BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini sering kita lihat banyak anak-anak
yang mengalami kemunduran dan kesulitan dalam belajar. Hal ini dapat disebabkan
oleh faktor internal dan eksternal. Salah satu faktor eksternal yang
mempengaruhi proses belajar adalah kurangnya motivasi.
Motivasi
merupakan satu penggerak dari dalam hati seseorang untuk melakukan atau
mencapai sesuatu tujuan. Motivasi belajar siswa merupakan hal yang amat penting
bagi pencapaian kinerja atau prestasi belajar siswa.Motivasi juga merupakan
kekuatan yang mendorong dan mengarahkan keberhasilan prilaku yang tetap ke arah
tujuan tertentu. Motivasi bisa berasal dari dalam diri seseorang atau pun dari
luar dirinya. Motivasi yang berasal dari dalam diri sesorang disebut motivasi instrinsik,
dan yang berasal dari luar adalah motivasi ekstrinsik.
Motivasi mempunyai peranan yang strategis dalam
aktivitas belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi.
Tidak ada motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi
lebih optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya
diketahui, tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas belajar mengajar.
Dengan demikian jika sebuah motivasi (dalam hal
ini ketidak berdayaan dan tanpa harapan) dihilangkan, maka aliran energi dalam
tubuh kita bisa mengalir kembali. Dan pada makalah ini, kami akan mencoba
membahas tentang motivasi dan berbagai aspek yang berhubungan dengan teori
motivasi.
B. Rumusan Masalah
Meninjau latar belakang yang telah diuraikan di
atas, maka kami merumuskan beberapa pokok permasalahan sebagai berikut:
A. Pengertian Motivasi
B. Konsep Motivasi
C. Jenis motivasi
D.
Sifat Motivasi
E.
Fungsi motivasi
F. Teori –
Teori Motivasi
G. Ciri-ciri motivasi
H. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
C. Tujuan Penulisan Makalah
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Psikologi Pendidikan dan tujuan dari
pembahasan ini yaitu kami berusaha untuk memberikan informasi mengenai
teori-teori motivasi. Terlebih lagi, kami juga berharap agar pembaca dapat
mengetahui hal tersebut dengan baikatau pun bisa mulai menerapkannya dalam
kehidupan agar menjadi lebih baik.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
motivasi
Motivasi berasal dari kata lain “MOVERE” yang
berarti dorongan atau bahasa Inggrisnya to move. Motif diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam diri organisme yang mendorong untuk berbuat
(driving force). Motif tidak berdiri sendiri, tetapi saling berkaitan dengan
faktor-faktor lain, baik faktor eksternal, maupun faktor internal. Hal-hal yang
mempengaruhi motif disebut motivasi. Michel J. Jucius menyebutkan motivasi
sebagai kegiatan memberikan dorongan kepada seseorang atau diri sendiri untuk
mengambil suatu tindakan yang dikehendaki. Menurut Dadi Permadi, motivasi
adalah dorongan dari dalam untuk berbuat sesuatu, baikyang positif maupun yang
negatif.
Motivasi adalah gejala psikologis dalam bentuk
dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar untuk melakukan suatu tindakan
dengan tujuan tertentu. Motivasi juga bisa dalam bentuk usaha - usaha yang
dapat menyebabkan seseorang atau kelompok orang tertentu tergerak melakukan
sesuatu karena ingin mencapai tujuan yang dikehendakinya atau mendapat kepuasan
dengan perbuatannya. Motivasi mempunyai peranan starategis dalam aktivitas
belajar seseorang. Tidak ada seorang pun yang belajar tanpa motivasi, tidak ada
motivasi berarti tidak ada kegiatan belajar. Agar peranan motivasi lebih
optimal, maka prinsip-prinsip motivasi dalam belajar tidak hanya diketahui,
tetapi juga harus diterangkan dalam aktivitas sehari-hari.
B.
Konsep Motivasi
Konsep motivasi yang dijelaskan oleh Suwanto
adalah sebagai berikut :
1. Model
Tradisional
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerja meningkat perlu diterapkan sistem insentif
dalam bentuk uang atau barang kepada pegawai yang berprestasi.
