Formulir Kontak

 

Makalah Lipid


BAB I
PENDAHULUAN

A.           Latar Belakang
Secara umum senyawa yang disebut lipid dapat diartikan sebagai suatu senyawa yang dalam pelarut tidak larut dalam air, namun dapat larut dalam pelarut organik, contohnya benzen, eter, dan kloroform. Suatu lipid tersusun atas asam lemak dan gliserol.
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik. Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik nonpolar, seperti benzen, pentana, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan. Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam air yang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut non polar. Istilah lipid mencakup berbagai macam kelompok senyawa yang berbeda-beda strukturnya. Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. Besarnya energi yang dihasilkan per gram lemak adalah lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat atau 1 gram protein.

B.            Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksut dengan lipid ?
2.      Apa sifat fisik dan kimia lipid ?
3.      Apa fungsi lipid ?

C.           Tujuan Pembahasan
1.      Untuk mengetahui pengertian lipid.
2.      Untuk mengetahui sifat fisik dan kimia lipid.
3.      Untuk mengetahui fungsi Lipid.
BAB II
PEMBAHASAN

Firman Allah dalam Surah Al-A’raf Ayat: 31 yang berbunyi:
يَا بَنِي آدَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوا ۚ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ
Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
(QS: Al-A'raf Ayat: 31)

A.           Pengertian Lipid atau Lemak
Secara umum, Lipid merujuk pada sekelompok besar molekul-molekul alam yang terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, dan oksigen meliputin asam lemak, malam, sterol, vitamin-vitamin yang larut di dalam lemak, monogliserida,digliserida, fosfolipid, glikolipid, terpenoid (termasuk di dalamnya getah dan steroid) dan lain-lain. Lipid didefinisikan sebagai senyawa yang tak larut dalam airnyang diekstrak dari organisme hidup menggunakan pelarut yang kepolarannya lemah atau pelarut non polar.
Lipid adalah nama suatu golongan senyawa organik yang meliputi sejumlah senyawa yang terdapat di alam yang semuanya dapat larut dalam pelarut-pelarut organik tetapi sukar larut atau tidak larut dalam air.  Pelarut organik yang dimaksud adalah pelarut organik non polar, seperti benzene, pentane, dietil eter, dan karbon tetraklorida. Dengan pelarut-pelarut tersebut lipid dapat diekstraksi dari sel dan jaringan tumbuhan ataupun hewan. Lipid kompleks meliputi sub kelompok-kelompok yang mudah terhidrolisis menjadi zat-zat penyusun yang lebih sederhana, yaitu lilin (waxes) dan gliserida. Komponen-komponen campuran lipid dapat difraksionasi lebih lanjut dengan menggunakan perbedaan kelarutannya disalam berbagai pelarut organik.Sebagai contoh : Fosfolipid dapat dipisahkan dari sterol dan lemak netral atas dasar ketidaklarutannya di dalam aseton. Suatu reaksi yang sangat berguna untuk fraksionasi lipid adalah reaksi penyabunan, Alkali menghidrolisa lipid kompleks dan menghasilkan sabun dari komponen yang mengandung asam-asam lemak yang dapat diesterkan.

