantikan dengan kalimat ikhlas.
Manusia memerlukan informasi tentang
Tuhan dari Tuhan sendiri agar informasi yang diterimanya benar menurut Tuhan
sendiri; bukan benar menurut manusia. Untuk berhubungan langsung dengan Tuhan,
manusia tidak memiliki kemampuan sehingga mustahil dapat bertanya langsung
kepada Tuhan. Karena itu manusia memerlukan penjelasan tentang Tuhan melalui
orang yang dipercaya oleh Tuhan untuk menjelaskan segala sesuatu tentang Tuhan.
Di sinilah peranan dan fungsi Rasul sebagai orang yang dipercaya dan dipilih
Tuhan untuk menerangkan segala sesuatu tentang Tuhan. Mengenai penunjukkan
seseorang sebagai Nabi dan Rasul bukanlah ditunjuk oleh manusia tetapi oleh
Tuhan sendiri, sebagaimana Allah menunjuk Muhammad sebagai Rasulullah dengan
firman- Nya:
Artinya
: “Katakanlah: "Bahwasanya aku hanyalah seorang manusia seperti kamu,
diwahyukan kepadaku bahwasanya Tuhan kamu adalah Tuhan yang Maha Esa, Maka
tetaplah pada jalan yang Lurus menuju kepadanya dan mohonlah ampun kepadanya.
dan kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang mempersekutukan-Nya.”
(QS.Fussilat, 41:6)
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aqidah adalah ketetapan yang tidak ada
keraguan pada orang yang mengambil keputusan, atau sebuah keyakinan. Keyakinan
yang kokoh kepada Allah SWT dimana tidak ada keraguan di dalam dirinya. Yakin
bahwa Allah itu Esa/ satu, dan tidak berbuat kafir atau menyekutukan Allah. Keyakinan
harus di dasari dengan mengesakan Allah, karena barang siapa yang menyakin
adanya Tuhan maka hendaknya harus yakin bahwa Allah itu esa/satu. Keyakinan
akan hari Kiamat dan akhirat. Kiamat merupakan akhir perjalanan kehidupan alam
raya dan pintu masuk alam akhirat. . Keyakinan atas Peranan Malaikat, dan
Makhluk Ghaib lainnya serta pengaruhnya terhadap Manusia. Di samping manusia
dan makhluk lainnya yang bersifat fisik, Allah menciptakan makhluk yang
bersifat ghaib, yaitu jin, malaikat, dan setan. Keyakinan atas
Tugas, peranan Nabi dan Rasul. Nabi dan Rasul adalah manusia-manusia
pilihan yang bertugas memberi petunjuk kepada manusia tentang keesaan Allah Swt
dan membina mereka agar melaksanakan ajaranNya.
DAFTAR
PUSTAKA
Thomas, Balliantine,
Irving, dkk., Al-Quran Tentang Akidah dan
Segala Amal
Ibadah Kita,
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1996
A.Munawir, sudarsono., Dasar-Dasar Agama Islam, Jakarta: Rineka
Cipta
Masjfuk, Zuhdi., Studi Islam Jilid III Muamalah, Jakarta:
PT Raja Grafindo
Persada, 1993