2. Model Hubungan Manusia
Untuk
memotivasi pegawai agar gairah kerjanya meningkat adalah dengan mengakui
kebutuhan sosial mereka dan membuat mereka merasa berguna dan penting.
3. Model Sumber Daya Manusia
Pegawai
dimotivasi oleh banyak faktor, bukan hanya uang atau barang tetapi juga
kebutuhan akan pencapaian dan pekerjaan yang berarti.
C.
Jenis motivasi
Menurut Dimyati
dan Mudjiono (2002:86) motivasi sebagai kekuatan mental individu memiliki 2
jenis tingkat kekuatan, yaitu:
a. Motivasi Primer
Motivasi
primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar, motif dasar
tersebut berasal dari segi biologis atau jasmani manusia. Dimyati mengutip
pendapat Mc.Dougal bahwa tingkah laku terdiri dari pemikiran tentang tujuan dan
perasaan subjektif dan dorongan mencapai kepuasan contoh mencari makan, rasa
ingin tahu dan sebagainya.
b. Motivasi sekunder
Motivasi sekunder adalah motivasi yang
dipelajari, motif ini dikaitkan dengan motif sosial, sikap dan emosi dalam
belajar terkait komponen penting seperti afektif, kognitif dan kurasif,
sehingga motivasi sekunder dan primer sangat penting dikaitkan oleh siswa dalam
usaha pencapaian prestasi belajar.
D.
Sifat Motivasi
1. Motivasi
Intrinsik
Yang
dimaksud dengan motivasi intrinsik adalah motif-motif yang menjadi aktif atau
berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam diri setiap
individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu. Sebagai contoh seseorang yang senang membaca, tidak usah ada yang
menyuruh atau mendorongnya, ia sudah rajin mencari buku-buku untuk dibacanya. Kemudian kalau
dilihat dari segi tujuan kegiatan yang dilakukannya (misalnya kegiatan
belajar), maka yang dimaksud dengan motivasi intrinsik ini adalah ingin
mencapai tujuan yang terkandung di dalam perbuatan belajar itu sendiri.
Sebagai contoh konkrit, seorang siswa itu
melakukan belajar, karena betul-betul ingin mendapat pengetahuan, nilai atau
keterampilan agar dapat berubah tingkah lakunya secara konstruktif, tidak
karena tujuan yang lain-lain. “intrinsik motivations are inherent in the
learning situations and meet pupil-needs and purposes”.Itulah sebabnya motivasi
intrinsik dapat juga dikatakan sebagai bentuk motivasi yang di dalamnya
aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan suatu dorongan dari dalam
diri dan secara mutlak berkait dengan aktivitas belajarnya. Seperti tadi
dicontohkan bahwa seorang belajar, memang benar-benar ingin mengetahui segala
sesuatunya, bukan karena ingin pujian atau ganjaran.
2. Motivasi
Ekstrinsik
Motivasi
ekstrinsik adalah motif-motif yang aktif dan berfungsinya karena adanya
perangsang dari luar. Sebagai contoh itu seseorang itu belajar,karena tahu
besok paginya akan ujian dengan harapan akan mendapatkan nilai baik, sehingga
akan dipuji oleh pacarnya,atau temannya. Jadi yang penting bukan karena belajar
ingin mengetahui sesuatu, tetapi ingin mendapatkan nilai yang baik,atau agar
mendapat hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang
dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa yang
dilakukannyn itu.Oleh karena itu motivasi ekstrinsik dapat juga
dikatakan sebagai bentuk motivasi yang didalamnya aktivitas belajar dimulai dan
diteruskan berdasarkan dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan
dengan aktivitas belajar.
E.Fungsi
motivasi
Dalam proses
belajar, motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai
motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melaksanakan aktivitas belajar.
Motivasi diperlukan dalam menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Menurut Djamarah (2002 : 123) ada tiga fungsi motivasi:
v Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi sebagai
pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang seharusnya anak didik ambil dalam
rangka belajar.
v Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis
melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu kekuatan yang tak
terbendung,yang kemudian terjelma dalam bentuk gerakan psikofisik.
v Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang mempunyai
motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang harus dilakukan dan mana
perbuatan yang diabaikan.
