BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
pembaharuan Islam
Di sebagian umat Islam tradisional
hingga saat ini tampak ada perasaan masih belum mau menerima apa yang dimaksud
dengan pembaharuan islam. Hal ini disebabkan karena mereka memandang bahwa
pembaharuan Islam adalah membuang ajaran Islam yang lama diganti dengan ajaran
Islam baru, padahal ajaran Islam yang lama itu berdasarkan pada hasil ijtihad
para ulama besar yang dalam ilmunya, taat beribadah dan unggul kepribadiaannya.
Sedangkan ulama yang ada sekarang adalah kebalikannya.
Persepsi demikian hingga kini tampak
dipegang terus oleh umat Islam tradisional, tanpa mau melakukan dialog atau
diskusi dengan para tokoh pembaharu dalam Islam, sehingga muncullah istilah
kaum modernis dan kaum tradisionalis. Kaum moderisme ini percaya bahwa
keterbelakangan umat islam lebih banyak disebabkan oleh kesalahan sikap mental,
budaya, atau teologi mereka.[1]
Pembaharuan Islam sebenarnya bukan
sebagaimana yang dipersepsikan oleh sementara kaum tradisioanlis di atas.
Pembaharuan Islam adalah upaya-upaya
untuk menyesuaikan paham keagamaan Islam dengan perkembangan baru yang
ditimbulkan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi modern. Dengan demikian
pembaharuan dalam islam bukan berarti mengubah, mengurangi atau menambah teks
Al-Quran maupun teks Al-hadits, melainkan hanya mengubah atau menyesuaikan
paham atas keduanya sesuai dengan perkembangan zaman.
Selain itu pembaharuan dalam Islam
dapat pula berarti mengubah keadaan umat agar mengikuti ajaran yang terdapat di
dalam Al-Qur’an dan Al-Sunnah. Hal ini perlu dilakukan, karena terjadi
kesenjangan antara yang dikehendaki al_qur’an dengan kenyataan yang terjadi di
masyarakat. Al-Qur’an misalnya mendorong umatnya agar menguasai pengetahuan
agama dan ilmu pengetahuan modern serta teknologi secara seimbang, hidup
bersatu, rukun dan damai sebagai suatu keluarga besar. Namun kenyataan umatnya
menunjukkkan keadaan yang berbeda. Sebagian besar umat islam hanya menguasai
pengetahuan agama sedangkan ilmu pengetahuan modern tidak dikuasainya bahkan
dimusuhinya, hidup dalam keadaan penuh pertentangan dan peperangan, satu dan
lainnya saling bermusuhan, statis, memandang cukup apa yang ada, tidak ada
kehendak untuk meningkatkan produktivitas. Sikap dan pandangan hidup ummat
demikian jelas tidak sejalan dengan ajaran al-Quran dan al-Sunnah, dan hal
demikian harus diperbaharui dengan jalan kembali kepada dua sumber ajaran islam
yang utama itu. Dengan demikian, maka pembaharuan Islam mengandung maksud
mengembalikan sikap dan pandangan hidup umat agar sejalan dengan petunjuk
Al-Qur’an dan Al-Sunnah.
2.2
Metode
penelitian pemikiran modern menurut Deliar Noer
2.2.1
Biografi tokoh Deliar Noer

Deliar
Noer (1926-2008) adalah serang ilmuwan politik, pemikir, peneliti dan penulis
buku yang sangat produktif terutama mengenai Islam dan politik. Beberapa hasil
karyanya yang terkenal antara lain; Mohammad Hatta : Biografi
Politik dan The Modernist Muslim Movement in Indonesia
1900-1942 yang merupakan disertasinya di Cornell University dan telah
menjadi klasik. Menjelang usianya yang ke-70 ia menulis buku otobiografinya
berjudul Aku Bagian Umat, Aku Bagian
Bangsa setebal lebih dari 1000 halaman.
Pria
Minang ini dilahirkan di Medan pada 9 Februari 1926. Setelah lulus dari sekolah
menengah ia melanjutkan ke Universitas Nasional. Ketika menjadi mahasiswa ia
aktif di HMI bahkan pernah menjabat sebagai Ketua Umum. Setelah menyelesaikan
sarjana muda ia melanjutkan ke Cornell University di Amerika. Disana ia
menyelesaikan studinya dan menjadi orang Indonesia pertama yang meraih gelar
doktor dalam Ilmu Politik. Dia seorang cendekiawan yang berani
bicara terus terang dan apa adanya. Dia seorang pakar ilmu politik yang
produktif menulis. Sangat menyukai karya sastra, walaupun belum pernah menulis
sastra. Dia seorang pemikir dan penulis andal. Pendapat dan tulisannya bernas
dan cerdas, bahkan terkesan keras. Dia memang tipe cendekiawan yang berterus
terang, kritis serta seorang ilmuwan yang konsisten dan jujur dalam
mengemukakan pandangannya secara ilmiah.