B.            Sifat Fisik dan Kimia Lipid
Sifat-sifat fisika Lipid yaitu tidak berwarna, tidak berbau dan tidak ada rasa, berat jenis lebih besar dari air, tidak mudah larut dalam air, untuk ekstraksi minyak eteris pada pembuatan parfum. Sedangkan sifat kimianya adalah dapat terjadi rancidity (tengik); dihidrolisa oleh pemanasan tinggi; hidrogensi minyak; transesterifikasi. Lipid berkarakteristik sebagai biomolekul organik yang tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstraksi dengan pelarut non-polar seperti khloroform, eter, benzene, heksana, aseton dan alkohol panas. Dimasa lalu, lemak bukan merupakan subjek yang menarik untuk riset biokimia, karena kesukarannya dalam meneliti senyawa yang tidak larut dalam air dan berfungsi sebagai cadangan energi dan komponen struktural dari membran, lemak dianggap tidak memiliki peranan metabolik beragam seperti yang dimiliki biomolekul lain, contohnya karbohidrat dan asam amino. Namun dewasa ini, riset lemak merupakan subjek yang paling menawan dari riset biokimia, khususnya dalam penelitian molekuler mengenai membran. Pernah diduga sebagai struktur lembam (inert), dewasa ini membrane dikenal secara fungsional sebagai dinamik dan suatu pengertian molelkular dari fungsi selularnya merupakan kunci untuk menjelaskan berbagai komponen biologi yang penting, contohnya sistem transport aktif dan respon seluler terhadap rangsang luar. Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sekitar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5-30%. Suatu asam lemak merupakan suatu rantai hidrokarbon dengan suatu gugusan karboksil terminal, telah diidentifikasi lebih dari 70 asam lemak yang tersedia di alam. Walaupun asam lemak berantai pendek, contohnya asam lemak berantai empat atau enam adalah lazim ditemukan, namun triasilgliserol utama pada tumbuh-tumbuhan memiliki asam lemak dengan jumlah atom karbon genap, dengan panjang 14 hingga 22 karbon. Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan ganda C=C dalam strukturnya, sementara asam lemak tidak jenuh memiliki satu atau lebih ikatan ganda, yang kadang-kadang berada dalam konfigurasi geometris cis. Asam lemak tidak jenuh paling melimpah memiliki satu atau dua ikatan ganda (masing-masing, asam lemak monoenat dan dienoat) namun, asam lemak olefenik dengan tiga (trienoat) dan empat (tetraenoat) ikatan ganda juga ditemukan secara alamiah.

C.            Fungsi Lipid
Lemak mempunyai fungsi yang cukup banyak, fungsi tersebut terbagi menjadi dua fungsi, yaitu fungsi utama dan fungsi lainnya

1.    Fungsi Utama :
a.       Sebagai penghasil energi, dimana tiap gram lemak menghasilkan sekitar 9 sampai 9,3 kalori. Energi yang berlebihan dalam tubuh disimpan dalam jaringan adipose sebagai energi potensial.
b.      Sebagai pembangun/pembentuk susunan tubuh
c.       Pelindung kehilangan panas tubuh
d.      Sebagai penghasil asam lemak essensial
e.       Sebagai pelarut vitamin A,D,E, dan K

2.    Fungsi lainnya
a.       Sebagai pengelumas diantara persendian
b.      Sebagai penangguh perasaan lapar sehubungan dengan dicernanya lemak lebih lama
c.       Sebagai pemberi cita rasa dan keharuman yang lebih baik pada makanan
d.      Sebagai agen pengemulsi yang akan mempermudah transpor substansi lemak keluar masuk melalui membran sel.
e.       Sebagai precursor dari protaglandiun yang berperan mengatur tekanan darah, denyut jantung dan lipolisis.

Kandungan lipid dalam bahan industri, sabun, makanan, kosmetik, dan parfum:
1.      kandungan lipid dalam bahan industri
Sumber-sumber minyak dan lemak dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu sumber dari tumbuh-tumbuhan yang meliputi biji-bijian dari tanaman tahunan seperti kedelai, biji kapas, kacang tanah, bunga matahari dan sebagainya; dan pohon-pohon yang menghasilkan minyak seperti pohon palem penghasil minyak kelapa dan zaitun (olive), dan sumber-sumber hewani meliputi hewan-hewan seperti sarden, hering, dan paus.
Minyak dan lemak termasuk salah satu anggota dari golongan lipid, yaitu lipid netral. Lipid itu sendiri dapat diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu lipid netral, fosfatida, spingolipid dan glikolipid. Lipid sederhana merupakan ester dari asam lemak. Semua jenis lipid ini banyak terdapat di alam.
 Lipid adalah suatu kelompok senyawa yang berhubungan dengan asam lemak serta memiliki sifat yang tidak larut dalam air, tetapi larut dalam pelarut non-polar seperti eter, kloroform dan bensen. Jadi lipid mencakup lemak, minyak lilin; steroid dan senyawa yang sejenis. Lipid merupakan salah satu komponen makanan yang penting yaitu sumber energi menghasilkan 9 kalori per gram lemak, sebagai komponen pembentuk membran sel, sebagai pembentuk hormon (steroid) dan sebagai pembawa beberapa vitamin yang larut dalam lemak seperti vitamin A, D, E dan K selain lipid khususnya seperti asam oleat, linoleat, linolenat dan arakidonat yang prostaglandin.
Meskipun secara umum lemak berasal dari sumber hewani dan minyak dari sumber nabati, hal ini tidak selalu demikian. Contohnya, minyak ikan tinggi akan asam lemak tak jenuhnya. Kadar asam lemak tak jenuh dari minyak sarden dan minyak hati ikan kod masing-masing 77% dan 84%. Demikian pula, tidak semua lemak berasal dari sumber hewani. Mentega atau lemak kakao dengan komposisi asam lemak terdiri atas 24% asam palmitat dan 35% asam stearat, berwujud padat suhu kamar.
Minyak dan lemak adalah senyawa yang serupa secara kimia. Keduanya terdiri dari asam lemak yang berantai panjang, diesterifikasi oleh gugus karbonil menjadi hidroksil dari alkohol, diesterifikasi lagi sehingga menjadi trigliserida
Perbedaan antara suatu lemak dan suatu minyak yaitu sebagian besar gliserida pada hewan berupa lemak sedangkan gliserida dalam tumbuhan cenderung berupa minyak; karena itu biasa terdengar ungkapan lemak hewani (lemak babi, lemak sapi), minyak nabati (minyak jagung, minyak bunga matahari).