Menurut Hamalik (2003:161) fungsi motivasi adalah :
v Mendorong timbulnya suatu kelakuan atau perbuatan. Tanpa adanya
motivasi maka tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.
v Motivasi berfungsi sebagai
pengarah. Artinya mengarahkan perbuatan ke pencapaian tujuan yang diinginkan.
v Motivasi berfungsi sebagai penggerak. Motivasi berfungsi sebagai
mesin dalam mobil. Besar kecilnya motivasi akan menentukan cepat lambatnya
suatu pekerjaan.
Menurut Sardiman (2006:85) ada 3 fungsi motivasi :
v Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor
yang melepaskan energi.
v Menentukan arah perbuatan, yaitu kearah tujuan yang hendak dicapai
v Menyeleksi perbuatan yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang
harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyisihkan
tujuan-tujuan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Dengan adanya
usaha yang tekun dan didasari motivasi maka siswa akan belajar dengan baik dan
prestasi belajar akan optimal.
F.
Teori – Teori Motivasi
Banyak teori
motivasi yang dikemukakan oleh para ahli yang dimaksudkan untuk memberikan
uraian yang menuju pada apa sebenarnya manusia dan manusia akan dapat menjadi
seperti apa. Landy dan Becker membuat pengelompokan pendekatan teori motivasi
ini menjadi 5 kategori yaitu teori kebutuhan,teori penguatan,teori
keadilan,teori harapan,teori penetapan sasaran.
A. Teori Motivasi Abraham Maslow (1943-1970)
Abraham Maslow
(1943;1970) mengemukakan bahwa pada dasarnya semua manusia memiliki kebutuhan
pokok. Ia menunjukkannya dalam 5 tingkatan yang berbentuk piramid, orang
memulai dorongan dari tingkatan terbawah. Lima tingkat kebutuhan itu dikenal
dengan sebutan Hirarki Kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar
sampai motif psikologis yang lebih kompleks; yang hanya akan penting setelah
kebutuhan dasar terpenuhi. Kebutuhan pada suatu peringkat paling tidak harus
terpenuhi sebagian sebelum kebutuhan pada peringkat berikutnya menjadi penentu
tindakan yang penting.

Ø Kebutuhan fisiologis (rasa lapar, rasa haus, dan sebagainya)
Kebutuhan
fisiologis merupakan hirarki kebutuhan manusia yang paling dasar yang merupakan
kebutuhan untuk dapat hidup seperti makan,minum, perumahan, oksigen, tidur dan
sebagainya.
Ø Kebutuhan rasa aman (merasa aman dan terlindung, jauh dari bahaya)
Apabila
kebutuhan fisiologis relatif sudah terpuaskan, maka muncul kebutuhan yang kedua
yaitu kebutuhan akan rasa aman. Kebutuhan akan rasa aman ini meliputi keamanan
akan perlindungan dari bahaya kecelakaan kerja, jaminan akan kelangsungan
pekerjaannya dan jaminan akan hari tuanya pada saat mereka tidak lagi bekerja.
Ø Kebutuhan
Sosial
Jika kebutuhan
fisiologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal, maka akan muncul
kebutuhan sosial, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi dana interaksi
yang lebih erat dengan orang lain. Dalam organisasi akan berkaitan dengan
kebutuhan akan adanya kelompok kerja yang kompak, supervisi yang baik, rekreasi
bersama dan sebagainya.
Ø Kebutuhan akan rasa cinta dan rasa memiliki (berafiliasi dengan
orang lain, diterima, memiliki)
Ø Kebutuhan akan penghargaan (berprestasi, berkompetensi, dan
mendapatkan dukungan serta pengakuan)
Kebutuhan ini
meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi seseorang,
pengakuan atas kemampuan dan keahlian seseorang serta efektifitas kerja
seseorang.
Ø Kebutuhan aktualisasi diri (kebutuhan kognitif: mengetahui,
memahami, dan menjelajahi; kebutuhan estetik: keserasian, keteraturan, dan
keindahan; kebutuhan aktualisasi diri: mendapatkan kepuasan diri dan menyadari
potensinya)
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
Bila makanan dan rasa aman sulit diperoleh, pemenuhan kebutuhan tersebut akan mendominasi tindakan seseorang dan motif-motif yang lebih tinggi akan menjadi kurang signifikan. Orang hanya akan mempunyai waktu dan energi untuk menekuni minat estetika dan intelektual, jika kebutuhan dasarnya sudah dapat dipenuhi dengan mudah. Karya seni dan karya ilmiah tidak akan tumbuh subur dalam masyarakat yang anggotanya masih harus bersusah payah mencari makan, perlindungan, dan rasa aman.