Deliar
Noer juga seorang tokoh intelektual muslim yang aktif dalam pergerakan islam
zaman Orde lama dan Orde baru. Selain aktif dalam ceramah, beliau juga aktif
dalam penulisan yang membuahkan beberapa karya tulis, diantaranya :
1. Islam
dan masyarakat (2003),
2. Islam
dan Politik (2003),
3. Muhammad
Hatta, hati nurani bangsa 1902 – 1980 (2002),
4. Membincangkan
tokoh tokoh bangsa (2002),
5. Mencari
Presiden (1999),
6. Aku
bagian umat, aku bagian bangsa : otobiografi Deliar Noer (1996),
7. Muhammad
Hatta:biografi politik (1990),
8. Culture,
philosophy, and the future : essays in honor of Sultan Takdir Alisahbana on his
80thbirthday. (1988),
9. Perubahan,
pembaharuan, dan kesadaran menghadapi abad ke-21 (1998),
10. Partai
islam dipentas mansional 1945 – 1965 (1987),
11. Administrasi
islam di Indonesia (1983),
12. Islam,
pancasila dan asas tunggal (1983)
Gerakan Modern Islam di Indonesia
1900-1942, adalah sulah satu karangan delian Noer yang dilihat dari
judulnya bersifat deskriptif analitis, yaitu penelitian yang mencoba
mendiskripsikan gerakan modern Islam di Indonesia yang terjadi pada tahun
1900-1942. penelitian tersebut antara lain memuat latar belakang pemikiran,
permasalahan yang ingin dipecahkan, metode dan pendekatan serta analisis yang
digunakan.
Diantara pemikiran yang melatar
belakangi penelitian tersebut adalah adanya asumsi bahwa perkembangan yang
terjadi pada akhir periode 1900-1942 merupakan tahun pergantian penguasa di
Indonesia dari tangan Belanda ke tangan Jepang. Tetapi pemikiran, gerakan dan
pengembangan yang umumnya bersangkutan dengan gerakan modern Islam di negeri
kita ini tidak berhenti dengan pergantian ini. Malah lebih lagi dari pada di
masa permulaan ia tumbuh, gerakan modern Islam itu terus saja berlanjut, bukan
saja pada masa Jepang, melainkan juga sesudah kita merdeka, hingga kini. Dalam
rangka ini maka mudah terlihat analogi yang dihadapi pada masa merdeka dengan
yang dihadapi di zaman jajahan Belanda dahulu. Dan dalam rangka ini pula
berkembang pemikiran, cara pendekatan, serta pemecahan permasalahan yang
bersamaan atau berlainan antara dua masa itu, yaitu antara masa merdeka dengan
masa penjajahan Belanda.
Dengan latar belakang yang berisi asumsi
tersebut itulah kelihatannya Deliar noer ingin mengetahui tentang pemikiran,
pendekatan dan pemecahan masalah bagaimanakah yang dilakukan umat Islam pada
periode tersebut. Hal yang demikian perlu dilakukan mengingat pemikiran
pembaharuan ini mungkin masih tetap relevan untuk digunakan pada masa-masa
setelah kemerdekaan.
Berdasarkan latar belakang pemikiran
diatas, maka permasalahan yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah
bagaimana corak dan objek pembahruan pemikiran yang dilakukan gerakan modern
Islam yang dilakukan gerakan modern Islam di Indonesia pada masa
setelah kemerdekaan. Untuk mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan untuk
penelitian tersebut Deliar Noer menggunakan bahan-bahan yang didapat dari hasil
wawancara dengan tokoh-tokoh yang berkompeten dalam bidangnya. Dan juga dengan
pendekatan histories sosiologis, yang dengannya dihasilkan pembahasan menurut
peristiwa secra kronologis dapat dibuktikan keberadaannya dalam sejarah, dan
dengan pendekatan sosiologis dihasilkan deskripsi yang menjelaskan berbagai
peristiwa yang antara satu bagian dengan bagian lainnya saling berkaitan.
Melalui metode dan pendekatan tersebut
dihasilkan informasi yang komprehensif mengenai asal-usul dan pertumbuhan
gerakan modern Isalm dalm bidang pendidikan, sosial,
politik. Asal-usul dan pertumbuhan gerakan modern Islam dalm bidang
politik meliputi Sarekat Islam, partai-partai Islam, Reaksi Belanda, reaksi
kalangan kebangsaan, reaksi kalangan tradisi dan reaksi kalangan nasionalis
yang netral agama.
Dalam kesimpulannya itu, Deliar Noer
menyimpulkan bahwa gerakan pembaharu Islam di Indonesia mulai berakar pada
pergantian abad yang lalu. Berkembang dari masa ke masa dalam waktu empat puluh
tahun, pada tahun 1940 gerakan ini telah menghujam dalam tanah air. Mengenai
perkembangan dan sifat gerakan modern Islam di Indonesia. Deliar Noer
menyimpulkan bahwa sifat dan kecenderungan gerakan ini dibentuk oleh pimpinan
organisasi serta lingkungan tempat organisasi itu bergerak.
Berdasarkan uraian diatas, terlihat
jelas bahwa Deliar Noer telah memberikan model penelitian yang memenuhi
persyaratan sebagai penelitian sejarah, yang dalam hal ini sejarah gerakan
modern Islam di Indonesia tahun 1900-1942. Penelitian tersebut walaupun tidak
secara eksplisit mengemukakan latar belakang pemikiran, permasalahan, tujuan,
metode dan pendekatan serta kerangka analisis yang digunakan dalam penelitian
telah tertampung dalam penelitian yang dilakukan Deliar Noer.