2.      Kandungan lipid dalam sabun
Sabun adalah salah satu senyawa kimia tertua yang pernah dikenal. Sabun sendiri tidak pernah secara aktual ditemukan, namun berasal dari pengembangan campuran antara senyawa alkali dan lemak/minyak.
Bahan pembuatan sabun terdiri dari dua jenis, yaitu bahan baku dan bahan pendukung. Bahan baku dalam pembuatan sabun adalah minyak atau lemak dan senyawa alkali (basa). Bahan pendukung dalam pembuatan sabun digunakan untuk menambah kualitas produk sabun, baik dari nilai guna maupun dari daya tarik. Bahan pendukung yang umum dipakai dalam proses pembuatan sabun di antaranya natrium klorida, natrium karbonat, natrium fosfat, parfum, dan pewarna.

Sabun dibuat dengan reaksi penyabunan sebagai berikut:
Reaksi penyabunan (saponifikasi) dengan menggunakan alkali adalah adalah reaksi trigliserida dengan alkali (NaOH atau KOH) yang menghasilkan sabun dan gliserin. Reaksi penyabunan dapat ditulis sebagai berikut :
C3H5(OOCR)3 + 3 NaOH -> C3H5(OH)3 + 3 NaOOCR
Reaksi pembuatan sabun atau saponifikasi menghasilkan sabun sebagai produk utama dan gliserin sebagai produk samping. Gliserin sebagai produk samping juga memiliki nilai jual. Sabun merupakan garam yang terbentuk dari asam lemak dan alkali. Sabun dengan berat molekul rendah akan lebih mudah larut dan memiliki struktur sabun yang lebih keras. Sabun memiliki kelarutan yang tinggi dalam air, tetapi sabun tidak larut menjadi partikel yang lebih kecil, melainkan larut dalam bentuk ion.
Sabun pada umumnya dikenal dalam dua wujud, sabun cair dan sabun padat. Perbedaan utama dari kedua wujud sabun ini adalah alkali yang digunakan dalam reaksi pembuatan sabun. Sabun padat menggunakan natrium hidroksida/soda kaustik (NaOH), sedangkan sabun cair menggunakan kalium hidroksida (KOH) sebagai alkali. Selain itu, jenis minyak yang digunakan juga mempengaruhi wujud sabun yang dihasilkan. Minyak kelapa akan menghasilkan sabun yang lebih keras daripada minyak kedelai, minyak kacang, dan minyak biji katun.
Minyak/lemak merupakan senyawa lipid yang memiliki struktur berupa ester dari gliserol. Pada proses pembuatan sabun, jenis minyak atau lemak yang digunakan adalah minyak nabati atau lemak hewan. Perbedaan antara minyak dan lemak adalah wujud keduanya dalam keadaan ruang. Minyak akan berwujud cair pada temperatur ruang (± 28°C), sedangkan lemak akan berwujud padat.
Minyak tumbuhan maupun lemak hewan merupakan senyawa trigliserida. Trigliserida yang umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun memiliki asam lemak dengan panjang rantai karbon antara 12 sampai 18. Asam lemak dengan panjang rantai karbon kurang dari 12 akan menimbulkan iritasi pada kulit, sedangkan rantai karbon lebih dari 18 akan membuat sabun menjadi keras dan sulit terlarut dalam air. Kandungan asam lemak tak jenuh, seperti oleat, linoleat, dan linolenat yang terlalu banyak akan menyebabkan sabun mudah teroksidasi pada keadaan atmosferik sehingga sabun menjadi tengik. Asam lemak tak jenuh memiliki ikatan rangkap sehingga titik lelehnya lebih rendah daripada asam lemak jenuh yang tak memiliki ikatan rangkap, sehingga sabun yang dihasilkan juga akan lebih lembek dan mudah meleleh pada temperatur tinggi.
Jumlah minyak atau lemak yang digunakan dalam proses pembuatan sabun harus dibatasi karena berbagai alasan, seperti : kelayakan ekonomi, spesifikasi produk (sabun tidak mudah teroksidasi, mudah berbusa, dan mudah larut), dan lain-lain.   