B.
Teori Motivasi Herzberg (1966)
Menurut
Herzberg (1966), ada dua jenis faktor yang mendorong seseorang untuk berusaha
mencapai kepuasan dan menjauhkan diri dari ketidakpuasan. Dua faktor itu
disebutnya faktorhigiene (faktor ekstrinsik) dan faktor motivator (faktor
intrinsik). Faktor higiene memotivasi seseorang untuk keluar dari
ketidakpuasan, termasuk didalamnya adalah hubungan antar manusia, imbalan,
kondisi lingkungan, dan sebagainya (faktor ekstrinsik), sedangkan faktor
motivator memotivasi seseorang untuk berusaha mencapai kepuasan, yang termasuk
didalamnya adalah achievement, pengakuan, kemajuan tingkat kehidupan, dsb
(faktor intrinsik).
C.
Teori Motivasi Douglas Mcgregor
Mengemukakan
dua pandangan manusia yaitu teori X (negative) dan teori y (positif), Menurut
teori x empat pengandaian yag dipegang manajer
a. karyawan secara inheren tertanam dalam dirinya tidak menyukai kerja
b. karyawan tidak menyukai kerja mereka harus diawasi atau diancam
dengan hukuman untuk mencapai tujuan.
c. Karyawan akan menghindari tanggung jawab.
d. Kebanyakan karyawan menaruh keamanan diatas semua factor yang
dikaitkan dengan kerja.
Kontras dengan pandangan negative ini mengenai kodrat manusia ada
empat teori Y :
- karyawan dapat memandang kerjasama dengan
sewajarnya seperti istirahat dan bermain.
- Orang akan menjalankan pengarahan diri dan
pengawasan diri jika mereka komit pada sasaran.
- Rata rata orang akan menerima tanggung
jawab.
- Kemampuan untuk mengambil keputusan
inovatif.
D. Teori Motivasi Vroom (1964)
Teori dari
Vroom (1964) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa
seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat
melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan.
Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga
komponen, yaitu:
Ø Ekspektasi (harapan) keberhasilan pada suatu tugas
Ø Instrumentalis, yaitu penilaian tentang apa yang akan terjadi jika
berhasil dalam melakukan suatu tugas (keberhasilan tugas untuk mendapatkan
outcome tertentu).
Ø Valensi, yaitu respon terhadap outcome seperti perasaan posistif,
netral, atau negatif.Motivasi tinggi jika usaha menghasilkan sesuatu yang
melebihi harapanMotivasi rendah jika usahanya menghasilkan kurang dari yang
diharapkan
E. Achievement Theory Teori achievement Mc Clelland (1961),
yang
dikemukakan oleh Mc Clelland (1961), menyatakan bahwa ada tiga hal penting yang
menjadi kebutuhan manusia, yaitu:
Ø Need for achievement (kebutuhan akan prestasi)
Ø Need for afiliation (kebutuhan akan hubungan sosial/hampir sama
dengan soscialneed-nya Maslow)
Ø Need for Power (dorongan untuk mengatur)
F. Clayton Alderfer ERG
Clayton
Alderfer mengetengahkan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan
manusia akan keberadaan (exsistence), hubungan (relatedness), dan pertumbuhan
(growth). Teori ini sedikit berbeda dengan teori maslow. Disini Alfeder
mngemukakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak atau belum dapat
dipenuhi maka manusia akan kembali pada gerak yang fleksibel dari pemenuhan
kebutuhan dari waktu kewaktu dan dari situasi ke situasi.
G.
Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman (2006 : 83) motivasi pada diri
seseorang itu memiliki ciri-ciri: Tekun menghadapi tugas Ulet menghadapi kesulitan
(tidak lekas putus asa) Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah Lebih
senang bekerja mandiri Tidak cepat bosan terhadap tugas-tugas yang rutin Dapat
mempertahankan pendapatnya Tidak cepat menyerah terhadap hal yang diyakini
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal. Apabila seseorang mempunyai
ciri-ciri tersebut, berarti siswa mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan
belajar mengajar akan berhasil baik jika siswa memiliki minat untuk belajar,
tekun dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam mengatasi
kesulitan belajar.
H.
Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa
faktor yang mempengaruhi motivasi belajar adalah:
a. Cita-cita atau aspirasi siswa Cita-cita atau
aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai.Cita-cita akan memperkuat
motivasi belajar.
b.Kemampuan
belajar Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan.Kemampuan ini meliputi
beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya penghematan,
perhatian, ingatan, daya pikir, fantasi.
c.
Kondisi siswa Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik.
Kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar di sini berkaitan dengan
kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Seorang siswa yang kondisi jasmani dan
rohani yang terganggu, akan menganggu perhatian belajar siswa, begitu juga sebaliknya.
d.
Kondisi lingkungan Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari
luar diri siswa. Kondisi lingkungan yang sehat, kerukuan hidup, ketertiban
pergaulan perlu dipertinggi mutunya dengan lingkungan yang aman, tentram,
tertib dan indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah diperkuat.
e.
Unsur-unsur dinamis dalam belajar Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah
unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar mengajar tidak stabil,
kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Misalnya
keadaan emosi siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga dan lain-lain.
f. Upaya
guru dalam pembelajaran siswa Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru
mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi,cara
menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi hasil belajar siswa, dan
lain-lain. Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada
kepentingan siswa, maka diharapkan dapat menimbulkan motivasi belajar siswa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Motivasi
adalah keadaan individu yang terangsang yang terjadi jika suatu motif
telahdihubungkan dengan suatu pengharapan yang sesuai. Sedangkan motif adalah
segaladaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif tidak dapat
dilihat begitusaja dari perilaku seseorang karena motif tidak selalu seperti
yang tampak, bahkankadang-kadang berlawanan dari yang tampak.
Dari tujuan-tujuan yang tidak selalu disadari ini,
kita dipaksa menghadapi seluruh persoalan motivasi yang tidak disadari itu.
Karena teori motivasi yang sehat tidak membenarkan pengabaian terhadap
kehidupan tidak sadar. Dari banyaknya pandangan yang berbeda mengenai motivasi
yang mungkin dikarenakanoleh penggunaan metode observasi yang berbeda-beda,
studi tentang berbagai kelompokusia dan jenis kelamin yang berbeda, dan
sebagainya, terdapat model tentang motivasiyang digeneralisasi yang
mempersatukan berbagai teori yang ada.
Ada macam-macam motivasi dalam satu perilaku.
Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar baik bagi guru
maupun siswa. Bagi guru mengetahui motivasi belajar dari siswa sangat
diperlukan guna memelihara dan meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa
motivasi belajar dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong
untuk melakukan kegiatan belajar. Suatu perbuatan atau keinginan yang disadari
dan hanya mempunyai satu motivasi bukanlah hal yang biasa, tetapi tidak
biasa.Karena suatu keinginan yang disadari atau perilaku yang bermotivasi dapat
berfungsisebagai penyalur untuk tujuantujuan lainnya.Apabila dapat terjadi
keseimbangan, hal tersebut mencerminkan ”hasil pekerjaan”seseorang yang
berhadapan dengan potensinya untuk perilaku, yang dapat diidentifikasisebagai
”kemampuannya”. Jadi, motivasi memegang peranan sebagai perantara untuk mentransformasikan
kemampuan menjadi hasil pekerjaan.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul
wahid, Mustaqim. 1991. Psikologi pendidikan. Jakarta : PT Melton Putra.
Marno, M. Idris. 2012. Strategi dan Metode
Pengajaran. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media.
Sardiman,A.M. 2006.
Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Grafindo.
Sabri, M. Alisuf. 1996. Psikologi pendidikan
berdasarkan kurikulum nasional. Jakarta : pedoman ilmu jaya.
Suryabrata, sumadi. 2002. Psikologi pendidikan.
Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Sarlito wirawan sarwono. 1982. Pengantar umum
psikologi. Jakarta : N.V. Bulan Bintang.