3.      Kandungan lipid pada makanan
Lemak makanan adalah kandungan lemak yang terdapat dalam semua bahan makanan dan minuman. Pada dasarnya, semua lemak itu baik karena lemak dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan hidup manusia. Peran lemak adalah menyediakan energi sebesar 9 kalori/gram, melarutkan vitamin A, D, E, K, dan menyediakan asam lemak esensial bagi tubuh manusia. Lemak mulai dianggap berbahaya bagi kesehatan setelah adanya suatu penelitian yang menunjukkan hubungan antara kematian akibat penyakit jantung koroner dengan banyaknya konsumsi lemak dan kadar lemak di dalam darah.
Makanan berlemak terdiri dari beberapa jenis. Berdasarkan struktur kimianya, dikenal lemak jenuh, tidak jenuh tunggal, tidak jenuh ganda, dan lemak trans. Berdasarkan fungsinya di dalam tubuh, lemak terbagi menjadi lemak struktural yang membentuk dinding sel, timbunan lemak sebagai cadangan tenaga, hormon steroid, dan lemak esensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh manusia.
Secara garis besar, lemak terdapat dua bentuk, yaitu lemak padat yang berasal dari hewan dan lemak cair (minyak) yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Akan tetapi, minyak tumbuh-tumbuhan dapat diolah menjadi lemak padat melalui proses hidrogenasi dan dapat menghasilkan lemak trans yang berbahaya bagi kesehatan.
Di dalam makanan, lemak dapat tampak secara langsung (visible) maupun tidak langsung. Lemak tampak secara langsung, seperti misalnya pada babi, sapi, kambing, ayam, dan minyak goreng, sedangkan tidak tampak (invisible) biasa terdapat di dalam biskuit.
Struktur kimia lemak dalam makanan pada umumnya berbentuk trigliserida, yakni perpaduan antara satu molekul gliserol dengan tiga molekul asam lemak. Perbedaan asam lemak inilah yang membedakan jenis dan sifat lemak.
Asam lemak merupakan rangkaian atom karbon dengan ikatan rangkap atau tidak rangkap dengan gugus karbon pada ujungnya. Makin banyak ikatan rangkap, maka makin cair lemak tersebut di dalam suhu kamar. Asam lemak dengan ikatan rangkap dua atau lebih tidak dapat dibuat di dalam tubuh manusia, karena itu disebut asam lemak esensial. Makin banyak ikatan rangkap pada asam lemaknya, makin tidak jenuh lemak tersebut. Sebagai contohnya, asam lemak omega-3 adalah asam lemak dengan 3 ikatan rangkap yang dimulai pada atom C nomor 5.
Di dalam tubuh manusia, lemak dibagi menjadi dua kelompok yaitu lemak struktural dan lemak fungsional. Lemak struktural adalah bagian dari dinding sel. Sedangkan, lemak fungsional dapat berupa hormon steroid, prostaglandin, dan timbunan lemak yang dapat dipakai sebagai cadangan energi. Pada dasarnya, lemak makanan (dietary fat) memiliki fungsi untuk menyediakan energi jangka panjang, memberikan rasa kenyang setelah makan, membantu pembuatan hormon, membentuk bagian otak dan sistem saraf, membentuk membran sel untuk setiap sel di dalam tubuh, mengangkut vitamin A, D, E, dan K ke seluruh tubuh, membantu mengatur suhu tubuh, serta menyediakan dua asam lemak esensial (seperti asam linoleat dan asam linolenat) yang tidak bisa dibuat sendiri oleh tubuh manusia.
Sebelum dapat diserap oleh tubuh, lemak harus dicerna dulu menjadi gliserol dan asam lemak. Asam lemak rantai pendek (atom C 4-8) dapat langsung diserap masuk ke dalam peredaran darah, sementara asam lemak rantai panjang harus diangkut oleh protein pembawa di dalam sel usus menjadi molekul kilomikron ke dalam saluran limfe, sebelum akhirnya masuk ke dalam peredaran darah. Proses penyerapan lemak terjadi di usus halus (jejunum) dengan bantuan empedu.
Berbagai penelitian menunjukkan hubungan erat antara jumlah konsumsi lemak dan timbulnya penyakit jantung koroner. Lemak jenuh dapat meningkatkan kejadian penyakit jantung koroner, sedangkan lemak tidak jenuh akan menurunkan kejadian penyakit jantung koroner. Lemak tidak jenuh terbagi menjadi lemak tidak jenuh tunggal (asam oleat) dan lemak tidak jenuh ganda.[4] Lemak tidak jenuh tunggal terdapat di dalam minyak zaitun dan avocado.[4] Lemak tidak jenuh ganda dari tumbuh-tumbuhan terdapat di dalam minyak bunga matahari dan minyak kedelai, sementara yang dari hewan terdapat di dalam minyak ikan.

4.      Kandungan lipid pada kosmetik
Lipit atau lemak berfungsi:
1.      Lemak dapat membentuk lapisan tipis di permukaan kulit sehingga berfungsi sebagai pelindung (ptotective film) yang berguna untuk menghalangi terjadinya penguapan air sehingga mencegah terjadinya kekeringan pada kulit.
2.      Lemak memiliki sifat pembasah (wetting effect) bagi keratin, sehingga dapat berguna untuk pemeliharaan elastisitas kulit dan mempertahankan kulit agar tetap lembut dan halus.
3.      Lemak dapat melarutkan kotoran-kotoran seperti sisa-sisa make-up, oleh sebab itu baik digunakan dalam preparat pembersih.
4.      Jenis lemak tertentu seperti lemak hewani, nabati dan malam mudah diabsorpsi oleh kulit, sehingga merupakan bahan dasar yang baik untuk bahan-bahan aktif masuk ke dalam kulit.Lemak hewani dan lemak nabati tertentu mengandung bahan aktif seperti vitamin, hormon, dan lestin yang bermanfaat bagi kulit.


5.      Kandungan lipid pada parfum
Seniman Australia Lucy McRae dan ahli biologi sintetis Sheref Mansy bekerja sama menciptakan pil parfum, pil yang akan memancarkan harum semerbak tidak lama kemudian dari tubuh pemakai setelah menelannya. Rasanya seperti telah disemprot dengan parfum.
Di dalam kapsul mengandung molekul lipid aroma sintetis, yang meniru struktur molekul lemak dalam tubuh manusia. Ketika molekul lipid ini mendapatkan enzim metabolisme tubuh, molekul aromatik akan dipancarkan, seperti berkeringat, dikeluarkan dalam bentuk cairan halus dari permukaan kulit, sehingga kulit pun menghasilkan aroma harum.
Kapsul aromatik tersebut mudah dicerna, melalui proses metabolisme manusia, pil aromatik menjadikan kulit seperti sebuah platform, sebagai sebuah perecik. Sementara itu, molekul aromatik dikeluarkan seiring metabolisme, bercampur dengan keringat, kemudian membentuk tetesan halus di permukaan kulit, dan memancarkan aroma harum yang unik.




BAB III
PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto Agus Krisno. 2001. Dasar-Dasar Ilmu Gizi. Malang : Penerbit UMM press.
Mahan LK & Escott-Stump S. 2008. Krause’s Food & Nutrition Therapy, Edition 12. Canada: Saunders Elsevier.
Ngill, Yohanes. 2010. Biokimia Dasar. Bandung : Rekayasa Sains.
Stanner S, Thompson R, dan Buttriss JL. 2009. Healthy Aging : The Role of Nutrition and Lifestyle. British Nutrition Foundation. UK: Wiley-Blackwell, West Sussex.







Total comment

Author

AHLUL NAZAR

0   komentar

Cancel Reply